Oleh Asp Andy Syam *
semarak.co-Sekelumit Tanggapan pada sang guru, KH.Yahya Cholil Staqub (Gus Yahya).
Tidak lama setelah terpilih jadi Ketua Umum PB NU (periode 2021 – 2026), tiba tiba beredar video viral. Dia yang berkata Islam itu dari Arab adalah Islam penjajah. Islam Nusantaralah Islam sejati. Serius..serius !! ( Gus Yahya , kini jadi Ketua PB NU). Tapi sayang tidak ada elaborasi (penjelasan rinci) tentang pernyataan itu.
Mulanya saya agak bingung dengan pernyataan itu. Ingin menulis tanggapan, tapi ragu karena tahu siapa Yahya Staqub (Gus Yahya) itu. Di kalangan NU dia dikagumi sebagai kiyai muda, orang yang berilmu, anggota Watimpres, pendidikan agama yang kental dari pentren, putra dari KH Kholil Bisri.
Salah seorang Kiyai terkemuka dan berpengaruh di NU.Mengomentari keterpilihan Yahya Staqub sebagai Ketua Umum PB NU, Yenny Wahid, tokoh senior putri Gusdur berkata, dia adalah darah biru dari NU yang punya nilai lebih.
Karena itu saya sadar kalau ilmu saya tidak sebanding dengan ilmu beliau. Namun dengan prinsip ajaran Rasulullah, sampaikanlah kebenaran itu walaupun dengan satu ayat saja. Tentu suatu yang diyakini kebenaran.
Saya sebagai pengàgum Gusdur, kagum dengan ide pluralitas beliau karena beliau selalu memberikan rincian penjelasan yang komprehensif. Artinya beliau punya tanggung jawab intellektual.
Namun dalam hal pernyataan Gus Yahya, saya punya satu kekhawatiran yaitu jangan sampai sesuatu prasangka belaka tanpa dasar fakta, bisa jadi kebenaran bila tak ada yang menyanggahnya.
Tentu sebagian orang menangkapnya bahwa ungkapan Ģus Yahya itu bukan sekedar prasangka, tetapi juga suatu propaganda ( tanpa tanggung jawab intelektual). Mengaduk aduk solidaritas (persatuan) ummat Islam dan bangsa Indonesia.
Kalau beliau tidak mampu menjelaskannya secara komprehensif, orang orang bisa menganggapnya sebagai propaganda omong kosong. Mungkin itu sebabnya banyak yang menganggapnya seperti angin lalu saja. Atau nilainya bagaikan penyakit angin yang terbuang dari perut (alias kentut).
Sesungguhnya hakekat Islam bukan dari Arab. Salah kaprah yang menyebut agama Islam itu dari Arab. Merendahkan agama wahyu dari langit menjadi setingkat budaya lokal. Tentu logis kalau masing masing budaya lokal merasa unggul. Seperti sebutan Islam nusantara sebagai agama budaya ( sekte lokal).
Padahal sesungguhya Islam dari langit turun kebumi dengan wahyu Allah dibawa jibril adalah ajaran yang maha sempurna jadi petunjuk jalan bagi manusia dan rahmat bagi semesta alam. Karena itu, Islam tidak ada bandingannya dengan budaya lokal. Al Quran menantang, buatlah satu ayat kalau kamu memang orang benar!!
Allah SWT adalah asal atau sumber Islam yang sesungguhnya. Dibawa turun oleh malaikat Jibril atas perintah Allah.Bersumber dari Kitab Induk ( Ummul Kitab) Lauhul Mahfudz yang berada disisi Allah.
Manusia tidak diciptakan secara sia sia. Karena itu, manusia butuh petunjuk jalan berupa Al Kitab ( Al Qur’an) untuk menjalani kehidupan di bumi sebagai mahluk dan sebagai khalifah, agar dengan petunjuk itu menjadi hamba Allah yang berbuat baik dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi.
Merupakan janji Allah kepada Adam akan memberikan petunjuk jalan. Setelah tobat Adam dan Hawa diterima Allah, mereka kemudian diperintahkan untuk turun ke bumi.Allah berfirman kepada Adam dan Hawa:
“Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga!. Kemudian jika benar- benar datang PETUNJUK-KU kepadamu, maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dari mereka tidak bersedih hati” ( Qs. Al- Baqarah : 38).
Jadi agama (Islam) dari langit diturunkan melalui wahyu yang dibawah oleh Jibril sebagai petunjuk jalan bagi manusia dibumi. Di sinilah pentingnya manusia menggunakan akal sehatnya. Agar cerdas membedakan sesuatu yang datang dari Allah penguasa langit dan bumi dengan sesuatu yang datang dari mahluk manusia dibumi.
Manusia hidup berfikir dan berbuat melalui proses evolusi. Hasilnya dari proses itu adalah budaya (kebudayaan), dalam istilah yang lebih tinggi disebut peradaban manusia. Sebagai hasil proses evolusi, Kebudayaan adalah cara atau tradisi hidup turun temurun sesuai tingkat berfikir manusia pada waktu (zaman) itu.
Juga ideologi adalah produk berfikir manusia dalam menjawab tantangan (persoalan) ekonom pada waktu (zaman) itu. Karena itu ideologi sama dengan budaya yang lebih tinggi dari budaya tradsional.
Ideologi dan budaya adalah berasal dari mahluk manusia mengikuti ruang dan waktu, bukan dari langit yang diturunkan oleh sang Pencipta tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Jadi sekali lagi, amat keliru kalau dikatakan agama ( Islam itu) dari Arab karena agama itu bukanlah budaya atau ideologi ciptaan manusia (bangsa Arab).
Negeri Arab hanya jadi tempat turunnya Islam. Islam tidak lahir disana, bangsa Arab menerima Islam yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW dan generasi Arab meneruskan risalahnya keseluruh penjuru dunia.
Rasa dengki kaum Yahudi dan Kristiani, karena kenapa Al Quran itu tidak diturunkan kepada Bani Israel keturunan Nabi Yacob. Kenapa Al Qur’an itu diturunkan di Arab diemban oleh Rasulullah Muhammad, keturunan Nabi Ismail.?
Islam Bukan Penjajah
Mengatakan Islam Nusantara itu istimewa tentu boleh boleh saja. Tapi mengatakan Islam sebagai penjajah, suatu prasangka yang sudah melampaui batas. Istilah penjajahan (kolonialisme) itu muncul di abad 17 setelah kedakan revolusi industri di Inggris yang membutuhkan bahan baku industri.
Hal itu membuat negara Negara Barat (Eropah) berusaha mencari sumber sumber bahan baku. Mulanya hanya berdagang seperti berdirinya VOC (1602) sebagai usaha dagang. Lama kelamaan muncul keinginan untuk menguasai secara fisik wilayan wilayah dagang, mengekploitasi sumber daya alamnya dan tenaga manusianya.
Dengan begitu, terbangunlah struktur hubungan baru antara negara negara Barat sebagai penjajah dan wilayah jajahan (sebagai negara terjajah). Negara penjajah adalah Tuan yang menguasai secara fisik dan negara terjajah adalah hamba (budak) yang dikuasai. Dalam relasi ini, setiap hamba (budak) mengabdi kepada Tuan.
Dalam arti ini bukan hanya fisik dikuasi tapi juga jiwa. Penjajah bukan hanya menempatkan pegawai Pemerintah (ambtenaar), tetapi juga serdadu yang siap menindas hamba (budak) negara jajahan.
Hamba (budak) yang terjajah dalam negara jajahan kehilangan kebebasan. dan mengalami eksploitasi. Karena itu hasil hasil eksploitasi sumber daya alam dan tenaga manusia, dikirim ke negara tuan (Penjajah). Wilayah hamba atau jajahan sekitar Asia dan Afrika termasuk semua wilayah Indonesia.
Pertanyaannya, adakah negara negara atau komunitas Arab yang menyampaikan syiar agama Islam pernah memposisikan diri sebagai penjajah layaknya seperti negara negara Barat yang mengekploitasi sumber daya alam dan memperbudak tenaga manusia di negara negara Asia dan Afrika..?
Kalau ada mana bukti buktinya? Apakah Khilafah Usmaniah Turki pernah mengambil hasil bumi atau tambang di negara negara mayoritas penduduk muslim? Islam hadir dimanapun sebagai agama pembebasan ummat manusia dari sistem perbudakan yang menindas.
Ingin mengangkat harkat dan martabat manusia. Sama dengan agama Kristiani. Dua agama sebagai agama langit dan agama progresif selalu mengemban syiar pembebasan. Ingin membawa manusia keluar dari kegelapan kepada cahaya yang terang.
Budaya jahiliyah tanpa iman adalah suatu kegelapan hidup karena sekedar mengikuti hawa nafsu tanpa petunjuk (Al – Kitab). Kebencian dan permusuhan menyingkirkan kasih sesama manusia adalah warisan budaya jahiliyah. Hormatilah agama langit dan jangan merendahkannya membuatnya setingkat dengan budaya lokal hasil dari proses evolusi manusia.
*) Hikmahjalan
Kearifan Kepemimpinan
Pencaharian Spiritual.28/12/21
sumber: WAGroup Keluarga Alumni HMI MPO (postSelasa28/12/2021/syamandy)