Oleh Rika Lestari *
semarak.co-Akhir-akhir ini sliweran pemberitaan tentang kondisi Ancol yang mencatatkan kerugian tahun 2020 sampai sekitar 400 milyar. Tentunya angka kerugian fantastis ini tidak pernah diharapkan oleh semua sektor usaha.
Dapat dikatakan dampak pandemi memukul hampir semua industri, dan sektor Pariwisata yang paling terdampak. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk atau biasa disebut Jaya Ancol atau Ancol industri pariwisata yang merasakan dampak hadirnya pandemi di muka bumi.
Selama 3 bulan (14 Maret – 19 Juni 2020) saat PSBB jilid 1 dan 1 bulan saat (14 September – 12 Oktober 2020) PSBB jilid 2, Ancol terpaksa tutup operasionalnya demi meminimalisir menyebarnya virus covid-19. Belum lagi ditambah penutupan dilakukan saat liburan Natal dan Tahun Baru, dimana masa tersebut adalah masa “panen raya”.
Bukan hal mudah bagi jajaran Manajemen dan seluruh insan Ancol (sebutan untuk karyawan Ancol) menghadapi ujian berat ini. Perusahaan tetap harus merawat kawasan yang luasnya sekitar 200 hektar serta memastikan seluruh wahana dapat terawat dengan baik dan ikan-ikan serta satwa lainnya dapat dirawat secara optimal.
Pemasukan tidak ada, tapi perawatan dan pemeliharaan harus tetap berjalan seperti biasa. Tapi bukan Ancol namanya kalau cepat menyerah. Berbagai cara dan upaya dilakukan agar Perusahaan tetap HIDUP. Karyawan tetap digaji tanpa ada potongan, THR tetap dibayarkan tepat waktu, bahkan tidak ada PHK. Ini luar biasa!
Sebagai salah satu insan Ancol, saya angkat topi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh Komisaris dan Direksi yang sangat peduli terhadap karyawannya dan tetap ingin mempertahankan karyawannya yang merupakan asset paling berharga bagi Manajemen.
Pimpinan Ancol telah memberikan contoh kepada kami bahwa ujian ini harus dihadapi bersama dan tidak menyerah. Kami selalu diingatkan untuk terus bersyukur, bahwa kami masih masih bisa terus berkarya di Perusahaan yang kami cintai ini.
Mereka begitu terbuka menjalin komunikasi kepada seluruh karyawan, memberikan gambaran kondisi Perusahaan yang bagaikan kapal yang sedang dihantam ombak besar dan tetap memberikan rasa optimis yang tinggi.
Kami semua turun tangan tanpa melihat apa latar belakang pendidikan dan jabatan. Ada General Manager yang menyapu jalan dan mengangkat sampah, ada Manager yang membersihkan saluran air, ada staff yang berjaga siang malam menjaga gerbang Ancol agar tetap aman.
Lalu Komisaris dan Direksi menjadi motivator dan tempat curhat kami dengan wajah yang tetap tenang, padahal kami tahu pasti mereka sudah tidak tidur siang malam mencari cara bagaimana Ancol tetap survive.
Dengan caranya sendiri, Komisaris dan Direksi memutar otak bagaimana Ancol tetap bisa menjadi destinasi wisata yang terus diminati dan dipercaya masyarakat.
Ada yang menjadi panglima Satgas Covid yang gak pernah bosan mengingatkan kami disiplin menjaga prokes baik untuk diri sendiri dan oranglain, ada yang tidak pernah bosan aktif di akun media sosialnya bercerita tentang Ancol dan produk-produknya, ada yang ikut begadang temani teman-temani operasional membuat marka prokes di seluruh kawasan Ancol dan masih banyak lagi.
Jadi jangan pernah tanyakan apa yang sudah Pimpinan dan insan Ancol perbuat agar Perusahaan kami tetap bertahan sampai detik ini. Karena kami tetap bersyukur apapun yang kami hadapi dengan rasa optimis.
06 Juni 2021
*) Insan Ancol