Bank BTN Catatkan Kenaikan Laba Bersih pada Kuartal III-2017

Dirut BTN Maryono bersama jajaran direksi pada paparan kinerja kuartal III-2017 di Menara BTN, Harmoni, Jakarta

PT Bank Tabungan Negara (BTN) mencatat laba bersih sebesar Rp 2 triliun, pada kuartal III-2017. Angka itu tumbuh 24% secara year on year (yoy) dari Rp 1,62 triliun, pada periode sama sebelumnya. Capaian laba bersih BTN per kuartal III-2017 itu disumbang pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang naik 16,95% yoy dari Rp 5,59 triliun, dari September tahun lalu menjadi Rp 6,54 triliun. Kenaikan tersebut bersumber dari peningkatan kredit.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, pertumbuhan positif tersebut membuat perseroan semakin optimis bisa mencapai target kinerja sampai akhir tahun. Pasalnya, BTN menargetkan, perolehan laba bersih 2017 sebanyak Rp 3 triliun. Pertumbuhan NII, kata dia, didukung pula pertumbuhan beban bunga yang lebih lambat dibanding peningkatan pendapatan bunga. Beban bunga BTN hanya tumbuh sebesar 9,21 persen yoy sedangkan pendapatan bunga mencapai 12,59 persen yoy.

“BTN punya culture, pertumbuhannya di kuartal empat meningkat luar biasa. Maka nambah Rp 1 triliun lagi selama kuartal empat diharapkan bisa tercapai. Meski tahun ini diwarnai berbagai tangan global, namun kami meyakini tetap mampu mencapai target yang ditetapkan pada 2017. Didukung berbagai inovasi dan transformasi serta kebijakan pemerintah yang proaktif dalam memberikan stimulus bagi pertumbuhan industri khususnya perbankan serta property,” ujar Maryono kepada wartawan dalam konferensi pers terkait paparan kinerja keuangan perusahaan pada kuartal III-2017 di Menara BTN, Jakarta, Senin, (23/10).

Hingga September 2017, lanjut dia, bank yang fokus menggarap segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini juga berhasil mencetak pertumbuhan kredit sebesar 19,95 persen yoy atau naik menjadi Rp 184,5 triliun. Sebelumnya pada periode sama 2016 hanya Rp 153,81 triliun.

Maryono menjelaskan, peningkatan kredit itu berkat penyaluran kredit perumahan yang porsinya mencapai 90,61 persen dari total pinjaman. “Per September 2017, kredit perumahan BTN naik 19,32 persen yoy menjadi Rp 167,16 triliun. Di segmen ini, KPR subsidi mencatatkan kenaikan paling tinggi yakni sebesar 30,78 persen yoy menjadi Rp 68,34 triliun,” tuturnya.

Dengan begitu, BTN menguasai pangsa pasar KPR subsidi sebanyak 96,69%. Perseroan bahkan memimpin pasar KPR dengan pangsa sebesar 35,62% per Juni 2017. “Untuk growth loan sampai akhir target kita targetkan 21 sampai 23 persen,” kata Maryono.

Dia yakin target akan tercapai, apalagi kini rasio kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) grossterpantau turun ke 3,07% sebelumnya di kuartal tiga tahun lalu 3,6 persen. Sementara NPL nett per September 2017 juga terjaga di 2,06 persen padahal pada bulan sama 2016 menyentuh 2,4%.

Direktur BTN Mahelan Prabantarikso menambahkan, BTN mencatat sampai September 2017 realisasi program sejuta rumah sebesar 70% dari target. BTN telah menyalurkan kredit dalam program ini sebesar Rp 50,94 triliun kepada 466,251 unit rumah. “Realisasi ini terdiri dari penyaluran kredit subsidi untuk 319.798 unit rumah senilai Rp 22,2 triliun,” katanya.

Selain itu kredit program sejuta rumah ini disumbang oleh kredit nonsubsidi untuk 146.453 unit rumah senilai Rp 28,74 triliun. Tahun ini BTN membidik 666.000 unit rumah dalam rangka menyukseskan program sejuta rumah. Sejak program satu juta rumah dicanangkan pemerintah, BTN tercatat telah menyalurkan ke 1,53 juta unit rumah atau setara dengan Rp 167,86 triliun. T ahun depan bank akan menyalurkan kredit subdisi dalam dia bentuk yaitu subsidi selisih bunga (SSB) dan FLPP. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *