Anies-Imin Tidak Planga-Plongo

Pasangan AMIN, capres Anies Baswedan memegang plakat nomor 1 hasil undian nomor urut caprs cawapres di Piipres 2024 yang diselenggarakan KPU bersama pasangannya Muhaimin Iskandar alias Gus Imin di gedung KPU, Menteng, jakarta Pusat, Selasa malam (15/`11/2023). Foto: internet

Oleh Pradipa Yoedhanegara *)

semarak.co-Sebagai pembuka kalimat saya ingin mengucapkan Selamat dan Sukses Bagi para pendukung capres Anies-Muhaimin yang telah SAH ditetapkan sebagai Kandidat Capres dan Cawapres oleh KPU RI dan telah mendapatkan nomer urut 1 dalam Pilpres mendatang dan hadirnya seorang patriot yang menjadi Kapten TimNas Pemenangan AMIN yakni Marsma. Muhammad Syaugi.

Bacaan Lainnya

Sejak awal diusungnya Pencapresan Anies oleh Partai Nasdem serta PKS dan kemudian bergabungnya Cak Imin yang membawa gerbong politik PKB, secara pribadi saya berharap sang Komandan TIM adalah orang yang paham ilmu intelijen dan punya jaringan intelijen di semua lini.

Awalnya saya berfikir seorang sipil yang berlatar Intelijen, tapi masuknya nama Syaugi sebagai mantan Orang nomer satu di Basarnas merupakan kejutan bagi Tim Lawan, dan melebihi espektasi yang saya kira. Kembali soal Anies-Imin, yang merupakan pasangan calon paling mendekati sempurna karena mampu saling melengkapi dan memiliki kimia yang senyawa.

Mereka sudah saling mengenal sejak lama, karena sama-sama berasal dari kampus yang sama yaitu UGM dan sama-sama pernah menjadi Aktivis kampus maupun Aktivis gerakan eksternal, Anies pernah di HMI dan Cak Imin Pernah di PMII dan menjadi Ketua Umum di PB. PMII di masa lalu.

Anies dan Imin merupakan Tokoh yang lahir dari hasil kerja keras Politik dalam jangka panjang, bukan nerupakan tokoh karbitan yang terlahir dari hasil menabrak aturan atau tokoh yang lahir dari hasil merekayasa dukungan Parpol dan juga bukan merupakan titipan dari penguasa.

Keduanya sangat kompeten dan teruji untuk memimpin negeri, karena Proses menjadi pemimpin dilalui tidak dengan cara instan. Sejak Anies mencalonkan diri sebagai Cagub pada medio 2017 silam, saya dan keluarga sudah menjadi pendukung utama Anies dan menjadi pemilih Anies di Pilkada DKI beberapa waktu yang lalu.

Karena saya mengenal Anies melalui ide dan gagasannya mengenai “Indonesia Mengajar”, saat yang bersangkutan masih menjabat sebagai Rektor di Universitas Paramadina. Anies adalah sosok akademisi yang memiliki Visi Konstitusional mengenai Indonesia di masa mendatang, yang di mana negara wajib hadir dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anies memiliki cita-cita mengenai pendidikan yang murah dan bisa dirasakan oleh segenap tumpah darah yang ada di negeri ini, dari sabang hingga merauke. Anies tidak gagap dan gugup dalam pergaulan internasional, dan memiliki kemampuan dialektika serta diplomasi yang sangat baik di level Internasional.

Kita sangat sering melihat Anies dengan lugas menjelaskan Visi dan Misi membangun Jakarta dan Indonesia pada forum regional, maupun forum Internasional. Anies memiliki kemampuan Orasi yang baik, dan pemahaman Global tentang Indonesia di masa mendatang.

Sebagai seorang akademisi, Anies memiliki kemampuan bicara yang begitu terstruktur dan sistematik dalam merangkai kosa kata. Begitu juga dengan Cak Imin senior saya di PMII cawapres pendamping Anies yang juga cekatan dalam membuat keputusan politik, dan punya kemampuan berakselerasi dalam kepemimpinannya di masa mendatang bersama Anies dalam memimpin Indonesia.

Negeri ini, sangat membutuhkan model kepimpinan yang Cerdas seperti Anies-Imin, karena tidak Planga-plongo ketika berhadapan dengan audiens. Anies-Imin berani berdiskusi dengan para akademisi kampus maupun dengan Oposisi. Selain itu Anies-Imin mampu menerjemahkan keinginan publik menjadi sebuah kebijakan yang berpihak pada konstitusi dan rakyat banyak.

Indonesia merindukan Sosok duet seperti Soekarno-Hatta di masa lalu, yang mampu berdialog di Forum PBB dan Forum Internasional lainnya, kini wajah Founding Father tersebut tercermin dari dua tokoh yang akan memimpin Indonesia di masa mendatang; Yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia jika pemimpinnya tidak abstein dalam forum tahunan PBB. Sebagai pesan penutup, Kontestasi Pilpres 2024 adalah pertarungan politik antara kekuatan Intelektual akademik melawan Jargon politik Gorong-gorong yang Planga-Plongo dan sudah membuat publik muak, karena jauh dari etika dan moral dalam berpolitik, serta memamerkan syahwat kuasa yang sangat overdosis.

Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thariq wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 16 November 2023

*) Kolumnis

Pos terkait