Adhi Karya Kantongi Kontrak Baru Tumbuh 5,4% Jadi Rp 33,3 T Hingga November 2017

Proyek LRT milik Adhi Karya

PT Adhi Karya mengumumkan telah mengantongi kontrak baru, Rp 33,3 triliun sampai November 2017. Perolehan kontrak baru itu termasuk perolehan kontrak baru dari proyek kereta ringan atau LRT Jabodebek fase I. Perolehan kontrak baru kontraktor pelat merah ini tercatat tumbuh 5,4%, dari Rp31,6 triliun di Oktober 2017.

Angka tersebut sudah termasuk kontrak baru dari proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) fase 1 sebesar Rp22,82 triliun. Seperti diketahui, dalam pengumuman Adhi Karya sebelumnya, nilai proyek LRT fase I itu senilai Rp 19,7 triliun.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Ki Syahgolang Permata mengatakan, realisasi perolehan kontrak baru di November 2017 antara lain Jalan Tol Cisumdawu Fase I (JO) senilai Rp 813,6 miliar, Jaringan Irigasi Serayu Sumpiuh (JO) senilai Rp 181,2 miliar, dan Terowongan Nanjung (JO) senilai Rp 157,2 miliar.

Kontribusi per lini bisnis dalam perolehan kontrak baru pada November 2017 didominasi lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 96%, properti sebesar 3,8% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya. Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri dari pemerintah tercatat 74,1%, BUMN sebesar 13,9%, sementara swasta atau lainnya sebanyak 12%.

“Tipe realisasi pekerjaan perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan, jembatan dan LRT sebanyak 67,4%, proyek gedung sebanyak 23,1 persen. Serta proyek infrastruktur lainnya sebesar 9,5%,” ujar Syahgolang dalam rilisnya, Sabtu (24/12).

Bila dirinci dari segi bisnisnya, mayoritas perolehan kontrak baru perusahaan berasal dari bisnis konstruksi dan energi sebesar 96 persen. Sementara itu, 3,8 persen kontrak baru datang dari bisnis properti dan sisanya dari lini bisnis lain.

Sementara itu, komposisi sumber proyek mayoritas berasal dari pemerintah, yakni 74,1 persen. Di sisi lain, proyek dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyumbang kontribusi sebesar 13,9 persen dan swasta atau lainnya sebanyak 12 persen. “Dari tipe pekerjaan perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan, jembatan, LRT, gedung, dan proyek infrastruktur,” kata Ki Syahgolang.

Lebih detail, proyek jalan, jembatan, dan LRT berkontribusi 67,4 persen, proyek gedung 23,1 persen, dan infrastruktur 9,5 persen. Lebih lanjut, Ki Syahgolang memaparkan perkembangan dari proyek LRT Jabedebek fase 1 secara keseluruhan telah mencapai 26,9 persen.

Rute Cawang-Cibubur telah selesai 47,2 persen, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 12,7 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 28,2 persen, sedangkan pembangunan depo baru mencapai 0,3 persen. “Perkembangan pelaksanaan pembangunan LRT Jabedebek direncanakan selesai pada 2019,” kata Ki Syahgolang.

Adhi Karya merupakan kontraktor dari mega proyek LRT Jabedebek. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp29,9 triliun. Kebutuhan dana investasi ini akan ditanggung oleh Adhi Karya sebesar Rp4,2 triliun dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp25,7 triliun. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *