Bahas Pembangunan Indonesia Timur, Kementerian BAPPENAS Gelar RDS of East Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua

Tangkapan layar aplikasi video meeting Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy S. Prawiradinata dalam Kick of Meeting RDS secara virtual. Foto: humas Bappenas

Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan secara daring (dalam jaringan) atau virtual melalui aplikasi video meeting Kick Off Meeting Regional Development Summit (RDS) of East Nusa Tenggara, Maluku, and Papua 2021, di Gedung Bappenas, Jakarta, Jumat (10/9/2021).

semarak.co-Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy S. Prawiradinata menyebut tujuan kegiatan Kick Off Meeting RDS ini untuk membahas strategi pemerataan pembangunan di timur Indonesia dan memperkecil kesenjangan, sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024.

Bacaan Lainnya

“Kita betul-betul ingin perencanaan ini berbasis kewilayahan, pembangunan betul-betul delivered sampai ke masyarakat, berdampak signifikan, dan memang itu yang dibutuhkan,” ujar Rudy seperti dirilis humas melalui WAGroup Bappenas Media, Jumat (10/9/2021).

Perencanaan pembangunan yang disusun sesuai karakter, budaya, hingga tantangan tiap wilayah, tetap dilihat secara holistik, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua yang menjadi satu bagian perencanaan pembangunan yang sama.

Dalam wilayah ini, terdapat lima provinsi, yakni NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Hingga kini, kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah timur masih relatif kecil. Pada 2020, kontribusi PRDB dari wilayah NTT, Maluku, dan Papua tercatat sebesar 3,02 persen.

“Tentu, kita melihat isu pembangunannya, contohnya masih rendahnya kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dan belum optimalnya pengembangan rantai nilai komoditas, padahal potensinya besar,” imbuh Deputi Rudy.

Isu lainnya meliputi konektivitas antar wilayah, risiko bencana dan dampak perubahan iklim, serta tata kelola kelembagaan dalam mendorong pembangunan daerah. Dalam mengatasi ketimpangan antarwilayah, pemerintah menggunakan kerangka kerja melalui lima kegiatan prioritas.

Yaitu pengembangan kawasan strategis, pengembangan sektor unggulan, pengembangan kawasan perkotaan, pengembangan daerah tertinggal, kawasan perbatasan, perdesaan dan transmigrasi, serta penataan kelembagaan daerah yang mendukung prioritas nasional tersebut.

Sebagai clearing house pembangunan, Kementerian PPN/Bappenas berperan memastikan sinergi pembangunan wilayah dengan melibatkan seluruh pihak. “Karena itu, pembagian peran dan sumber pendanaan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, sektor swasta, dan mitra pembangunan perlu dioptimalkan dan dipastikan agar sejalan dengan kebijakan pembangunan wilayah yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Plt. Direktur Regional III Kementerian PPN/Bappenas Ika Retna Wulandary menambahkan, didukung Yayasan Econusa, Yayasan BaKTI, serta sejumlah mitra pembangunan, RDS of East Nusa Tenggara, Maluku, and Papua 2021 turut membahas strategi pembangunan yang diusung Kementerian PPN/Bappenas.

Yakni percepatan pembangunan manusia bagi Nusa Tenggara, optimalisasi keunggulan wilayah sebagai Lumbung Ikan Nasional untuk Maluku, hingga transformasi perekonomian wilayah sebagai basis hilirisasi komoditas unggulan wilayah pertanian untuk Papua.

RDS of East Nusa Tenggara, Maluku, and Papua 2021, lanjut Retna, akan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) bersama mitra pembangunan yang berlangsung hingga Oktober 2021 dan membahas pembangunan wilayah timur di bidang infrastruktur, sumber daya manusia, lingkungan hidup, dan tata kelola pembangunan.

“Regional Development Summit mendorong kolaborasi, dialog yang hangat, semangat berbagi peran, dan fokus pembangunan wilayah NTT, Maluku, dan Papua ke depan,” tutup Retna dalam rilis yang sama. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *