Konstruktor pelat merah, PT Adhi Karya mengantongi kontrak baru Rp26,8 triliun dalam periode Januari-Juli 2017. Atau bertambah Rp1,4 triliun dibanding Rp25,4 triliun, pada Januari-Juni 2017. Kontrak baru itu termasuk perolehan kontrak dari proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) fase I.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Ki Syahgolang Permata mengatakan, berdasarkan lini bisnisnya, konstruksi dan energi berkontribusi paling besar terhadap perolehan kontrak baru ADHI dengan porsi 92,6% dan sisanya berasal dari lini bisnis lainnya.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri dari pemerintah dengan porsi 82,5%, BUMN sebesar 8,2%, sedangkan swasta atau lainnya sebanyak 9,3%. Sementara itu, berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan, jembatan,dan LRT sebanyak 74,9%, proyek gedung sebanyak 16,3%, serta proyek infrastruktur lainnya sebesar 8,8%.
Realisasi perolehan kontrak baru pada Juli 2017, rinci Syahgolang, antara lain pembangunan Kampus Sam Ratulangi Manado (Rp218,5 miliar), Groundsill Bojonegoro (Rp178,9 miliar), dan pembangunan CY dan Reklamasi Terminal Peti Kemas Kendari New Port (Paket 2 Rp134,3 miliar).
Sebagai gambaran, Adhi Karya menargetkan kontrak baru sebesar Rp21,4 triliun pada 2017 di mana lini bisnis konstruksi ditargetkan memberikan kontribusi sebesar 75,1%, energi (EPC) 11,3%, properti 11,5%, dan industri sebesar 2,1%.
Perusahaan telah membukukan pendapatan usaha Rp5,2 triliun pada semester I/2017 atau meningkat 65,6% dibandingkan dengan Rp3,1 triliun pada semester I/2016. Dari pendapatan itu, perusahaan mengantongi laba bersih sebesar Rp131,3 miliar pada semester I/2017 atau meningkat 136,4% dibanding Rp55,5 miliar, pada semester I/2016.
“Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan, jembatan, dan LRT sebanyak 74,9%, proyek gedung sebanyak 16,3%, serta proyek infrastruktur lainnya sebesar 8,8%,” ujar Syahgolang dalam rilisnya, Rabu (16/8).
Sebelumnya, Adhi Karya mencatat peningkatan laba bersih sebesar 136,4% pada Semester I-2017. Laba bersih Adhi Karya tercatat sebesar Rp131,3 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp55,5 miliar. Sementara total pendapatan usaha di 2017 direncanakan sebesar Rp14,4 triliun yang diperoleh dari lini bisnis konstruksi sebesar 81,4%, Properti 9,4%, EPC 7,0% serta dari kontribusi Industri sebesar 2,2%.
Adapun taksiran laba bersih di 2017, ditargetkan tercapai Rp505,6 miliar dengan kontribusi dari Induk Perusahaan sebesar 47,4% dan anak perusahaan sebesar 52,6%. Optimisme ADHI sejalan dengan rencana pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan meningkatnya anggaran infrastruktur di tahun mendatang. (bis/lin)