PT Angkasa Pura (AP) II menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat daya tahan dalam menghadapi beragam situasi dan kondisi, termasuk krisis global. Kolaborasi AP II dan BRIN membangun korporasi yang adaptif terhadap berbagai situasi dan kondisi yang kian rentan terhadap berbagai gejolak krisis.
semarak.co-Kolaborasi AP II dan BRIN dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama Riset yang ditandatangani pada 10 November 2022. President Director AP II Muhammad Awaluddin menyampaikan bahwa peran riset sangat penting bagi suatu perusahaan dalam menentukan strategi bisnis.
Awaluddin mengatakan, AP II selaku operator 20 bandara di Indonesia sangat memperhatikan hasil riset dari berbagai lembaga di dalam negeri maupun global. Di tengah pandemi COVID-19, setiap 3 bulan mereka melihat hasil riset sebagai masukan dalam menentukan strategi.
“Kerja sama riset dengan BRIN dapat membantu AP II dalam memanfaatkan seluruh sumber daya secara maksimal dan optimal di setiap kondisi,” papar Awaluddin saat menjadi keynote speaker dalam Research Collaboration Sharing #6 yang digelar BRIN setelah penandatangan kerja sama AP II – BRIN di Jakarta, Senin (14/11/2022).
Peran BRIN, nilai Awaluddin, sangat penting untuk mendukung AP II dalam memanfaatkan seluruh aset dan sumber daya untuk menghadapi berbagai situasi dan kondisi. “BRIN dapat mendukung AP II untuk menjadi korporasi yang adaptif termasuk dalam mengantisipasi krisis global,” ujar Awaluddin.
Riset juga, sambung Awaluddin, sangat penting dalam mendukung pelaku di industri penerbangan nasional untuk dapat dengan baik menjalani periode pemulihan dari dampak pandemi COVID-19 yang tengah berlangsung saat ini.
“Pemulihan penerbangan secara nasional dimulai pada tahun ini, dan diperkirakan pemulihan akan terus meningkat pada 2023 untuk kemudian diharapkan lalu lintas penerbangan kembali normal pada 2024,” tutur Awaluddin dirilis humas AP II usai acara melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Senin malam (14/11/2022).
Pada 2023, lanjut dia, pelaku di industri aviasi nasional harus siap mengakomodir meningkatnya permintaan penerbangan yang lebih tinggi dari tahun ini. Pandemi COVID-19 juga memunculkan celah yang besar terkait sumber daya suatu perseroan.
“Sebelum pandemi, perusahaan ekspansif menambah dan mengembangkan aset. Ketika pandemi, aset tersebut mungkin ada yang tidak produktif. Peran riset sangat penting untuk memberikan solusi dalam isu-isu seperti ini, dan secara keseluruhan riset dapat mendukung korporasi dalam periode pemulihan penerbangan ini,” jelas Awaluddin.
AP II sendiri dalam menyambut pemulihan industri penerbangan ini melakukan sejumlah penyesuaian antara lain dalam tiga aspek, yakni model operasional/bisnis, pengembangan nilai tambah (value/suppy chain model) dan peningkatan daya tarik di industri (market/industry attractiveness).
Ketiga aspek tersebut diperkuat dengan Digital Capabilities, Data Integration, Strong Leadership, Collaborative Ecosystem dan Digital Technology,” ungkap Awaluddin yang mantan Direktur Wholesale PT Telkom.
Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN Agus Eko Nugroho menuturkan riset dan korporasi dapat saling berdampingan. “Harapannya tentu kolaborasi Pusat Riset Koperasi, Korporasi, dan Ekonomi Kerakyatan BRIN dan PT Angkasa Pura II ini, akan memberikan langkah konkret dari upaya untuk memperkuat korporasi,” ujar Agus.
AP II dan BRIN, terang Agus, akan membangun korporasi dan strategi bisnis yang adaptif terhadap situasi yang semakin rentan terhadap berbagai macam gejolak krisis. Aspek yang penting adalah mulai dari strategi bisnis, SDM, termasuk juga inovasi teknologi, dan inovasi tata kelola. (smr)