By Tony Rosyid *
semarak.co-Beda antara lupa janji dengan ingkar janji. Kalau lupa, itu kerjaan umumnya politisi. Ngeceknya gampang. Berapa jumlah janji saat kampanye? Tak ada yang inget.
Saat nyaleg, janji disana sini. Di daerah sini janji, di daerah sana juga janji. Berapa jumlah janjinya? Lupa! Gak ada angka yang disebut. Lagi nyalon bupati, walikota, atau gubernur, lupa apa yang pernah dijanjikan.
Soal jumlah janji, sepertinya hanya Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang inget. Ada 23 janji politiknya saat kampanye. Rakyat malah yang lupa. Tapi, Anies terus ingatkan angka 23 janjinya itu harus terus ditagih, dan Anies akan memenuhinya. Agak langka memang manusia satu ini.
Selain yang lupa janji, ada yang ingkar janji. Ini juga hal biasa di dunia politik. Janji itu makanan setiap periode. Mula-mula lupa. Ketika rakyat menagih, baru ingat. Tapi gak juga dipenuhi. Orang ingat janjinya tapi gak dipenuhi, itu ingkar janji namanya.
Anies pernah berjanji saat kampanye: akan mensubsidi air bersih kepada warga DKI 80 persen. Dan ternyata, Anies ingkar janji. Memang disubsidi, tapi tidak 80 persen seperti janjinya. Anies malah memberi subsidi 90 persen.
Ini namanya ingkar janji. Janjinya subsidi 80 persen, faktanya 90 persen. Ada kelebihan 10 persen. Kalau semua politisi ingkar janjinya model Anies, rakyat pasti senang. Janji itu hutang. Hutang 80, tapi dibayar 90. Rakyat mana yang gak senang?
*) penulis adalah pengamat sosial politik
sumber: WAGroup PA Al-Wasliyah P.Brayan (post Senin 6/9/2021/rafiiahmari)