Aksi kemanusian kembali terjadi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia saat diberlakunya rute Car Free Day (CFD), Minggu (3/9). Berbagai elemen Islam, seperti One Day Juz, Peduli Jilbab, Aku Cinta Islam, Muda Berdakwah, ITJ dan lainnya menyerukan keprihatinan atas nasib etnis Rohingya. Aksi dukungan dilakukan terhadap etnis Rohingya, salah satu etnis di Myanmar dari 153 etnis lainnya karena mengalami konflik berdarah sepekan terakhir. Pemicunya, keberadaan etnis Rohingya dicabut dan tidak diakui pemerintah Myanmar.
“Kita berkumpul di sini jelas untuk mendukung saudara muslim kita di Rohingya. Apa yang dilakukan rezim Myanmar terhadap Rohingya jelas perlakuan yang mengerikan. Pemerintah saat ini hanya mengucapkan belasungkawa serta keprihatinan, tapi tidak melakukan tindakan tegas untuk pemberhentian apa yang dilakukan pemerintah Myanmar,” ungkap Fahira Idris, di awal orasi dari perwakilan para aksi.
“Kita harus terus menerus menekan pemerintah agar berani melakukan tindakan nyata dalam persoalan ini. Bahkan mari setiap hari kita datangi kedubes Myanmar terus kita tekan keberadaanya. Mereka itu saudara-saudara kita. Saudara-saudara muslim kita yang perlu bantuan,” tegas Fahira yang juga seorang anggota DPD dari DKI.
Indonesia Tanpa JIL (ITJ) yang di wakili Azim ikut berorasi. “Hati kita dipersatukan oleh Allah. Untuk menyuarakan hak kemerdekaan untuk setiap umat manusia. Bila semua agama mengajak kebenaran, kedamaian, dan keadilan, tapi kenapa manusia-manusia Rohingya diperlakukan seperti tak berkemanusiaan. Kami berada disini untuk menegakkan kebenaran, keadilan, peradaban. Muslim Rohingya adalah bagian dari kita, bagian dari umat manusia yang harus diberikan hak-haknya. Terakhir mari sama- sama kita teriakkan pembelaan kita atas dasar kemanusiaan. Rohingnya, kita bela, hati kita untuk Rohingya,” tutup Azim dengan teriakan takbir, diakhir orasinya.
“Etnis Rohingya mendapatkan kezaliman bertubi-tubi yang tak layak untuk di saksikan. Sebagai muslim mereka adalah bagian dari kita. Karena setiap muslim adalah saudara. Dan mencintai saudara sesama muslim adalah kewajiban setiap muslim,” Bernard Ali Jabbar, sekjen dari Komite Advokasi untuk Muslim Rohinya Arakan.
“Saat ini Rohingya mengalami haru yang sangat besar. Mereka di selimuti ketakutan yang amat dalam. Tentu dengan berbagai pembelaan kita lakukan, berbagai aksi dan tindakan kita lakukan, mulai dengan protes di kebubes Myanmar juga gedung Perserikatan Bangsa Bansa (PBB) tapi semua itu tidak mendapatkan respon yang baik,” lanjut Jabbar.
“Sampai saat ini etnis Rohingya tinggal satu juta dan puluhan ribu mengungsi ke Bangladesh, termasuk ke negara sekitarnya seperti Indonesia. Pertengahan September mendatang rencana kami akan melakukan perjalanan ke sana. Mendata penduduk yang di sana serta membantu apa yg mereka butuhkan,” ujar Jabbar.
Rabu besok (6/9), pukul 13:00 WIB, lanjut Jabbar, pihaknya mengajak kembali untuk melakukan aksi besar dengan berkumpul di tempat yang sama sambil berjalan mendatangi kedubes Myanmar di Menteng. “Untuk kesekian kalinya dan tak henti-hentinya kami mengajak seluruh elemen untuk turut hadir serta peduli terhadap saudara- saudara umat Islam di Rohingya. SampaiTidak akan melihat kezaliman terhadap etnis Rohingya di Myanmar. (zim)