Anies Beri Kuliah di NTU Singapura, Pengamat Refly Harun Minta Ojo Dibandingke Calon Lain: Jauh Sekali Levelnya

Capres Anies Rasyid Baswedan orang pertama Indonesia menjadi dewan pendiri dan pengarah dari The Institute ASEAN Studies di Oxford University di Kota Oxford yang merupakan distrik nonmetropolitan yang berjarak 80 km dari Kota London. Foto: ist

Pengamat politik Refly Harun mengaku bangga dengan bakal calon presiden (capres) Partai NasDem Anies Baswedan yang akan memberikan kuliah di Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

semarak.co-Dia menilai Anies mempunyai kapasitas sehingga diundang menjadi pembicara. Menurut Refly, terdapat tiga hal yang ada pada diri Anies sehingga sangat pantas diundang. Hal itu disampaikan Refly Harun dalam kanal Youtube pribadinya, Rabu 1 Maret 2023.

Bacaan Lainnya

“Pertama anda harus memiliki bahasa inggris yang baik, itu penting sekali, yang responsif antara yang ngomong dengan yang jawab,” ujar dia seperti dikutip dari WE NewsWorthy yang tayang di laman msn.com. Senin (6/3/2023).

Kemudian, lanjut dia, syarat kedua harus memiliki memiliki pengetahuan yang luas dari membaca buku atau pengalaman. “Ketiga, anda bisa bicara di forum seperti itu jika anda punya legitimasi, legitimasi itu tidak bisa dibeli karena itu adalah pengakuan dari masyarakat atau dari orang yang mengundang anda,” jelas dia.

Terakhir, kata dia, syarat keempat adalah yang sering digunakan orang sebagai pelengkap yaitu pejabat publik. “Dengan hanya tiga syarat itu Anies sudah memenuhi bisa diundang kemana-mana, tentu bangga dengan yang seperti ini,” pungkasnya.

Diketahui, Anies Baswedan akan memberikan kuliah di Nanyang Technological University (NTU) Singapore dalam NISTH Distinguished Lectures bertajuk Urban Leadership and Digital Resilience: The Experience of Megacity Jakarta.

Acara yang digelar NTU Institute of Science and Technology for Humanity (NISTH) bekerja sama dengan NTU School of Social Sciences tersebut akan berlangsung pada pukul 14.00-16.00 waktu setempat tersebut.

Dalam kuliah tersebut, Anies tidak hanya berbicara bagaimana pengalamannya memimpin Ibu Kota ketika melalui krisis pada saat pandemi Covid-19 dan melalukan transformasi di Ibu Kota.

Seperti dikutip dari flyer yang diposting akun Twitter @n_isth, dia juga akan memaparkan bagaimana model kepemimpinannya itu bisa diterapkan dalam skala yang lebih luas di Indonesia. Pada Januari 2023 lalu Anies juga memberikan kuliah di negara jiran tersebut.

Bahkan berturut-turut pada tanggal 10-11 di bulan awal tahun tersebut, mantan mendikbud yang pernah menjadi rektor Universitas Paramadina ini jadi pembicara dalam Panel Discussion of ISEAS Yusof Ishak – Regional Outlook Forum 2023 dan berikutnya jadi pembicara tunggal dalam S. Rajaratman Endowment Fund Dialogue.

Di bagian lain Refly menilai Anies adalah sosok tepat dan sangat dibutuhkan untuk memimpin Indonesia ke depan. Hal itu disampaikan Refly Harun dalam kanal Youtube pribadinya, pada Rabu 1 Maret 2023. “Kita harus betul-betul mencari pemimpin yang bisa mewakili kebanggaan Indonesia, kalau tidak bisa berat,” ujar Refly.

Menurutnya, Prabowo memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik seperti Anies. “Kalau misalnya menjadi pembicara yang interaktif, Anda harus punya pengetahuan untuk berinteraksi, mungkin prabowo bisa, tapi saya tidak yakin dengan calon-calon lainnya,” sambungnya.

“Jadi ini sekadar objektifitas, di forum ini Anies cukup membanggakan jadi ojo dibandingke, kalau dibandingkan gak apple to apple. Jauh sekali levelnya terutama dalam menyampaikan pemikiran, bahasa dan lainnya,” demikian Refly memungkasi.

Pada Januari 2023, Anies juga memberikan kuliah di negara jiran tersebut. Bahkan berturut-turut pada tanggal 10-11 di bulan awal tahun tersebut, Anies yang mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) era Presiden Joko Widodo (Jokowi) peridode pertama jadi pembicara dalam Panel Discussion of ISEAS Yusof Ishak – Regional Outlook Forum 2023.

Dan berikutnya, Anies yang diketahui juga pernah menjadi rektor Universitas Paramadina Jakarta menjadi pembicara tunggal dalam S. Rajaratman Endowment Fund Dialogue. (net/war/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *