Satelit Merah Putih milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) telah sampai di slot orbitnya di 113 derajat Bujur Timur yang berada di wilayah Kalimantan, pada 3 Maret 2024. Menyusul peluncurannya dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), Selasa (20/2/2024) pukul 15.11 waktu setempat atau Rabu (21/2/2024) pukul 03.11 Waktu Indonesia Barat (WIB).
semarak.co-Kemudian, satelit ini memasuki masa in-orbit tes hingga 21 Maret. Satelit Merah Putih sudah selesai melaksanakan seluruh tes subsistemnya sejak 21 Maret 2024 dan semuanya dalam kondisi yang baik. Diperkirakan layanan telekomunikasi dari Satelit Merah Putih ini sudah bisa dinikmati pelanggan bulan April 2024 nanti.
Direktur Pengembangan Bisnis Telkomsat Anggoro Kurnianto Widiawan mengatakan, proses ini lebih cepat daripada yang diharapkan. Namun, saat ini pihaknya masih melakukan finalisasi sebelum secara resmi mengumumkan semua sistem pada satelit ini sudah rampung dan siap beroperasi.
“Satelit itu ada dua subsistem besar, terkait pengendaliannya dan juga subsistem komunikasinya. Subsistem komunikasi ini berfungsi untuk menjadi transmisinya, sistem transmisi yang akan digunakan oleh pelanggan-pelanggan kita nanti,” ujar Anggoro dalam acara buka bersama media di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin malam (25/3/2024).
Pekan ini, lanjut Anggoro, Telkomsat yang merupakan anak usaha PT Telkom akan melakukan pratinjau singkat kepada semua tes yang dilakukan pada sistem satelit tersebut. Mengapa in-orbit test perlu dilakukan terhadap satelit, meskipun satelit tersebut meluncur dari Bumi dalam keadaan baik?
“Karena ketika satelit itu diluncurkan, dia mengalami guncangan-guncangan atau environment yang berbeda. Oleh karena itu, ketika di orbit kita harus melakukan verifikasi. Satelit merah putih ini adalah High Throughput Satellite (HTS) pertama milik Indonesia.
Anggoro menyebut pihaknya merancang satelit ini agar memiliki reliabilitas yang tinggi. “Bahkan dibandingkan dengan satelit-satelit yang kita miliki sebelumnya, user experience yang dialami akan meningkat 10 kali lipat atau mungkin affordability atau cost-nya akan lebih murah,” terang dia.
Kesiapan kapasitasnya akan bisa digunakan bertahap, lanjut dia, kurang lebih 40% pada April 2024 dan sisanya siap pada semester kedua atau enam bulan tahun ini. “Adapun market satelit akan sama dengan yang dilakukan Telkomsat sebelumnya,” ujar Anggoro.
Teknologi High Throughput yang diadopsi satelit, terang dia, membuat bisa menjangkau lebih banyak daerah. “Target bertahap, pertama kita memberikan special offering kepada Vsat operator. Pengguna kapasitas satelit kita yang nanti akan digunakan untuk melayani end user,” bebernya.
Saat ini sudah lebih dari kapasitas yang kita miliki. Market yang kita sasar similar dengan market yang kita punya saat ini. Hanya dengan high throughput satellite menjangkau daerah affordability-nya selama ini tidak terjangkau. Karena HTS akan efisien, termasuk daerah terpencil dan khususnya di maritim.
Di bagian lain Telkomsat buka suara soal keberadaan Starlink di Indonesia, termasuk kerja samanya dengan perusahaan milik Elon Musk tersebut. Starlink diketahui telah digunakan di Indonesia melalui Telkomsat sebagai penghubung jaringan utama dengan jaringan akses atau dikenal sebagai backhaul.
Menurut Anggoro, pihaknya melengkapi layanan untuk konektivitas dengan berbagai macam teknologi. Hal itulah yang mendasari kerja sama dengan Starlink. “Bekerja sama elon musk dalam hal ini dengan Starlink karena kita membutuhkan kapasitas jauh lebih besar untuk titik yang membutuhkan latensi rendah dan kapasitas besar. Sementara kalau menggunakan satelit sendiri sangat terbatas,” kilahnya.
Penggunaannya menjadi pelengkap layanan Telkom lainnya. Anggoro juga mengaku Starlink memberikan manfaat bagi layanan perusahaan, termasuk saat terjadi gangguan membuat waktu recovery menjadi lebih cepat dan siap memberikan kapasitas yang cukup besar.
Starlink juga dikabarkan akan masuk ke Indonesia lewat segmen retail bahkan diisukan jaringan satelit miliki pengusaha Elon Musk itu akan masuk ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Kata Anggora, Telkomsat akan berusaha untuk terus memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Termasuk memberikan manfaat dalam bentuk apapun infrastrukturnya. Kita berusaha untuk seprofesional mungkin, berkompetisi atau memberikan layanan. Jadi apapun yang tersedia baik itu teknologi LEO, atau GEO seperti yang kita luncurkan ini HTS satelit Merah Putih 2, it doesn’t matter buat kami,” jelasnya.
Sebagai perusahaan lokal, dia meyakini pihaknya punya kelebihan yang hanya diketahui masyarakat Indonesia. Itu bisa dimanfaatkan untuk mencari solusi yang tepat bagi yang dibutuhkan negara ini. “Jadi saya punya believe kalau kita bisa berusaha mencari positioning-nya, kita tinggal menggunakan itu,” ujar Anggoro. (net/smr)