Forum diskusi bertajuk Demi Ibu Pertiwi: Saatnya Perubahan yang diinisiasi Komunitas Aktivis Pro Demokrasi yang berhimpun di dalam Change Indonesia dibatalkan secara sepihak oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) hanya dalam waktu beberapa jam sebelum acara berlangsung.
semarak.co-Dalihnya, ada larangan untuk aktivitas politik. Walaupun tempat itu sarat dengan sejarah perpolitikan di Indonesia. Menyikapi hal itu, panitia bersama ratusan peserta tetap menggelar diskusi dengan menghadirkan calon presiden (capres) Anies Baswedan di halaman Gedung Indonesia Menggugat yang telah digembok pihak pengelola, Minggu (8/10/2023).
Padahal panitia sudah mengantongi izin dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pemprov Jabar bernomor 1853/HM.03/UPTDPKDJB yang ditandatangani oleh Kepala UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Pemprov Jabar Ary Heriyanto, Senin, 2 Oktober 2023.
Dalam orasinya, capres Anies menceritakan fakta sejarah bahwa di gedung tersebut lahir pikiran dan ucapan perlawanan Soekarno terhadap Belanda ketika menuturkan pledoi tahun 1930. Namun anehnya setelah Indonesia merdeka selama puluhan tahun, pengekangan dan penjegalan masih terjadi.
“Sehingga kebebasan untuk mengucapkan ide perubahan tiba-tiba dibatalkan secara ugal-ugalan. Hari ini kita berkumpul kembali di sini. Tanggalnya 8 Oktober 2023 dan kita ingin menggunakan gedung yang sama,” papar Capres Anies dilansir kbanews.com, 8 Oktober 2023 6:14 PM.
“Dan ternyata perjuangan itu harus kita perbesar, memberikan ruang untuk kebebasan berkonstitusi, kebebasan untuk berbicara. Karena ternyata gedung yang di zaman Belanda pun bisa dipake, hari ini tidak bisa kita gunakan,” demikian Anies menambahkan.
Sebelum menyampaikan jalan pikirannya, Anies yang didampingi struktur Partai NasDem, PKB, dan PKS, serta ratusan relawan duduk di atas paving block dan dipayungi pohon beringin yang berdiri gagah di tengah.
Capres yang diusung Koalisi Perubahan gabung Partai NasDem, PKS, dan PKB ini sesekali melemparkan pandangannya ke arah pintu Gedung Indonesia Menggugat yang dikunci dengan angkuh oleh pemerintah setempat.
“Apa artinya? Artinya kita harus lebih teguh, bahwa kebebasan berbicara, kesetaraan, kesempatan, harus dikembalikan di negeri ini,” terang mantan gubernur DKI Jakarta dalam pidatonya, berdasarkan dokumentasi yang diterima KBA News.
Pendiri Indonesia Mengajar itu lalu mengutarakan, misi untuk membawa keadilan, kesetaraan, kesejahteraan, dan kesehatan tetap menjadi agenda utama. Selain itu, kebebasan berbicara juga menjadi perhatian yang serius dalam pemerintahannya kelak jika diizinkan oleh Yang Maha Kuasa untuk memimpin Indonesia.
“Kita tidak cukup hanya berbicara tentang pangan yang selama ini kita bicarakan, kesempatan sekolah, perlakuan yang sama terkait tanah. Itu semua agenda utama kita. Kesempatan belajar, kesempatan untuk lapangan pekerjaan, kesempatan untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan, itu semua harus diperjuangkan.
“Tapi di atas itu semua, kesempatan untuk mengutarakan pendapat, kesempatan untuk berekspresi, harus kita perjuangkan,” tandas Anies yang mengenakan kaos putih dibalut rompi berwarna biru navy.
Atas peristiwa yang semakin menurunkan indeks demokrasi di Indonesia ini, KBA News meminta tanggapan salah satu peserta yang mengikuti acara diskusi yang diadakan Change Indonesia, yakni Hj. Fafarina. Caleg Partai NasDem nomor urut 3 Dapil 2 Kota Bandung ini tak dapat menyembunyikan kekecewaannya atas kegaduhan yang disebabkan ulah Pemprov Jabar.
“Saya sangat menyesalkan dan menyayangkan kepada pihak-pihak yang tidak memberikan izin berkegiatan di Gedung Indonesia Menggugat atas kegiatan yang diselenggarakan Change Indonesia (pertemuan aktivis pergerakan) dari berbagai daerah. Ada gerakan petani juga. Saya datang sebagai undangan,” ungkap Fafa, sapaan akrabnya kepada KBA News, Minggu sore, 8 Oktober 2023.
Diketahui juga Capres Anies Baswedan memberikan tanggapan atas batalnya kegiatan diskusi Relawan Anies di dalam Gedung Indonesia Mengugat (GIM), Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Ahad, 8 Oktober 2023. Anies dan relawan akhirnya menggelar diskusi sambil duduk lesehan di luar gedung.
“Kita ingin menggunakan gedung, ternyata gedung yang bisa digunakan di Zaman Belanda, sekarang tidak bisa digunakan. Artinya kita harus teguh, kesetaraan harus dikembalikan,” kata Anies dalam sambutannya saat membuka diskusi dengan para relawan dilansir triaspolitica.net: 10/08/2023 10:01:00 PM.
Kesempatan untuk berpendapat, kesempatan untuk menyuarakan ekpresi harus disuarakan. Anies cukup menyesalkan atas kejadian ini. Menurutnya, relawan yang hadir dalam kegiatan ini merupakan aktivis yang pada masanya berkesempatan memperjuangkan demokrasi.
“Mereka memiliki rekam jejak bukan hanya penonton di negeri ini, mereka penggerak. Memperjuangkan demokrasi supaya negeri ini tidak dikuasai sekelompok orang saja, agar semua kekayaan negeri ini dinikmati bersama, itu demokrasi,” jelas Anies yang berpasangan dan Cak Imin.
“Mari kita mulai, jadikan apa yang kita alami di tempat ini, PR kita masih besar di kota besar seperti Bandung masih ada pelarangan, ke depan itu tidak ada, Indonesia merdeka sesungguhnya,” demikian Anies memungkasi. (net/kb/tri/smr)
sumber: kba/triaspolitika di WAGroup INDONESIA FOR – 24 (postMinggu8/10/2023/)