Audiensi dengan Lemhannas, Mendes PDTT Halim Pamerkan Keberhasilan Program Transmigrasi

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (ketiga dari kanan) didampingi Sekjen Taufik Madjid dan ess 1 menerima Audiensi dari pejabat Lemhannas RI di ruang kerja, kantor Kemendes PDTT, Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu13/09/23. Foto: Angga/KemendesPDTT

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menerima audiensi pejabat Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Kantor Kementerian Desa (Kemendes) PDTT, kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (13/9/2023).

semarak.co-Dalam pertemuan itu, Mendes PDTT Halim memamerkan prestasi dan keberhasilan program transmigrasi yang telah berjalan sejak November 1905. Mendes PDTT Halim mengatakan, program transmigrasi telah memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan daerah.

Bacaan Lainnya

Melalui program ini, sambung Mendes PDTT Halim, ratusan kabupaten bahkan provinsi seperti Kalimantan Utara dan Sulawesi Barat telah terbentuk. Transmigrasi ini besar banget kontribusinya. Kaltara dan Sulbar itu beberapa provinsi yang dihasilkan dari transmigrasi.

“Kalau kabupaten ada seratus lebih. Jadi menghasilkan provinsi, kabupaten, dan kecamatan banyak sekali,” ujar Gus Halim, sapaan akrab Mendes PDTT Halim dirilis humas Kemendes PDTT usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Rabu sore (13/9/2023).

Program transmigrasi menjadi salah satu fokus utama Kemendes PDTT dan terus diawasi dengan ketat. Gus Halim berharap program transmigrasi dapat terus beradaptasi dengan kondisi saat ini agar pembangunan di lokasi transmigrasi tidak terjebak pada cara-cara komunal.

Meskipun demikian, Gus Halim menekankan pentingnya tetap mempertahankan budaya setempat dalam program Transmigrasi. Hal ini tercermin dalam penyesuaian bentuk bangunan rumah transmigran dengan adat setempat.

Menurutnya simbol-simbol dalam pembangunan ini harus menyatu dengan budaya setempat. “Harapan saya membangun daerah transmigran jangan lagi dengan rumah kotak tapi sesuaikan dengan budaya lokal. Jadi sejak simbol sudah menyatu dengan budaya setempat adat di situ,” paparnya.

Namun Gus Halim juga menggarisbawahi dalam penggunaan dan pemanfaatan lahan transmigrasi harus lebih modern dan menggunakan teknologi pertanian yang lebih canggih. “Kalau pemanfaatan lahan, simbolnya tidak lagi sabit dan cangkul tapi traktor,” imbuh Doctor Honoris Causa UNY.

Namun, lanjut Gus Halim, perlu diingat bahwa program transmigrasi tidak dapat dilaksanakan di seluruh daerah. Ini dikarenakan adanya regulasi yang mengatur bahwa wilayah pengembangan transmigrasi harus didasarkan pada potensi wilayah yang memungkinkan pengembangan itu untuk mencapai pertumbuhan wilayah.

Selama audiensi dengan pejabat Lemhannas, beberapa topik lain yang dibahas mencakup pembangunan di Papua, pemanfaatan dana desa, dan kontribusi Kemendes PDTT dalam menyediakan data mikro untuk pembangunan desa.

Audiensi ini juga dihadiri pejabat Kemendes PDTT lainnya, yaitu Sekjen Taufik Madjid, Dirjen PEID Harlina Sulistyorini, dan Dirjen PDP Sugito. (ria/hms/smr)

Pos terkait