Perum Jamkrindo sebagai satu-satunya BUMN di bidang penjaminan kredit, konsisten untuk terus mendampingi UKM serta koperasi agar bisa meningkatkan skala usaha. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Jamkrindo memulai rangkaian kegiatan pendataan dan pelatihan di 6 kota di Indonesia dan pertama dimulai dari di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/10).
Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto merinci, nantinya secara berturut-turut, di Aceh, Bandung, Yogyakarta, Samarinda, dan Surabaya. Komitmen Jamkrindo mendampingi UMKM ini, lanjut Randi Anto, sejalan dengan lini bisnis penjaminan kredit kepada UMKM, baik Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun non KUR.
“Pendampingan terhadap UMKM diperlukan supaya UMKM bisa meningkatkan skala usaha sehingga kontribusinya terhadap perekonomian nasional secara agregat akan makin besar,” ujar Randi dalam rilis Humas Jamkrindo, Kamis petang (25/10).
Kepala Divisi Manajemen Risiko, Pemeringkatan UMKM, dan Konsultasi Manajemen Jamkrindo Ceriandri Widuri menuturkan, pendataan dilakukan dalam rangka scoring dan pemeringkatan UMKM.
Sementara, pelatihan diberikan untuk menjamin usaha berkelanjutan sehingga layak mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan. Profil UMKM akan menjadi pegangan bagi Jamkrindo UMKM mengajukan kredit ke lembaga keuangan. “Dari pendataan dan pelatihan di 6 kota tersebut, kami berharap ada sekitar 1.200 UMKM baru yang datanya bisa masuk ke Perum Jamkrindo,” ujar Ceriandri.
Seperti diketahui, Jamkrindo mendukung pengembangan perekonomian nasional sejak didirikan tahun 1970. Jamkrindo dipercaya menjadi lokomotif pertumbuhan UMKM Koperasi di Indonesia melalui usaha penjaminan.
Jamkrindo mencatatkan kinerja penjaminan yang positif hingga triwulan III-2018. Volume penjaminan hingga September 2018 tercatat sebesar Rp 110,137 triliun, meningkat 8,9 persen dibandingkan volume penjaminan pada September 2017.
Volume penjaminan pada September 2018 terdiri dari penjaminan KUR Rp 41,3 triliun dan penjaminan non-KUR Rp 68,8 triliun. Adapun, total aset Jamkrindo hingga Septeber 2018 mencapai Rp 15,51 triliun. (lin)