Agar Perpustakaan Efektif, Menteri PANRB: Peran ASN sebagai Agen Literasi Perlu Dioptimalkan

Menteri PANRB Tjahjo Kumolo menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan Tahun 2021, secara virtual dari Jakarta, Senin (22/3/2021). Foto: humas PANRB

Aparatur sipil negara (ASN) memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak atau agen literasi nasional, mengingat jumlahnya tersebar luas di seluruh Indonesia. Terlebih ASN harus menjadi teladan mulai dari level keluarga, lingkungan, hingga masyarakat luas.

semarak.co-Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo menuturkan, pemerintah melalui ASN harus mengambil peran dalam gerakan budaya literasi. Pemerintah, kata Tjahjo, telah memberikan dukungan kebijakan agar fungsi pengelolaan dan pelayanan perpustakaan berjalan efektif.

Bacaan Lainnya

“ASN harus berperan dan didorong menjadi Agen Literasi Nasional. Dengan peran tersebut, diharapkan terjadi perubahan dan budaya literasi kita semakin baik,” ujar Menteri Tjahjo saat menjadi narasumber dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan Tahun 2021, secara virtual dari Jakarta, Senin (22/3/2021).

Harus diakui pada masyarakat saat ini, kata Menteri Tjahjo, kedudukan ASN masih dianggap sebagai Trendsetter Perubahan. Karena itu, peningkatan literasi khususnya bagi ASN akan memberikan dampak terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lembaga, dan negara.

Ini selaras dengan RPJMN 2020-2024 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022 yang mengusung tema Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural. Salah satu fokus peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan meningkatkan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas bagi terwujudnya masyarakat berpengetahuan dan berkarakter.

Menteri Tjahjo mengatakan, setidaknya ada tiga hal yang perlu dioptimalkan dalam mendukung peran ASN sebagai agen literasi. Pertama, di bidang kelembagaan perpustakaan.

Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa, sebagaimana termuat dalam Undang-Undang No. 43/2007 tentang Perpustakaan.

Untuk melaksanakan UU tersebut, pemerintah telah membentuk Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sebagai Lembaga Pemerintah Non-Kementerian. Di daerah dibentuk Dinas Perpustakaan sebagai wujud pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perpustakaan yang diserahkan kepada daerah.

Kedua, dalam bidang SDM Aparatur. Pemerintah telah membentuk Jabatan Fungsional (JF) Pustakawan. Pemangku jabatan Pustakawan ini tersebar di seluruh instansi pemerintah, termasuk lembaga pendidikan.

Dibentuknya JF Pustakawan bertujuan untuk memperkuat fungsi perpustakaan secara kelembagaan. “Karenanya, SDM Aparatur bidang kepustakaan, khususnya JF Pustakawan, selayaknya menjadi garda terdepan dalam mengembangkan budaya literasi,” imbuh Tjahjo seperti dirilis humas melalui WAGroup JURNALIS PANRB.

Ketiga, terkait dengan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Sejalan dengan SPBE, layanan perpustakaan juga memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Menurut Tjahjo, kebijakan pemerintah sudah cukup memberikan dukungan di bidang pelayanan perpustakaan. Yang menjadi tantangan adalah bagaimana insan perpustakaan dapat mewujudkan ekosistem masyarakat berbudaya literasi.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sinergi dan integrasi dari hulu ke hilir yang melibatkan seluruh stakeholder di pusat dan di daerah. Upaya-upaya yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan budaya baca, indeks literasi, daya saing global, rasio gini, pendapatan per kapita, serta daya saing inovatif.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Tjahjo menyampaikan apresiasinya bagi Insan Kepustakaan yang telah mengabdikan diri untuk berkecimpung dalam pengembangan perpustakaan dan literasi di Indonesia.

Tjahjo menyatakan kesiapannya dalam mendukung berbagai kebijakan dan program kepustakaan sehingga fungsi pengelolaan dan pelayanan perpustakaan berjalan efektif. “Kementerian PANRB siap mendukung dan terbuka dalam rangka meningkatkan fungsi dan peran perpustakaan sehingga peningkatan kualitas SDM tercapai,” pungkasnya. (del/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *