Oleh Pradipa Yoedhanegara *)
semarak.co-Setelah melihat siaran ulang debat 3 Paslon Capres semalam, saya menarik kesimpulan kalau Presiden Joko Widodo main aman di dua kaki dalam Pilpres, yakni di paslon Prabowo Subianto Gibran Rakabuming kemudian kaki sebelahnya ada di Ganjar Pranowo Mahfud MD kenapa begitu, salah satunya faktornya adalah karena tidak mengganti kepala BIN Jendral. Pol Budi Gunawan.
Jadi hari ini Capres Anies Baswedan menjadi satu-satunya Oposisi Pemerintahan di level elit politik nasional, karena Cawapresnya Abdul Muhaimin Iskandar ada di zona aman dan nyaman bersama partai DPP PKB serta partai NasDem yang hingga saat ini tidak berani menarik menteri-menterinya yang duduk dalam pemerintahan Jokowi-Maruf.
Dalam Politik kelamin politik itu harus jelas warnanya dan tidak boleh abu-abu, apalagi berada di zona nyaman seperti Nasdem dan PKB saat ini, yang mencalonkan Capresnya Anies Baswedan, publik sudah dapat menilai dan melihat dengan gamblang perminan politik yang begitu kotor dengan menjadikan ABW sebagai satu-satunya rival politik pemerintahan Jokowi yang berani head to head dalam pipres 2024 menghadapi dua Capres yang mendapat restu dari istana.
Kedua Capres pilihan Istana tersebut, secara gamblang dalam Visi dan Misi, maupun debat Capres semalam, sepertinya tidak punya Konsep yang terstruktur dan sistematis dalam menjalankan pemerintahan di masa mendatang, karena yang ada adalah melanjutkan Visi dan Misi pemerintahan sebelumnya, bukan memperbaiki kerusakan tatanan bernegara yang rusak akibat kerakusan dan hegemoni politik istana.
Debat Capres babak pertama kemarin malam, memperlihatkan kapasitas Anies Baswedan sebagai calon negarawan di masa mendatang dan juga tipikal seorang petarung politik yang handal, lugas dan jelas dalam menjalankan pemerintahannya di masa mendatang.
Anies Baswedan terlihat sendirian mengorkestrai seni berpolitik tingkat tinggi dengan memainkan irama politik yang bisa membuat rival politik Anies seketika mengalami Strouke dan Tekanan darah tinggi serta serangan Jantung. Ratusan juta pasang mata kemarin, menyaksikan dengan seksama narasi yang keluar dari seorang orator ulung calon Presiden RI Periode 2024-2029 yakni Anies Baswedan.
Karena orasi politik serta narasi yang keluar dari Capres lainnya dianggap sebagai sebuah lelucon politik oleh publik di negeri yang dulu di kenal dengan sebutan Nusantara ini. Jadi irama dalam debat kemarin sudah menjadi melodi yang begitu indah karena menjadikan Anies Baswedan sebagai magnet politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Meski terlihat aksi Anies Baswedan yang sendirian, tapi ada jutaan masa pendukungnya yang begitu menginginkan semangat perubahan terjadi di tanah air. Publik sudah muak dengan dramatikal politik dan dagelan politik murahan, akibat skandal MK dan Skandal korupsi yang begitu masive di negeri ini.
Untuk itu Parpol pengusung dan pendukung sudah selayaknya ikut memainkan melodi politik seperti dalam narasi politik yang keluar dari mulut Anies. Kurang layak apabila partai pengusung Anies Baswedan, tetap berada di zona nyaman dengan tidak berani secara terang benderang menarik kursi menterinya dalam kabinet Jokowi-Maruf.
Parpol cari aman dan nyaman sepertinya tidak elegan karena terkesan parpol tersebut tersandera oleh Istana atas kasus-kasus korupsi yang sengaja di biarkan oleh pihak istana, agar dengan mudah dapat mencengkran para Konglomerasi Parpol.
Sebagai seorang juniornya Cak imin di PMII saya berharap, sebaiknya sudahi saja dukungan terhadap Kabinet Jokowi-Maruf dan menjadi Konsisten dengan mendukung penuh pasangan Anies-Imin. Sama halnya harapan saya kepada ketum partai nasdem adik dari alm Haji Rusli Paloh agar mencabut dukungan terhadap Jokowi-Maruf agar masa depan perubahan menjadi lebih jelas di masa mendatang.
Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thariq wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bangkok, 13 Desember 2023
PYN
sumber: WAGroup (postKamis14/12/2023/pradipa)