Anggota Kabinet Mundur, Angin Segar Gerakan Pemakzulan Akibat Jokowi Tidak Netral

Ekonom senior Faisal Basri. Foto: Twitter

Munculnya isu anggota kabinet mundur bisa memperkuat ide pemakzulan Presiden Jokowi. Kalau tak mampu diredam dan benar terjadi menteri mundur jelang pemilihan presiden (Pilpres) pada pemilihan umum (Pemilu) 2024, maka upaya mendongkel Jokowi bisa terwujud.

semarak.co-Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti menilai, terbuka kemungkinan lebih dari lima menteri mundur dari kabinet. Mundurnya menteri akibat ketidaknyamanan dengan perubahan sikap Presiden Jokowi.

Bacaan Lainnya

“Sudah kita dengar banyak anggota kabinet yang sudah tidak merasa nyaman dengan pemerintahan Presiden Jokowi, cuma karena ada pemilu merasa tidak elok juga kalau di tengah seperti ini Pak Jokowi ditinggalkan,” kata Ray dalam diskusi bertajuk Menimbang Pemakzulan dan Siapa Malin Kundang di Kantor Para Syndicate, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Ray menghitung jumlah menteri yang mundur berasal 4 dari PDIP, 1 asal NasDem, dan dua atau tiga orang yang berasal dari profesional. “Kalau mereka mundur dengan jumlah masif bisa menggoncang pemerintahan Pak Jokowi. Sebab, mencari penggantinya juga tidak akan mudah,” tuturnya.

Sekalipun begitu, ide pemakzulan baru bisa terwujud kalau Pemilu 2024 sudah terjadi. Sebelum pemilu, partai-partai belum mau terbuka menyambut isu pemakzulan yang sudah disuarakan sebagian masyarakat karena khawatir terkena dampak penurunan suara.

Sedangkan ketika pemilu selesai dan kekhawatiran banyak pihak terhadap kecurangan terdapat bukti, maka ide pemakzulan bisa mendapat tempat khusus bagi partai-partai yang memposisikan diri sebagai oposisi.

Ray mencatat sedikitnya ada lima-enam partai yang potensi menggolkan ide pemakzulan. Partai-partai tersebut PDIP, NasDem, PKS, PKB, dan PPP. “Yang saya hitung kursinya mencapai 314 kursi, menjadi kursi mayoritas di DPR. Kalau oposisi ini menguat dan bertautan dengan gerakan-gerakan publik di luar, maka ide tentang pemakzulan mendapatkan tempatnya,” lanjut Ray.

Dia menilai, isu pemakzulan muncul tak lepas dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap netralitas Presiden Jokowi. Artinya, ide ini bisa diredam Jokowi secara personal maupun selaku Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan. Dirinya meyakini, munculnya isu pemakzulan datang dari kalangan masyarakat yang tak mau hak pilihnya dicederai.

“Makanya dari jauh-jauh hari kita ingatkan Presiden Jokowi, kalau beliau memiliki kecenderungan untuk mendukung salah satu paslon, baiknya dinyatakan secara terbuka, daripada diam-diam, tetapi orang mencatatnya,” ujar Ray dilansir akurat.co – Kamis, 18 Januari 2024 | 18:10 WIB.

Diketahui sikap politik Jokowi yang tidak netral di Pilpres pada Pilpres 2024 akan berdampak fatal. Seperti diketahui, Presiden Jokowi secara nyata mendukung calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto yang berpasangan dengan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Kembali Ray Rangkuti mengingatkan bahwa sejumlah menteri yang bakal mundur baru akan terjadi setelah pelaksanaan Pilpres 2024. “Nanti setelah pilpres (sebagian menteri mundur). Sekarang semua masih menahan diri,” ujar Ray kepada wartawan, Rabu (17/1/2024).

Para menteri yang mundur itu kebanyakan pastinya dari PDIP dan NasDem. “Untuk sekarang mereka belum mundur dari kabinet. Sebab akan buruk terhadap partai maupun capres yang didukung partai,” ujar Ray lagi dilansir cnnindonesia.com, Kamis, 18 Jan 2024 18:19 WIB.

Sebelumnya, ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menyerukan sejumlah menteri kabinet Jokowi mundur. Seruan Faisal Basri itu disuarakan sebagai ungkapan kekecewaan terhadap kebijakan pemerintahan Jokowi yang dianggap tidak netral di Pilpres 2024.

“Ayo sama-sama kita bujuk Bu Sri Mulyani (menteri keuangan), Pak Basuki (Hadimuljono yang Menteri PUPR), dan beberapa menteri lagi untuk mundur. Itu efeknya dahsyat. Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur. Pramono Anung (sekretaris kabinet) sudah gagap. Kan PDI (PDI Perjuangan) belain Jokowi terus, pusing,” klaim Faisal dalam Political Economic Outlook 2024 di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/2024).

“Saya ngobrol-ngobrol kan dengan petinggi-petinggi partai dan macam-macam, nah muncul katanya yang paling siap itu Ibu Sri Mulyani, Pak Basuki juga, dalam kaitannya dengan Gibran ini ya karena ini sudah beyond akal sehat begitu,” demikian Faisal menambahkan dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, dikutip detik.com, Kamis (18/1/2024).

Faisal menyebut total sebanyak 15 menteri yang kemungkinan mundur. Menurutnya, belasan menteri tersebut berlatarbelakang teknokrat (bukan dari partai) dan yang berasal dari partai oposisi. Ia menilai kabar mundurnya para menteri teknokrat itu merupakan hal yang logis. Sosok teknokrat, kata dia, memegang nilai-nilai etik dan moral yang kuat.

“Teknokrat itu memiliki standar etika tidak tertulis. Jadi kalau dia diminta oleh atasannya yang akhirnya melanggar aturan, dia bilang ‘sorry nggak mau, tidak bisa, kalau bapak mau terus atau ibu mau terus silakan saya mundur.’ Itu biasa di mana-mana,” tutur Faisal dilansir wartakota.tribunnews.com/2024/01/18.

Faisal menduga para menteri teknokrat itu terganggu karena terlalu banyak mendapat intervensi kepentingan politik tertentu terhadap tugas dan fungsi mereka. Ia lantas menggarisbawahi penggunaan anggaran negara.

“Jadi Pak Jokowi ini ingin keliling Indonesia 2024 lebih intens, bagikan apalah gitu ya, ‘wah itu anggarannya belum ada di APBN’, ‘tapi uangnya ada?’, ‘diusahakan pak,’ ‘laksanakan’. Itu kan kalau dilakukan crime, karena setiap sen dari APBN itu harus persetujuan, nggak bisa dijumpalit-jumpalitkan begitu. Nah, mulai resah teman-teman ini,” beber Faisal.

Faisal mengatakan para menteri itu akan mundur pada waktunya. Ia menekankan para menteri itu harus mundur untuk menyelamatkan kepentingan negara. “Ada ongkos kerugian yang harus kita bayar, tapi manageable karena menciptakan kepastian,” imbuhnya.

“Kalau rezim Pak Jokowi ini berlanjut, kan dari berbagai analisis akademisi, Pak Jokowi bisa dikatakan gagal menjaga konstitusi, gagal memperkuat otonomi daerah, gagal menurunkan korupsi. Ada keberhasilannya harus diakui. Kegagalan yang diwariskan akan menimbulkan bencana yang lebih besar,” demikian Faisal diakhir program.

Istana Buka Suara

Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana menanggapi pernyataan Faisal Basri yang mengklaim Menkeu Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono siap mundur dari kabinet. Ari menegaskan Istana tetap solid.

“Seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu presiden untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan sampai akhir masa jabatannya,” kata Ari seperti dikutip dari detikNews, Kamis (18/1/2024).

Ari enggan memperpanjang isu liar yang dilontarkan ekonom senior tersebut. “Terkait isu yang sengaja dilemparkan oleh beberapa pihak bahwa ada menteri yang siap mundur atau tidak nyaman dalam pemerintahan. Tanyakan saja ke pihak-pihak yang melontarkan isu tersebut,” ucapnya.

Menko Polhukam Mahfud Md dan Mendag Zulkifli Hasan menanggapi isu yang menyebutkan Sri Mulyani mundur dari kabinet. Mahfud mengaku tidak mengetahui kabar tersebut dan tidak pernah membicarakan hal itu dengan Sri Mulyani. “Nggak tahu saya, saya nggak tau. Nggak pernah bicara begitu dengan Bu Sri Mulyani,” kata Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Zulhas setali tiga uang. Politikus PAN itu meminta semua pihak tidak melempar isu menjelang Pemilu 2024. “Jangan suka bikin isu, jangan suka bikin isu ya, 14 Februari pemilu aja kita lihat nanti yang damai, pemilu kita yang riang gembira, jangan saling menjelekkan satu dengan yang lain,” ujarnya.

Dilanjutkan Zulhas, “Ini kan kompetisi antarkeluarga atau saudara, kan kita sudah berapa kali ya, sudah hampir 25 tahun kan seperti ini biasa-biasa saja. Saya keliling daerah, ke mana-mana, rakyat itu guyub akur, ada yang milih Anies ada yang milih B, tapi nggak ada masalah, nggak ada yang marah-marah, nggak ada yang ejek satu sama lain, akur,” pungkasnya. (net/cnn/dtc/smr)

Berikut ini adalah profil singkat para menteri di pemerintahan Presiden Jokowi yang terbuka mendukung Prabowo-Gibran.

  1. Mendag Zulkifli Hasan

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga dipastikan mendukung Prabowo-Gibran. Pasalnya, Zulhas, demikian sapaan akrab Zulkifli, merupakan Ketua Umum PAN, salah satu partai anggota KIM. Berbarengan dengan Golkar, PAN merapatkan barisan ke Koalisi Indonesia Maju sejak pertengahan Agustus lalu.

Sebenarnya, sejak awal PAN telah mengusulkan Menteri BUMN Erick Thohir jadi cawapres Prabowo. Hanya saja, belakangan ketika Golkar mendeklarasikan Gibran sebagai cawapres, PAN turut menyatakan dukungan buat putra sulung Presiden Joko Widodo itu. “Agar Indonesia maju terus, silaturahim tidak boleh terputus. Bismillah, Mas Wali (Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka),” sebut Zulhas.

  1. Airlangga Hartarto

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto jelas mendukung Prabowo-Gibran. Pasalnya, Golkar, partai yang dipimpin Airlangga, tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju. Partai beringin itu menyatakan dukungan buat Prabowo sejak pertengahan Agustus lalu.

Golkar pulalah yang pertama kali mendeklarasikan dukungan buat Gibran menjadi bakal cawapres pendamping Prabowo. Ia juga mengungkap alasan mengapa Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengusung pasangan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai capres-cawapres.

Airlangga yakin keduanya merupakan pasangan yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan bangsa. “Kami yakini bahwa pasangan Bapak Prabowo dan Mas Gibran merupakan pasangan yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan bangsa serta membawa kemajuan bagi Indonesia,” kata Airlangga saat pendaftaran capres-cawapres KIM di KPU RI, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

  1. Menkominfo Budi Arie

Menkominfo yang sekaligus Ketua Umum Relawan Projo Budi Arie Setiadi adalah sosok menteri lain yang masuk daftar pendukung Prabowo-Gibran. Budi Arie bahkan mengungkapkan rasa optimismenya untuk kemenangan Prabowo-Gibran di ajang Pilpres 2024 dalam satu putaran.

Adapun Projo sebagai unsur relawan yang selama ini mendukung Jokowi ikut mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Prabowo-Gibran. Pada pertengahan Oktober, Projo di bawah komando Budi Arie mengumumkan dukungan buat Prabowo-Gibran.

“Kami dari Projo sepakat mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024,” kata Budi Arie dalam acara deklarasi dukungan di kediaman Prabowo di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (14/10/2023).

  1. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia

Bahlil tampak hadir dalam orasi Prabowo-Gibran di Indonesia Arena, Rabu (25/10/2023), sesaat sebelum bakal capres-cawapres itu mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Bahkan Bahlil juga terlihat ikut dalam rombongan yang mengantarkan Prabowo-Gibran mendaftar ke KPU.

Belakangan santer kabar dirinya ditunjuk sebagai sebagai Wakil Ketua TKN pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Namun, kabar itu langsung dibantah pihak Bahlil, melalui Staf Khusus Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Tina Talisa.

Tina mengklarifikasi jika Bahlil Lahadalia tidak menjabat sebagai Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran. “Dengan ini kami perlu mengklarifikasi bahwa Bapak Bahlil Lahadalia tidak menjabat seperti yang dimaksud dan beliau juga tidak bersedia untuk terlibat secara resmi dalam TKN,” kata Tina Talisa dalam keterangannya, Minggu lalu.

  1. Menteri BUMN Erick Thohir

Sosok menteri BUMN ini digadang sejak awal bakal mendampingi Prabowo sebagai Cawapres. Namanya diusulkan PAN dalam setiap pertemuan koalisi. Bahkan terdapat momen ketika Erick Thohir ikut satu mobil dengan Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo saat menjajal mobil Maung di Bandung.

Erick akhirnya tersingkir ketika Prabowo memutuskan menggandeng Gibran sebagai cawapresnya. Erick sendiri alih-alih “balik kanan” lebih memilih menyatakan dukungannya ke Prabowo Subianto. Dukungan ini Erick sampaikan usai bertemu dengan Prabowo di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2023).

“Saya akan support (mendukung) Pak Prabowo. Karena ini suatu kehormatan buat saya dan keluarga, dan saya ingin menjadi bagian untuk Indonesia, yang tentu lebih besar lagi, lebih maju, dan lebih baik,” kata Erick. Prabowo pun mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Erick. Ia mengaku banyak dibantu oleh Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Pos terkait