Anies Baswedan Akui Tolak Tawaran Jadi Cawapres Prabowo di Pilpres 2019 karena Ingin Selesaikan Jabatan Gubernur

Anies Baswedan (kiri) dan Sandiaga Salahuddin Uno. foto: internet

Calon presiden (capres) yang sudah dideklrasikan Partai NasDem Anies Rasyid Baswedan secara terang-terangan membahas janji lamanya dengan Prabowo Subianto di pemilihan presiden (Pilpres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

semarak.co-Capres Anies Baswedan mengakui sempat berjanji tak akan jadi capres jika Prabowo Subianto juga maju dalam Pilpres. Janji itu diungkapkannya ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Anies Baswedan bertekat menyelesaikan jabatannya di Jakarta selama lima tahun tuntas.

Bacaan Lainnya

Karena itulah Anies Baswedan tak tertarik membahas maju sebagai capres. Hal itu diungkapkan Anies Baswedan dalam kanal youtube @Merry Riana, Sabtu (12/2/2023). Dalam kesempatan itu, Anies mengakui pernah menolak tawaran menajdi wakil Prabowo di Pilpres 2019 lalu.

“Jadi ketika tahun 2018 saya diajak untuk menjadi wakil pasangannya Pak Prabowo. Saya sampaikan juga kepada Beliau, Pak Prabowo terima kasih atas undangannya. Ini sebuah kehormatan, tapi saya punya komitmen untuk menyelesaikan di Jakarta selama lima tahun,” beber Anies kepada Merry Riana dilansir TribunWow.com, Selasa (14/2/2023).

Kala itu, Anies memilih menyelesaikan masa jabatannya sebagai gubernur DKI ketimbang menjadi cawapres. Ia pun menyinggung janji-janji kepada warga Jakarta yang harus dipenuhi. Memang kuncinya, terang Anies, menyelesaikan janji dengan warga Jakarta sampai Oktober 2022.

Dilanjutkan Anies, “Karena janji saya dengan warga Jakarta banyak, saya tanda tangan kontrak-kontrak politik. Dengan Jaringan Warga Miskin Kota, dengan Kampung Akuarium, dengan masyarakat kaki lima. Itu semua janji-janji yang harus saya tunaikan.”

Anies mengaku khawatir tak lagi mendapat kepercayaan jika begitu saja meninggalkan posisinya di Jakarta. “Karena yang tanda tangan mengikuti Pemilu begitu saja meninggalkan. Saya tak pernah menyebut secara detail sampai kapan perjanjian dengan Prabowo berlaku,” paparnya.

Karena sejak Oktober 2022 tak lagi menjadi gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan merasa bisa maju sebagai capres di 2024. “Dan ketika ngobrol itu enggak nyebut tahun. Saya berjanji misalnya lima tahun, tidak ada menyebut lima tahun sampai tahun 2022 kemudian tidak akan ikut satu, dua, kira-kira enggak begitu,” tukasnya.

Kata Anies Baswedan soal Utang Rp50 Miliar

Di bagian lain dari program podcast untuk Youtube Merry Riana itu, Anies Baswedan akhirnya buka suara soal heboh isu utang Rp50 miliar pada Sandiaga Salahuddin Uno alias Sandi Uno. Anies secara gamblang mengakui adanya utang tersebut. Namun, menurut Anies, Sandi Uno hanya berperan sebagai penjamin.

Anies Baswedan memastikan uang Rp50 miliar itu bukanlah uang Sandi Uno. Hal itu diungkap Anies Baswedan dalam kanal YouTube Merry Riana, Sabtu (11/2/2023). Dalam kesempatan itu, Anies menjelaskan adanya pihak yang bersedia mendukungnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, 2017 lalu.

“Namun kala itu ada perjanjian yang harus ditandatangani Anies. Ada dukungan yang memberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang. Lalu kami sampaikan, bila ini berhasil maka itu dicatat sebagai dukungan. Bila kita tidak berhasil dalam Pilkada itu menjadi utang yang harus dikembalikan,” sambungnya.

Anies lantas menegaskan peran Sandiaga Uno dalam perjanjian tersebut. Ia menyebut Sandiaga Uno hanyalah sebagai penjamin, bukan pemberi utang. “Itu kan dukungan, yang menjamin Pak Sandi. Jadi uangnya bukan dari Pak Sandi. Itu ada pihak ketiga yang mendukung, kemudian saya menyatakan, ada surat pernyataan utang saya yang tanda tangan,” sambungnya.

Capres Partai NasDem Pilpres 2024 itu pun membeberkan isi perjanjian yang ditandatanganinya dulu. Anies mengaku tak perlu mengembalikan uang miliaran rupiah tersebut karena berhasil merebut kursi gubernur DKI pada 2017.

“Di dalam surat itu saya sampaikan ‘Apabila Pilkada kalah maka saya dan Pak Sandiaga Uno berjanji akan mengembalikan. Apabila kami menang Pilkada maka ini dinyatakan sebagai utang, selesai. Jadi itulah yang terjadi, makanya begitu Pilkada selesai, menang, selesai,” terang cucu Pahlawan Nasional.

Anies Baswedan mengaku sengaja membuat perjanjian tersebut karena enggan terjerat praktik korupsi selama menjabat. “Kalau kalah saya akan berada di luar pemerintahan, di situlah saya cari uang untuk mengembalikan,” kata Anies.

“Kalau saya menang, saya di pemerintahan, saya tidak cari uang di pemerintahan untuk membayar itu. Kalau tidak saya harus ngumpulin uang bayar itu, bukankah itu yang menjebak kita selama ini,” tukasnya. (net/tbw/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *