Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS ) mendorong optimalisasi pengelolaan Zakat, Infak, Sedekah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (ZIS-DSKL) di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mengatasi kemiskinan, ketimpangan kesejahteraan masyarakat setempat.
Semarak.co – Hal itu disampaikan Pimpinan BAZNAS Bidang Koordinasi Zakat Nasional Achmad Sudrajat, saat Rapat Koordinasi Daerah BAZNAS Provinsi Nusa Tenggara Timur, Se-Daratan Sumba di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Selasa (22/04/2025).
“Tantangan BAZNAS Se-Daratan Sumba adalah minimnya jumlah sumber daya manusia dan ketidakmapanan infrastruktur yang ada. Hasil survei menunjukkan belum ada amil tersertifikasi di Nusa Tenggara Timur,” ujar Achmad, dirilis humas melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Rabu (23/4/2025).
Sumba memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan ZIS-DSKL sebagai instrumen pembangunan berkelanjutan. Namun, perlu langkah-langkah strategis dalam mengoptimalkan pengumpulan dan pengelolaan ZIS-DSKL.
“Serta harus terus berinovasi dalam mengelola zakat serta memperluas jangkauan program-program yang menyentuh langsung masyarakat, khususnya mustahik,” tutur Achmad.
Dia menambahkan, program prioritas nasional BAZNAS saat ini masih belum banyak menjangkau Nusa Tenggara Timur, termasuk Daratan Sumba. Oleh karena itu, perlu adanya upaya lebih serius agar wilayah ini tidak tertinggal dalam pengembangan program zakat nasional.
“Tantangan seperti aksesibilitas terbatas, kesenjangan infrastruktur, dan masih tingginya angka kemiskinan harus dijawab dengan program ZIS-DSKL yang tepat sasaran,” tambahnya.
Diketahui, potensi pengumpulan ZIS-DSKL di Daratan Sumba mencapai Rp22,7 miliar per tahun. Ini merupakan angka yang cukup besar dan perlu digarap secara maksimal dengan strategi pengelolaan yang efektif dan transparan.
Ia berharap, kegiatan RAKORDA ini menjadi momentum penting dalam menyatukan langkah serta memperkuat jaringan kerja BAZNAS di seluruh daratan Sumba. Dengan arahan dari Pimpinan BAZNAS RI, diharapkan semangat baru dan strategi yang tepat dapat segera diterapkan.
“Zakat adalah cahaya. Ketika dikelola dengan baik, ia menjadi keajaiban bagi muzakki dan mustahik,” ucapnya. (hms/smr)