Bahas Visi Indonesia 2045, Anak Muda Diminta Sumbang Ide dan Inovasi Pembangunan

Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro bersama anak muda. foto: humas

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengajak anak muda memberi sumbangan ide dan inovasi pada pembangunan Indonesia dalam bersilaturahmi dan berdiskusi santai tentang Visi Indonesia 2045 di kediaman dinas di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (16/6).

Di antara para anak muda panutan yang berprestasi tersebut dari seluruh Indonesia, terdapat pendiri usaha rintisan (start-up) teknologi, pengusaha muda, influencers, pekerja seni, penggerak masyarakat, aktivis sosial, sociopreneur, dan pemimpin muda lainnya.

“Saya ingin mendengar langsung ide, masukan, dan gagasan dari kalian, anak-anak muda berprestasi tentang pembangunan Indonesia ke depan, terutama menuju Indonesia di 2045, untuk memperkaya strategi pembangunan Indonesiasehingga negara ini maju dengan ide-ide visioner, inklusif, inovatif, dan berkelanjutan,” tutur Bambang dalam rilis Humas Kementerian PPN/Bappenas, Senin (17/6).

Visi Indonesia 2045 menjadi panduan mengenai arah pembangunan Indonesia menuju Indonesia Emas, yaitu 100 tahun Indonesia Merdeka, dilakukan dengan melalui empat pilar utama, yaitu: (1) Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang menekankan pada percepatan pendidikan rakyat Indonesia secara merata, peningkatan peran kebudayaan dalam pembangunan, peningkatan sumbangan Iptek dalam pembangunan, peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup rakyat, serta reformasi ketenagakerjaan.

(2), Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan menekankan peningkatan investasi dan perdagangan luar negeri, percepatan industri dan pariwisata, pembangunan ekonomi maritim, pemantapan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani, pemantapan ketahanan energi dan air, serta komitmen terhadap lingkungan hidup.

(3) Pemerataan Pembangunan menekankan pada percepatan pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan usaha dan pendapatan, pemerataan pembangunan wilayah, serta pembangunan infrastruktur yang merata dan terintegrasi; dan

(4) Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan menekankan pada demokrasi substantif, reformasi kelembagaan dan birokrasi, penguatan sistem hukum nasional dan antikorupsi, politik luar negeri bebas aktif, serta penguatan ketahanan dan keamanan.

Diskusi selama hampir dua jam tersebut berlangsung dua arah dan interaktif. Fokus utama dari diskusi adalah percepatan pembangunan manusia. Pada 2018, penduduk usia produktif di Indonesia mencapai 68,6 persen atau 181,3 juta jiwa.

Perubahan struktur penduduk ini akan membuka peluang bagi Indonesia untuk mendapatkan bonus demografi (demographicdividend), kondisi di mana penduduk usia produktif mendominasi piramida penduduk, yang dalam jangka menengah dan panjang akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mengantarkan Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas. Bonus demografi ini akan diperoleh dengan prasyarat utama tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *