Bacaan Niat Puasa Sebulan Penuh, Arti dan Contoh Pelaksanaan Tarhib Jelang Bulan Puasa

Grafis ilustrasi puasa Ramadan 2021. foto: internet

Jelang bulan puasa Ramadhan yang tinggal menghitung jam, kata tarhib Ramadhan kembali banyak digaungkan. Untuk diketahui, awal puasa 1 Ramadhan 1444 H akan ditetapkan Pemerintah melalui sidang isbat yang digelar Rabu sore ini (22/3/2023).

semarak.co-Walaupun Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa 1 Ramadhan 1444 H bertepatan hari Kamis besok, 23 Maret 2023. Atau mulai mala mini warga Muhammadiyah sudah melakukan shalat sunnah tarawih. Diharapkan hasil sidang isbat pemerintah akan menjatuhkan 1 ramadhan akan sama besok juga.

Bacaan Lainnya

Datangnya bulan suci Ramadhan selalu disambut dengan suka cita umat Muslim. Lewat berbagai tarhib Ramadhan, umat Islam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Sebelumnya istrilah tarhib Ramadhan banyak digunakan, masyarakat Islam di Indonesia sudah melakukan sejumlah kegiatan yang tergolong tarhib Ramadhan.

Sejumlah kegiatan yang termasuk tarhib Ramadhan ini, termasuk yang bersifat tradisi hingga resmi. Dilansir tribunkaltim.co dari laman resmi https://malangkota.kemenag.go.id/ tarhib berasal dari bahasa Arab.

Tarhib artinya penyambutan. Bila ditilik lebih jauh, kata ini dari Rahiba-Yarhabu-Rahaban bermakna Ittasa’a (melebarkan, meluaskan, melapangkan). Kata ini dalam bahasa Arab digunakan untuk sambutan, sambutan apa saja. Bukan diperuntukkan untuk Ramadhan saja.

Seperti kalamat al-Tarhib (kata sambutan), menyambut mudir, presiden, dan lainnya. Atau mudahnya, kata Tarhib adalah ungkapan selamat datang atas kedatangan seseorang, atau kehadiran sesuatu yang indah.

Sama dengan ungkapan Marhaban, yaitu Aku sambut engkau dengan penuh kelapangan hati dan pikiran, juga aku sambut engkau dengan seluruh jiwa dan ragaku. Ada pula yang masih terkait dengan kata ini, yaitu Rihab, Ruhbah, Tarhab, dan beberapa kata lainnya.

Yang artinya tidak jauh berbeda; tanah lapang, luas, tempat yang luasa, ramah, senang, bahagia, dengan tangan terbuka. Jadi, tarhib Ramadhan adalah menyambut bulan Ramadhan dengan senang hati, dengan tangan terbuka, dengan penuh kebahagiaan baik jiwa dan raga.

Bagaimana tarhib Ramadhan di Indonesia? Sesuai dengan kreasi masyarakat yang menyambutnya. Ada dengan kajian-kajian fiqih puasa. Ada pula dengan halaqah-halaqah seputar bulan Ramadhan, dan lainnya.

Di Indonesia, kata tarhibnya mungkin baru. Tetapi tradisi sambuta sudah lama, walau kegiatannya berbeda-beda, dengan istilah yang berbeda-beda pula. Ada Meggengan, tradisi Jawa, yang dimulai dari ziarah kubur kemudian mengundang makan bersama dengan makanan tertentu yang dipenuhi dengan filosofis.

Meggengan, menahan. Menahan dari hal-hal yang mengurangi pahala puasa, atau yang membatalkan puasa. Dalam masyarakat Sunda juga dikenal dengan istilah Munggahan. Munggah, naik. Naik pada derajat berikutnya. Naik ke bukan suci. Bentuk kegiatannya juga bervareasi.

Dan demikian pula dalam masyarakat lainnya di wilayah Indonesia. Kaya tradisi. Berbagai sambutan untuk bukan suci. Menyambut Ramadhan bukan untuk leha-leha, atau berhura-hura, atau bersorak-sarai, atau gagap gembita seperti menyambut artis.

Ramadhan datang untuk disyukuri. Ramadhan datang untuk disambut dengan berbagai keindahan yang dicintai oleh Pemilik Semesta. Dianjurkan untuk kita menyambutnya dengan banyak berpuasa sebelum bulan ini tiba. Bertaubat. Memperbaiki ibadah kita. Membeningkan hati. Dan kegiatan-kegiatan ibadah lainnya.

Doa-doa di bulan Rajab dan Sya’ban dilantunkan, agar kita berada di dalam bulan suci. Salaf shaleh, enam bulan sebelum memasuki Ramadhan, sudah memohon kepada Allah agar dapat berada di bulan yang dipenuhi dengan keberkahan ini.

Di Indonesia, cukup banyak tradisi tarhib Ramadhan, mulai dari kegiatan dengan nuansa tradisional sampai dengan formla seperti contoh berikut ini:

  1. Ziarah Kubro

Ziarah Kubro merupakan sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat di sejumlah kota di Indonesia dan sekitarnya menjelang masuknya bulan Suci Ramadhan. Menjelang masiknya bulan Ramadhan masyarakat disekitarnya biasanya selalu ramai mengunjungi makam kerabat. Di Palembang, Sumatera Selatan, masyarakat banyak juga yang ramai mengunjungi makam Kesultanan Palembang.

  1. Nyadran

Nyadran merupakan serangkaian kegiatan menyambut bulan Ramadhan yang dilakukan oleh warga Jawa Tengah diantaranya Solo, Semarang, dan Banyumas. Dihimpun dari menpan.go.id Nyadran menjadi bagian penting bagi masyarakat Jawa karena dijadikan sebagai momentum untuk menghormati para leluhur dan ungkapan syukur kepada Sang Pencipta.

Dalam kalender Jawa, Bulan Ramadan disebut dengan Bulan Ruwah, sehingga Nyadran juga dikenal sebagai acara Ruwah. Biasanya, Nyadran diadakan satu bulan sebelum dimulainya puasa, atau pada 15, 20, dan 23 Ruwah.

  1. Kegiatan Formal

Selain berbagai kegiatan yang bersifat tradisional, Tarhib Ramadhan juga bisa berupa acara formal. Kegiatan Tarhib Ramadhan bisa dilakukan oleh berbagai kelompok maupun organisasi dengan tema-tema yang bervariatif mengenai bulan Ramadhan.

Bagi orang yang hendak melaksanakan puasa Ramadan, ia wajib untuk berniat puasa. Terhitung sejak matahari terbenam sampai terbit fajar. Berikut adalah lafal niat harian puasa Ramadhan: “Nawaitu shauma ghadin an ad i fardhi syahri Ramadhana hdzihis sanati lillahi ta’ala.”

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah taala. Menurut mazhab Syafii, niat puasa Ramadan wajib dilakukan pada setiap malamnya. Artinya, satu niat untuk satu kali berpuasa.”

Sementara menurut Imam Malik, diperbolehkan satu kali niat puasa untuk satu bulan penuh bulan Ramadan. Oleh karena itu kita disunnahkan berniat untuk satu bulan penuh pada malam pertama Ramadan, dengan tetap niat untuk puasa-puasa berikutnya.

Supaya andaikan nanti lupa niat, maka niat pada malam pertama itu bisa mencukupi. (Qalyubi, Hsyiyah Qalyb juz 5, h. 365). Berikut lafal niat puasa Ramadan untuk satu bulan penuh. Berikut adalah lafal niat untuk satu bulan penuh, sebagaimana dijelaskan oleh KH A Idris Marzuki (w. 2014 M) dalam kitab Sabl al-Hud:

Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta’ala. Artinya: Saya berniat puasa selama satu bulan Ramadan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah ta’la. (KH A Idris Marzuki, Sabl al-Hud, h. 51).

Doa menyambut Ramadhan

Berikut ini doa menyambut Ramadan disebutkan dalam hadits sahih, disertai bacaan niat puasa satu bulan penuh. Sebuah doa disarankan Ustadz Adi Hidayat untuk dibaca dalam menyambut Bulan Suci Ramadan.

Dari ceramah Ustadz Adi Hidayat Lc MA yang diunggah pada kanal youtube Haziq Channel, disampaikan bahwa ada banyak doa menjelang Ramadan yang populer dan kuat dari segi riwayatnya. Namun dari sekian banyak doa, ada satu doa yang paling populer, kuat dari sisi hadisnya, dan paling lengkap redaksinya.

Ada banyak doa yang sampai kepada kita, bisa populer, riwayatnya juga bisa kuat. Tapi dari sekian doa ini riwayat yang paling populer, kemudian kuat dari sisi hadisnya, dan paling lengkap redaksinya,” kata ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya.

Doa tersebut bersumber dari riwayat imam at-Tirmidzi. Berikut lafal beserta arti dan penjabarannya doa menjelang ramadhan yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat. “Allahumma ahillahu alainaa bil yumni wal Imani wassalamati wal islami Rabbi wa Rabbukallahu.”

Artinya, “Ya Allah mohon hadirkan awal rama0dan kepada kami dengan penuh ketentraman, dan dengan penuh kekuatan iman, sehat dan selamat, dan dengan kekuatan islam Rabbi wa Rabbukallahu.”

Dalam penjabaran tafsiran dari doa tersebut, kata Naa pada kalimat alainaa merupakan kependekan dari kata Nahnuu, yang berarti kami. Kata nahnuu merupakan kata ganti jamak (banyak) yang mengisyaratkan kepada umat muslim untuk menyertakan orang lain ketika melakukan kebaikan.

Sekalipun kebaikan itu melalui sebuah doa. Kata bil yumni merupakan harapan atau permintaan pertama kepada Allah agar dapat menjalani bulan Ramadan dengan keadaan hati yang tenang. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ada sebagian orang yang tidak mendapatkan ketenangan hati ketika bulan Ramadan tiba dengan berbagai alasan.

Seperti orang yang belum terbiasa berpuasa, orang yang memikirkan perihal ekonomi yang belum siap menghadapi pengeluaran di bulan Ramadan, dan sebagainya. Kata wal Imani merupakan permintaan kedua yang menjadi persoalan serius.

Ustadz Adi Hidayat memaparkan bahwa kata wal Imani dalam doa tersebut mengisyaratkan seakan-akan dalam Ramadan kekuatan atau semangat iman cenderung menurun.

“Hati-hati, ada isyarat dalam kalimat ini seakan-akan orang-orang yang kedapatan Ramadan itu cenderung menurun spiritnya saat Ramadan, bukan stabil. Padahal di awalnya allah berikan kekuaatan iman yang sama,” ujar ustadz Adi Hidayat (UAH).

Ustadz Adi Hidayat mencontohkan perihal menurunnya spirit (semangat) iman tersebut seperti berkurangnya jumlah saf tarawih di masjid ketika pertengahan Ramadan hingga seterusnya. Kata berikutnya wassalamati yang berarti sehat dan selamat, merupakan permohonan untuk diberi kesehatan dan keselamatan agar tetap mampu menjalani ibadah di bulan ramadan.

Wal Islami merupakan permohonan ke-empat yang dipanjatkan kepada Allah SWT dalam doa tersebut yang berarti kekuatan islam. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan perbedaan antara kekuatan iman dengan kekuatan islam. Kekuatan iman merupakan spirit atau semangat.

Sedangkan kekuatan islam merupakan ragam, jenis, banyak dan juga kualitas dari ibadah yang dilakukan. Kalimat Rabbi wa Rabbukallahu merupakan kalimat yang menegaskan bahwa lakukan ibadah hanya karena Allah SWT.

Di bagian lain terjawab sudah awal puasa Ramadhan 2023 hari apa, cek keputusan pemerintah dan Muhammadiyah. Berikut informasi terkait kapan awal puasa bulan Ramadhan 2023. Diketahui, dalam hitungan hari, seluruh umat Islam akan memasuki bulan Ramadhan 2023.

Lantas kapan awal puasa Ramadhan 2023? Dikutip dari Tribunnews.com, untuk menentukan kapan awal puasa Ramadhan 2023, pemerintah akan menggelar Sidang Isbat. Sidang Isbat tersebut akan digelar Kementerian Agama (Kemenag) pada Rabu, 22 Maret 2023.

“Seperti biasa, Sidang Isbat Awal Ramadhan akan kita laksanakan setiap 29 Sya’ban. Tahun ini, bertepatan dengan hari Rabu, 22 Maret 2023,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, di Jakarta, Rabu (8/3/2023), dikutip dari laman resmi Kemenag dilansir laman msn.com dari tribunkaltim.co.

Meski masih menunggu sidang isbat, awal Ramadhan 2023 menurut pemerintah diprediksi akan sama dengan keputusan Muhammadiyah yakni 1 Ramadhan 1444 H jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.

“Simulasi Stellarium menunjukkan hilal pada saat maghrib 22 Maret 2023. Hilal sangat tipis dengan lengkungan menghadap matahari di bawahnya. Diprakirakan hilal akan terlihat di Indonesia sehingga insya-allah sidang itsbat akan memutuskan awal Ramadhan 1444 pada 23 Maret 2023,” tulis Thomas Djamaluddin dikutip dari blog pribadinya.

Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Keputusan tersebut berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Adapun Penentuan awal puasa oleh Muhammadiyah ini berdasarkan hasil hisab yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Sementara itu, pemerintah dan Ormas besar Islam Nahdlatul Ulama belum menentukan awal Ramadhan 1444 H.

Kepastian awal puasa Ramadhan 2023 nanti, dapat merujuk pada hasil rapat yang dilakukan Kementerian Agama RI (Kemenag). “Umur bulan Syakban 1444 H 30 hari dan tanggal 1 Ramadhan 1444 H jatuh pada hari Kamis, 23 Maret 2023 M,” tulis surat edaran yang ditandatangani Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tarjdid PP Muhammadiyah Oman Faturohman beserta Sekretaris Mohammad Mas’udi, Selasa (31/1/2023).

Adapun hasil hisab awal puasa Ramadhan ini dikarenakan berdasarkan perhitungan Muhammadiyah hari Selasa, 29 Syakban 1444 H atau 21 Maret 2023 M, ijtimak jelang Ramadhan 1444 H belum terjadi. Itjimak baru terjadi keesokan harinya pada Rabu, 30 Syakban 1444 H bertepatan dengan 22 Maret 2023 M pada pukul 00:25:41 WB.

Sementara itu, untuk 1 Syawal 1444 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Jumat, 21 April 2023. “Pada hari Kamis, 29 Ramadhan 1444 H bertepatan dengan 20 April 2023 M, ijtimak jelang Syawal 1444 H terjadi pada pukul 11:15:06 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam itu bulan berada di atas ufuk,” keterangan dari hasil hisab. (net/msn/tbc/smr)

Hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, sebagai berikut:

– 1 Ramadan 1444 H jatuh pada Kamis Pon, 23 Maret 2023.

– 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Jumat Pahing, 21 April 2023.

– 1 Zulhijah 1444 H jatuh pada Senin Legi, 19 Juni 2023.

– Hari Arafah (9 Zulhijah 1444 H) jatuh pada Selasa Wage, 27 Juni 2023.

– Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijah 1444 H) jatuh pada Rabu Kliwon, 28 Juni 2023.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *