Sedikitnya 45 ribu anak di Jawa Tengah (Jateng) tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih atas atau bahkan putus sekolah. Pemicunya, tak lain karena biaya untuk melanjutkan pendidikan tidak ada lagi. Kasus putus sekolah paling banyak dialami anak SMA sederajat.
semarak.co-Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko mengatakan, salah satu faktor utama adalah masalah ekonomi masyarakat. Apalagi di Jawa Tengah, ada beberapa daerah yang masuk data sebagai wilayah dengan kemiskinan ekstrem.
Menurut politikus Partai Gerindra itu mengingatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng harus mengawal kebijakan pendidikan. Baik perencanaan penganggaran ataupun koordinasi dengan pemangku kepentingan. Total ada 19 daerah di Indonesia yang masuk dalam prioritas kemiskinan ekstrem.
Dari jumlah sebanyak itu, sorot Heri, lima di antaranya berada di wilayah Jateng. Kelima daerah di Jateng yang masuk kategori kemiskinan ekstrem itu yakni Kabupaten Kebumen, Brebes, Banjarnegara, Pemalang, dan Banyumas. Untuk itu, Pemprov Jateng harus menggandeng sejumlah pihak untuk gotong royong menyelesaikan persoalan kemiskinan ekstrem pada beberapa daerah guna mengantisipasi masalah tingginya angka putus sekolah.
“Hari ini di Jateng usia 16-18 tahun yang seharusnya duduk di bangku SMA sederajat, ternyata 67,9 persen tidak sekolah. Cukup tinggi angkanya. Banyak yang lebih memilih bekerja, merantau, atau pilihan lain seperti pernikahan dini,” kata Heri, dalam keterangan tertulis kepada Solopos.com, Senin (14/2/2022).
Sebab, nilai Heri, perekonomian orang tuanya merosot karena pandemi Covid-19. “Pemprov memiliki tanggung jawab dan tugas untuk menurunkan kemiskinan ekstrem. Di antaranya persoalan rumah layak huni, penyediaan jamban atau sanitasi memadai, pemenuhan air bersih, akses pendidikan, akses kesehatan, dan penerangan atau listrik,” katanya.
Sementara itu, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, mengatakan angka kamiskinan dan angka putus sekolah di wilayahnya masih sangat tinggi. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) tahun 2021 ada sekitar 3.581 anak putus sekolah yang tersebar di berbagai kecamatan di Wonosobo. (net/sol/smr)
sumber: radaraktual.com dari solopos di WAGroup PAMEKASAN GERBANG SALAM (postJumat18/2/2022/ok)