Pemerintah Malaysia mulai melirik kontraktor asal Indonesia PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) untuk terlibat di dalam pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) fase 3 di Malaysia. Pasalnya pembangunan LRT oleh PT Adhi Karya merupakan yang paling efisien dan tercepat yang ada di dunia.
Itu dikatakan langsung oleh Kepala Divisi Konstruksi LRT Adhi Karya Imanuddin Setia. Menurutnya, pembangunan yang dilakukan oleh Adhi Karya diklaim menjadi pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta akan menjadi yang tercepat di dunia.
Menurutnya, cepatnya pembangunan LRT yang dilakukan Adhi Karya adalah efek dari penggunaan teknologi U-Shape Girder. “Dengan teknologi u-shape yang kita pakai, dari segi waktu ini masih akan yang tercepat di dunia nantinya. Kalau ini selesai di awal 2019,” ujarnya di Pabrik Precast PT Adhi Karya di Jakarta, Senin (8/5).
Imanuddin melanjutkan, teknologi U-Shape Girder yang digunakan Adhi Karya, sebelumnya diusulkan pihak konsultan asal Prancis, Systra. Teknologi tersebut diakui Imanuddin merupakan yang pertama kali diterapkan di Indonesia.
Teknologi U-Shape Girder dianggap lebih cocok diterapkan di Indonesia mengingat keterbatasan lokasi pada lintasan LRT.
Pasalnya teknologi tersebut mampu menyesuaikan lebar beton penopang lintasan lebih kecil dari seharusnya. Di mana lebar beton penopang yang sedianya memiliki lebar 1,7 meter dengan teknologi asal Prancis tersebut hanya sekitar 24 cm. “Kalau kita gunakan balok U-Shape ini yang hanya tebal lantai hanya 24 cm, kalau gunakan balok lebih besar dari 1m. Bahkan kemungkinan 1,7 itu bedanya jauh sekali dari segi volume dan sebagainya,” kata Iman.
Sebagai informasi, pembangunan LRT sendiri dimulai sejak 2015 lalu dan ditargetkan selesai pada akhir 2018 sebelum akhirnya bisa beroperasi di awal 2019. Hingga kini, progres pembangunan LRT Jakarta fase pertama secara total sudah hampir 16 persen.
Sedangkan progres untuk masing-masing rute seperti Cawang-Cibubur sudah 35 persen, Cawang-Bekasi Timur 17 persen, dan progres paling kecil Cawang-Dukuh atas 3-4 persen lantaran pembangunan yang baru dimulai
Emiten konstruksi milik negara, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih pada tiga bulan awal 2017. Laba bersih perseroan tumbuh Rp8,45 miliar atau sekira 79,17 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Melansir keterbukaan informasi yang diterbikan perseroan di Jakarta, Selasa (2/5), laba bersih Adhi Karya pada Kuartal I-2017 tercatat sebesar Rp19,14 miliar dari sebelumnya Rp10,68 miliar. Adapun laba per saham, tumbuh menjadi Rp5,38 dari sebelumnya Rp3.
Selain itu, pendapatan usaha perseroan juga tercatat mengalami kenaikan sebesar Rp920 miliar. Tercatat, pendapatan perseroan pada kuartal I-2017 sebesar Rp2,24 triliun dari sebelumnya Rp1,32 triliun.
Di sisi lain, utang perseroan tercatat mengalami penurunan menjadi Rp14,40 triliun dari sebelumnya Rp14,65 triliun. Utang tersebut, terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp12,8 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp1,59 triliun.
Adapun aset yang dikelola perseroan, juga mengalami penurunan menjadi Rp19,76 triliun dari sebelumnya Rp20,09 triliun. Aset tersebut, berasal dari aset lancar sebesar Rp16,31 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp3,44 triliun. (lin)