Ramalan Ronggowarsito, pujangga besar budaya Jawa yang hidup di Kasunanan Surakarta pada abad ke-19, selalu menarik perhatian publik. Salah satu ramalannya yang paling kontroversial adalah tentang sosok yang akan menjadi presiden Indonesia tahun 2024.
semarak.co-Ramalan ini tertulis dalam Serat Jaka Lodang, salah satu karya sastra Ronggowarsito yang berisi tentang kisah hidup seorang pemuda bernama Jaka Lodang yang mencari jati dirinya. Dalam Serat Jaka Lodang, terdapat sebuah bait yang berbunyi:
Wiku Sapta Ngesthi Janma
Anak Menjadi Presiden
Nama Anies Baswedan
Asal Jakarta Pusat
Bait ini dapat diartikan sebagai berikut:
Pada tahun 1877 Saka (1945 Masehi)
Seorang anak akan menjadi presiden
Namanya Anies Baswedan
Asalnya dari Jakarta Pusat
Banyak orang yang menganggap bahwa ramalan ini mengacu pada calon presiden (capres) Anies Rasyid Baswedan, akademisi, aktivis, dan politisi yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak tahun 2017.
Anies memang lahir pada tahun 1969 di Kuningan, Jawa Barat, tetapi ia menghabiskan masa kecil dan remajanya di Jakarta Pusat. Anies juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang berpotensi maju sebagai capres pada pemilihan presiden (Pilpres) di pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024.
Namun, apakah benar bahwa ramalan Ronggowarsito ini menunjuk pada Anies Baswedan? Siapa sebenarnya sosok Ronggowarsito dan bagaimana ia dapat meramalkan masa depan dengan akurat? Bagaimana nasib Anies Baswedan jika ia benar-benar mencalonkan diri sebagai presiden tahun 2024?
Artikel ini akan mencoba mengungkap misteri di balik ramalan Ronggowarsito tentang Anies Baswedan. Siapa Ronggowarsito? Dilansir intisari-online.com dari tribunnews di laman berita msn.com, Jumat 915/9/2023).
Ronggowarsito adalah nama gelar dari Raden Ngabehi Rangga Warsita, seorang pujangga besar budaya Jawa yang hidup di Kasunanan Surakarta pada abad ke-19. Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1802 dengan nama asli Bagus Burhan.
Ia adalah putra dari Mas Pajangswara, cucu dari Yasadipura II, pujangga utama Kasunanan Surakarta. Ia juga merupakan keturunan dari Kesultanan Pajang dan Kesultanan Demak. Sewaktu muda, Bagus Burhan terkenal nakal dan gemar judi.
Ia dikirim oleh kakeknya untuk berguru agama Islam pada Kiai Imam Besari, pemimpin Pesantren Gebang Tinatar di Ponorogo. Di sana, ia mendapat pencerahan dan berubah menjadi pemuda alim yang pandai mengaji.
Ia kemudian pulang ke Surakarta dan diangkat sebagai cucu angkat oleh Panembahan Buminoto, adik Pakubuwana IV. Bagus Burhan kemudian menikah dengan Raden Ayu Gombak dan ikut mertuanya, Adipati Cakradiningrat, di Kediri.
Di sana ia merasa jenuh dan memutuskan untuk berkelana ditemani Ki Tanujoyo. Konon, ia berkelana sampai ke Pulau Bali untuk mempelajari naskah-naskah sastra Hindu koleksi Ki Ajar Sidalaku. Setelah ayahnya meninggal di penjara Belanda tahun 1830, Bagus Burhan diangkat sebagai Panewu Carik Kadipaten Anom dengan gelar Raden Ngabehi Rangga Warsita.
Lalu, setelah kematian Yasadipura II, ia diangkat sebagai pujangga Kasunanan Surakarta oleh Pakubuwana VII pada tanggal 14 September 1845. Sebagai pujangga, Ronggowarsito melahirkan banyak karya sastra yang menggambarkan keadaan sosial, politik, dan budaya masyarakat Jawa pada masa itu.
Beberapa karya sastranya yang terkenal adalah Serat Kalatidha, Serat Sabdajati, Serat Jaka Lodang, Serat Wulangreh, dan Serat Centhini. Ronggowarsito juga dikenal sebagai peramal ulung yang memiliki berbagai ilmu kesaktian.
Dalam naskah babad, ia dikisahkan mampu memahami bahasa binatang. Ia juga dapat meramalkan masa depan dengan menggunakan candrasengkala, yaitu sistem penanggalan yang menggunakan angka-angka yang diwakili oleh kata-kata.
Ronggowarsito meninggal secara misterius pada tanggal 24 Desember 1873 dalam usia 71 tahun. Tanggal kematian ini ternyata dapat ditemukan dalam Serat Sabdajati yang ia tulis sendiri. Sehingga, banyak orang yang percaya bahwa Ronggowarsito telah meramalkan kematiannya sendiri dengan tepat.
Apakah Ramalan Ronggowarsito tentang Anies Baswedan Benar? Ramalan Ronggowarsito tentang Anies Baswedan yang tertulis dalam Serat Jaka Lodang merupakan salah satu ramalan yang paling kontroversial dan menarik perhatian publik.
Banyak orang yang menganggap bahwa ramalan ini benar-benar mengacu pada Anies Baswedan, sementara ada juga yang meragukan kebenaran dan keaslian ramalan ini. Salah satu alasan mengapa ramalan ini dianggap benar adalah karena adanya kesesuaian antara nama, asal, dan tahun kelahiran Anies Baswedan dengan bait ramalan tersebut.
Anies memang memiliki nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, lahir tahun 1969 di Kuningan, Jawa Barat, tetapi menghabiskan masa kecil dan remajanya di Jakarta Pusat. Tahun kelahirannya juga dapat disesuaikan dengan tahun Saka yang digunakan oleh Ronggowarsito.
Selain itu, Anies juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang berpotensi maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. Ia memiliki latar belakang sebagai akademisi, aktivis, dan politisi yang cukup populer di kalangan masyarakat.
Ia juga memiliki dukungan dari beberapa partai politik, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra. Namun, ada juga alasan mengapa ramalan ini diragukan kebenaran dan keasliannya. Pertama, tidak ada bukti otentik bahwa bait ramalan tersebut benar-benar berasal dari Serat Jaka Lodang karya Ronggowarsito.
Bait tersebut baru muncul di media sosial sekitar tahun 2017, menjelang pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) gubernur DKI Jakarta. Bait tersebut kemungkinan besar merupakan hasil rekayasa atau manipulasi dari pihak-pihak tertentu yang ingin mendukung atau menyerang Anies Baswedan.
Kedua, ada kemungkinan bahwa nama Anies Baswedan bukanlah nama asli dari tokoh yang diramalkan oleh Ronggowarsito. Nama Anies Baswedan mungkin hanya merupakan nama samaran atau julukan yang diberikan oleh orang-orang yang percaya pada ramalan tersebut. Nama asli dari tokoh tersebut mungkin berbeda atau bahkan tidak diketahui oleh publik.
Ketiga, ada kemungkinan bahwa asal Jakarta Pusat dari tokoh yang diramalkan oleh Ronggowarsito bukanlah asal geografis melainkan asal politis. Jakarta Pusat mungkin merupakan simbol dari pusat kekuasaan atau pemerintahan Indonesia. Tokoh tersebut mungkin berasal dari daerah lain tetapi memiliki pengaruh atau jabatan penting di Jakarta Pusat.
Keempat, ada kemungkinan bahwa tahun 1877 Saka (1945 Masehi) dari ramalan Ronggowarsito bukanlah tahun kelahiran melainkan tahun peristiwa penting yang terkait dengan tokoh tersebut. Tahun 1945 Masehi merupakan tahun kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Tokoh tersebut mungkin memiliki peranan atau kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. (net/int/msn/smr)