Menteri Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Mesir, Mahmoud Essmat, mengumumkan Mesir dan Rusia menandatangani perjanjian baru pada hari Rabu (19/11/2025) yang mencakup, antara lain, manufaktur reaktor nuklir kecil dan bergerak.
Semarak.co – Dalam wawancara yang disiarkan televisi Rabu malam, Essmat menyebut reaktor terapung ini dapat diangkut ke daerah-daerah terpencil yang tak terhubung ke jaringan listrik nasional, di mana reaktor-reaktor itu akan menghasilkan listrik dan mengoperasikan jaringan lokal kecil.
Ia menambahkan perjanjian baru tersebut mencakup beberapa kegiatan yang bertujuan mentransfer teknologi dan keahlian ke Mesir, serta kerja sama dalam teknologi rekayasa canggih yang digunakan dalam manufaktur 3D.
Essmat menegaskan, seperti dilansir inews.id pada Kamis 20/11-25, Rusia menunjukkan keterbukaan yang luas untuk menyediakan layanan teknologi di berbagai bidang, termasuk baterai dan sistem penyimpanan energi.
Mahmoud Essmat mencatat bahwa Organisasi Industrialisasi Arab negara tersebut berperan dan turut serta dalam melokalisasi beberapa komponen industri nuklir untuk kemajuan negeri piramida Mesir itu.
Saat ini, proses produksi generator untuk pembangkit tenaga listrik tersebut sedang berjalan dan berlangsung secara kontinu. Untuk mendukung semua itu, komponennya diperkirakan akan selesai sebelum tahun 2027 mendatang.
Operasi awal unit-unit tersebut akan dilakukan oleh para spesialis negeri beruang merah Rusia sebelum serah terima operasi kepada para insinyur ahli di negara Mesir dilakukan secara menyeluruh dan mendetail.
Essmat mengatakan, listrik yang dihasilkan dari PLTN Dabaa akan menyumbang 12% dari kapasitas listrik Mesir. PLTN ini juga akan menghemat 8 miliar meter kubik gas dan membantu mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 16 juta ton.
Essmat juga menekankan bahwa PLTN ini akan mendukung pasokan listrik yang berjalan secara stabil dan establish tanpa terpengaruh oleh fluktuasi sumber energi terbarukan atau pembangkit berbahan bakar fosil. (net/in/kim/smr)





