Seperti diketahui sepanjang lima tahun periode pertama Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) (2014-2019), Wakil Ketua DPR Fadli Zon dari Partai Gerindra dan Fahri Hamzah (PKS) terasa sangat kritis sebagai oposisi. Di periode kedua Jokowi, kedua politisi itu dinilai belum terasa sikap kritisnya.
semarak.co -Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengaku kehilangan sosok oposisi seperti anggota DPR Fadli Zon dan mantan Wakil Ketua DPR Fachri Hamzah menyusul membaiknya stabilitas politik di Tanah Air di periode kedua pemerintah Jokowi (2019-2024).
“Saya pribadi kehilangan orang-orang seperti Fahri Hamzah, Fadli Zon, untuk mengkritisi pemerintahan ini. Karena itu menjadi vitamin. Saya sampai cari twitternya Pak Fachri, Pak Fadli, Rocky Gerung, kenapa kok tidak bersuara yang membuat kita bergairah,” ujar Pramono di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Pramono mengatakan saat ini stabilitas politik telah berangsur membaik. Hal itu dapat terlihat dengan adanya dukungan sebesar 74 persen terhadap pemerintah di Parlemen (DPR/MPR) RI.
Namun, dia menilai kondisi tersebut tidak sepenuhnya baik, karena pada akhirnya tidak ada pihak-pihak yang mengontrol ataupun mengkritisi pemerintah dalam menjalankan kebijakan.
“Kalau stabilitas politiknya dirangkul dan betul-betul stabil, tidak ada dinamika, kritik, sebetulnya juga tidak baik, karena salah satu kelemahan bangsa Timur, kalau tidak ada oposisi, tidak ada yang mengkritik, maka yang mengkritik, yang menjadi musuh biasanya temannya sendiri,” ucapnya.
Politisi PDI Perjuangan ini mempersilakan kepada publik untuk memberikan kritikan terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Menurut dia, pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang memperoleh kritikan keras.
“Tanpa kritik tidak menjadi vitamin, tidak akan bisa, dan kebetulan, terus terang saja, Presiden kita adalah presiden yang kalau dikritik itu bukan kemudian baper, beliau malah kalau dikritik itu menjadi energinya Presiden,” kata mantan Sekretaris jenderal PDI Perjuangan. (net/lin)