Sehari di Jateng, Wihaji Bekali ASN Kemendukbangga/BKKBN hingga Bertemu Kader IPeKB

Wihaji saat kunjungan dan audiensi ke sejumlah wilayah di Jawa Tengah.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji kunjungan dan audiensi ke sejumlah wilayah di Jawa Tengah.

Semarak.co – Wihaji menyatakan, BKKBN kini telah bertransformasi menjadi kementerian, sehingga setiap pegawai diminta bekerja dengan  budaya baru, dan melaksanakan kebijakan baru sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Bacaan Lainnya

“Pekerjaan rumah Kemendukbangga/BKKBN adalah mempercepat deliver program, pedoman, SOP sampai di lapangan,” kata Wihaji, dirilis humas usai acara melalui WAGroup JURNALIS Kemendukbangga/BKKBN, Rabu (26/2/2025).

Apel pagi Kantor Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jateng di Semarang menjadi momentum pembinaan pegawai. Sebanyak 102 ASN dan 37 PPNPN mengikuti pembinaan yang diberikan langsung oleh Wihaji.

“Tinggalkan budaya-budaya lama yang tidak baik, cari inovasi dan kreativitas sebagai cara baru untuk menjalankan program,” tegasnya.

Berlanjut ke Boyolali,  Wihaji  berkunjung ke Bina Keluarga Lansia SEJAHTERA di Desa Dohonudan Kecamatan Ngemplak. Bina Keluarga Lansia (BKL) Sejahtera menjadi binaan dari Penyuluh KB Ngemplak bersama lintas sektor Ngemplak.

“Lansia Berdaya, apa itu pak Wihaji, jadi itu maksudnya sepuh-sepuh (lansia) tetap sehat. Kegiatannya apa, yang penting seneng. Karena masalah lansia itu satu, kesepian,” paparnya.

Karena kesepian maka berkumpullah di ruang ini, berkumpul bahagia, bercerita bernyanyi bersama. Dengan begitu, maka rasa kesepian menjadi lebih berkurang.

“Kunjungan ini senada dengan program quickwins kementerian Lansia Berdaya, yakni program yang mempersiapkan lansia agar tangguh, dan memiliki nilai kebermanfaatan di masa usia senjanya,” ujarnya.

Selain lansia, Wihaji berkunjung ke Tempat Penitipan Anak Pertiwi Ngaru Aru Banyudono, Kabupaten Boyolali.

“Saya kira ini contoh luar biasa. Kenapa ini menjadi program Kementerian karena kita memberikan harapan, salah satunya adalah agar orang tuanya juga bisa kerja, tapi anak tetap terurus dan dikasihi. Jadi harus dipastikan disitu pemerintah hadir,” kata Wihaji.

Tamasya tidak sebatas menjadi ruang penitipan anak saja. lebih dari itu, Tamasya menjadi ruang kasih sayang dari para ‘bunda’ yang mengasuh di tempat penitipan anak.

“Jangan sampai ada masalah. Memastikan kesehatannya, memastikan makanannya, memastikan kebersihannya dan kalau ada apa-apa, misalnya sakit harus cepat langsung koordinasi, diobati,” kata Wihaji.

Roadshow Wihaji  berlanjut ke Desa Sambi, Kabupaten Boyolali untuk memantau proses Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di lapangan. Dia memantau langsung bagaimana proses Genting dilakukan, termasuk mengunjungi kelompok keluarga beresiko stunting.

“Ada program kita namanya Program Genting, yang merupakan akronim dari Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Program ini ditujukan kepada Keluarga Resiko Stunting (KRS), keluarga yang dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan, mempunyai potensi resiko stunting,” ungkap wihaji.

Masalah stunting masih menjadi episode panjang masalah kesehatan di Indonesia. Anak dengan stunting biasanya ditandai dengan tinggi badan yang sangat pendek hingga melampaui defisit di bawah median panjang atau tinggi badan berdasarkan umur di Boyolali.

Menjelang sore, Wihaji melanjutkan kunjungan ke Asrama Haji Kecamatan Ngemplak untuk bertemu kader IPeKB (Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana) Jawa Tengah.

Dalam acara Rakerda IPeKB menteri Wihaji menyampaikan dua poin penekanan, yang pertama adalah Kependudukan, dan kedua adalah Pembangunan Keluarga.

“Tugas Kementerian kita dua itu saja. Isu tentang kependudukan yang intinya adalah TFR sekarang 2,1. Karena dengan tumbuh seimbang penduduk kita, insya Allah ke depan ekonomi kita ini bagus,” papar Wihaji. (hms/smr)

 

Pos terkait