Belakangan beredar video penurunan baliho imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab yang dicopot oknum yang terlihat mengenakan seragam TNI viral di media sosial. Video itupun akhirnya viral dan mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.
semarak.co-Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riad menegaskan, pimpinan di jajaran Markas Besar (Mabes) TNI tidak ada yang pernah memberikan perintah menurunkan spanduk ataupun baliho Habib Rizieq Syihab.
“TNI Tidak pernah memberikan perintah. Video tersebut tidak jelas siapa, belum ada klarifikasi,” kata Achmad Riad, ketika dikonfirmasi, di Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Kalaupun ada prajurit TNI di lapangan yang menertibkan spanduk ataupun baliho, lanjutnya, tentu akan dilakukan bersama kepolisian. TNI biasanya hanya bersifat membantu menertibkan penurunan spanduk. “Bilapun ada hal tersebut tentunya akan dilakukan bersama sama Satpol PP, Polisi dan TNI akan membantu,” ujar Kapuspen TNI.
Dalam video yang vital tersebut terlihat beberapa orang yang tengah merobek dan menurunkan baliho Rizieq yang terpasang di dekat masjid. Aksi itu viral di media sosial twitter, video yang menampilkan diduga anggota TNI yang menurunkan paksa baliho Habib Rizieq Syihab.
Perintah tersebut hanya ada di jajaran Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya) saja. Ketika dikonfirmasi lebih lanjut bagaimana sikap Mabes TNI menanggapi kebijakan yang dilakukan Pangdam Jaya, dia enggan berkomentar lebih jauh.
Pernyataan Riad menjawab soal viralnya video pencopotan baliho besar Habib Rizieq Shihab oleh sejumlah pria berbaju loreng dan pernyataan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang mengaku bahwa kegiatan tersebut adalah perintahnya.
“Tidak ada (perintah) pencopotan baliho kalau di Mabes. Itu kebijakan Panglima Kodam jaya sendiri, karena melihat situasi di lapangan,” ujar Riad saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu (22/11/2020).
Presidium Aliansi Selamatkan Merah Putih (ASMaPi) Edy Mulyadi berpendapat, pernyataan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman yang terkesan menantang usai menurunkan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab sangatlah berlebihan, tidak elok.
Edy yang juga aktivis dakwah ini juga mengingatkan, rakyat khususnya umat Islam sangat mencintai TNI. Apalagi Panglima Besar Sudirman sejatinya juga seorang ulama.
“Pernyataan Pangdam di Monas beberapa hari lalu sangat tidak elok. Mosok TNI menantang rakyat, gak gitu caranya,” kata Edy melalui video di akun youtube miliknya, Sabtu (21/11/2020).
Belakangan rakyat disuguhi gelar pasukan lengkap dengan panser seperti ingin berperang, namun hanya untuk mencopot baliho. “Kang Dudung saya mau bilang gimana ya, masa nurunin baliho saja pakai kendaraan tempur, Sayang pansernya, jenderal,” kata edi.
Sekretaris Bantuan Hukum DPP FPI Aziz Yanuar menjelaskan tujuan kedatangan polisi dan TNI menjelang tengah malam ke rumah Rizieq Shihab di Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk meminta warga melakukan tes swab.
Aparat keamanan yang datang tersebut adalah Babinsa TNI dan Bhabinkamtibmas Polri. “Ini maksa untuk tes swab, ngawur. Tengah malam maksa swab masyarakat,” ujar Aziz saat dihubungi Tempo, Minggu (22/11/2020).
Aziz menerangkan FPI menolak melakukan tes tersebut. Selain karena merasa sehat dan baik-baik saja, pelaksanaan tes dilakukan di waktu yang tak masuk akal. “Kan gila, orang baik-baik aja dicari-cari kesalahannya,” kata Aziz.
Mengenai dugaan Babinsa dan Bhabinkamtibmas mencari anggota FPI yang melakukan pemukulan terhadap anggota TNI saat penertiban spanduk, Aziz membantahnya.
Sabtu malam (21/11/2020), sekitar 6 orang aparat keamanan dari kepolisian dan TNI terlihat mendatangi rumah Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Jalan Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mereka datang menggunakan sepeda motor. Usai memarkirkan kendaraan di depan gang, mereka langsung menuju rumah Rizieq Shihab. Dari pantauan Tempo di lokasi, kedatangan mereka disambut para pemuda yang telah berjaga di depan Gang Paksi, gang rumah Rizieq Shihab.
Kanit Patroli Polsek Tanah Abang Kompol Margiyono membenarkan bahwa tujuan polisi bersama TNI datang untuk meminta Rizieq Shihab melakukan tes swab. Namun, permintaan itu ditolak dan aparat keamanan tak bisa menemui Rizieq secara langsung.
Alasan polisi meminta Rizieq untuk segera melakukan tes, karena ia baru saja bertemu orang banyak dan dikabarkan sedang sakit. “Maka kami mendatangi, kami mengecek, diduga loh, ya, diduga ya bisa terpapar gitu, loh. Kemudian kami sarankan untuk dites swab. Tadi dari pihak itu ada sedikit penolakan,” kata Margiyono.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui bahwa pencopotan baliho Rizieq Shihab oleh sekelompok orang berbaju loreng merupakan perintahnya.
Menurut Dudung, pencopotan itu dilakukan lantaran beberapa kali upaya pencopotan yang dilakukan oleh aparat Satpol PP gagal sebab, baliho itu kembali terpasang usai dicopot.
“Oke, ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya,” kata Dudung, usai apel kesiapan bencana dan pilkada serentak, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat pagi (20/11/2020).
Jenderal Bintang Dua itu menjelaskan, para pria berbaju loreng tersebut berasal dari Garnisun. Dudung mengatakan, Satpol PP kerap kesusahan saat menertibkan spanduk itu.
“Karena beberapa kali Satpol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Perintah saya itu. Begini, kalau siapapun di Republik ini, siapapun, ini negara hukum. Harus taat kepada hukum,” jelas Dudung. (net/smr)
sumber: okezone.com (Minggu 22 November 2020 22:45 WIB)/ Beritasatu.com (Kamis, 19 November 2020 | 22:32 WIB)/ investnews.me dari gelora.co (Sabtu, 21 November 2020)/ repelita.com/tempo.co di WA Group Anies For Presiden 2024