Solikhin SE MSi *)
semarak.co-Diceritakan, bahwa dahulu ada seorang Sulthon (Penguasa atau istilah saat ini Gubernur) yang berada di negeri Hadhramaut. Namanya Abdullah ibn Rasyid rhm dan ia berbangga karena di masa pemerintahannya itu tidak ada hal yang haram, tidak ada pencuri, bahkan tidak ada orang miskin; karena orang kaya di saat itu menolong orang yang miskin.
Demikian ini, berlaku dari wilayah Aqqod hingga ke Syi’ib Nabiyullah Hud as. (tentu ini jangkauan yang cukup luas). Hingga masyarakat di sana pun menamakan wilayah ini dengan lembah “Ibn Rasyid”. Itulah kehebatan daripada Sang Gubernur tersebut.
Tahukah anda kenapa bisa demikian? Ternyata dari diri pribadi Sang Gubernur itu pun kalau sudah wirid di waktu malam; shalatnya itu bisa 100 rakaat tiap malamnya. Maa syaa Allah. Adakah saat ini Gubernur atau Pemimpin yang shalat 100 rakaat di setiap malamnya?
Justru yang ada saat ini banyak para Pemimpin (atau tokoh yang memliki jabatan tinggi) tidak shalat, kecuali di hadapan orang banyak? Dan jika ia sudah (menjalankan hal) yang Fardhu seakan dirinya adalah orang paling hebat di seluruh alam.
Coba bayangkan Penguasa seperti ini yang shalatnya semalam 100 rakaat, dan ia pun hafal kitab Shahih Bukhari dari awal hingga akhir. Tapi perlu di ingat! Penguasa hebat, tentu rakyatnya pun juga hebat.
Orang-orang dulu begitu takut kepada Allah dan bersungguh-sungguh bertaqwa kepada-Nya. Maka, amal-amal kalian lah yang akan menentukan pula (rupa) pemimpin kalian. Semisal yang memimpin adalah Penguasa seperti Ibn Rasyid, maka kebanyakan mereka para wali dan shalihin.
Suatu ketika Gubernur Ibn Rasyid pernah berada di samping Waliyyah Syaikhoh Sulthonah (seorang wali perempuan di Negeri Hadhramaut) dan beliau masih kecil. Kemudian Imam Abdurrahman Assegaf (yang berjuluk Faqih Muqaddam ats-Tsani) berkata, “Orang ini pantas menjadi pemimpin negeri ini.”
Setelah itu, jadilah ia pemimpin yang dipilih para walinya Allah dan belaku adil sehingga ia pun berkata di masa jabatannya, “Tidak ada ditemukan hal yang haram, pencuri dan orang-orang miskin.” Dan berlakulah hal ini hingga umur beliau pun berlalu. Sumber: Al-Habib Umar bin Hafidz
FAEDAH yang bisa kita petik dari penggalan kisah ini yakni, “Perhatikan lah hubungan kita dengan Allah yaitu dengan menjalankan panggilan-Nya. Sejatinya, itulah yang membuat manusia akan menjadi bahagia. Dan juga berupaya selalu menjauhkan dari segala macam bencana dan kejahatan yang tidak diinginkan.
Semua itu sebab, semata-mata menjalankan perintahnya Allah dan takdzimnya akan syariat Allah. Semoga yang sekelumit ini ada manfaatnya. Semoga Allahسبحا نه و تعا لى ridhoi semua langkah kita n kita bisa mengambil pelajaran dari kisah di atas, juga mendapat hikmahnya.
Shollu alan Nabi Sayyidina Muhammad ﷺ
sumber: WAGroup KAWAL ‘AMIN’ KE ISTANA 2024 (postSabtu4/5/2024/msholeh)