Oleh Dr Datep Purwa Saputra *)
Semarak.co – Komando Resimen Mahasiswa Indonesia, disingkat Komenwa Indonesia (KI), berdiri teguh sebagai organisasi yang bukan hanya menjaga masa depan, tetapi juga memelihara dan mewarisi nilai-nilai kejuangan yang lahir dari sejarah kemerdekaan bangsa.
Komenwa adalah wadah Mahasiswa dan para senior Menwa dalam rangka “Bela Negara” di mana bertekad untuk melanjutkan semangat juang dari nilai nila jiwa kepahlawanan TRIP/TP/TGP (Tentara Republik Indonesia Pelajar/Tentara Pelajar/Tentara Genie Pelajar) dan CM (Corps Mahasiswa) dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Komenwa Indonesia komitmen akan terus menghidupkan nilai kejuangan para pahlawan bangsa yang dituangkan dalam dokrin WCDS yang tetapkan oleh Jendral Besar A.H Nasution tahun 1959. Komenwa Indonesia adalah penerus estafet komitmen kebangsaan, menjadikannya organisasi yang tegak lurus pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lalu Pancasila, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945). Akar historis ini memberikan Komenwa Indonesia memiliki landasan moral dan disiplin yang tak tertandingi, menjadikannya garda terdepan Bela Negara kaum terpelajar dalam pertahanan nirmiliter.
Dengan fondasi sejarah yang kuat, Komenwa Indonesia memiliki fokus yang jelas dan tidak mudah teralihkan. Komenwa Indonesia akan terus maju ke depan, melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi sambil menanamkan jiwa patriotisme dalam menumbuhkan Korsa sejati WCDS.
Komenwa Indonesia tetap teguh pada WCDS
Komenwa Indonesia, berdiri sebagai organisasi kader bangsa yang kuat dan teguh, dengan landasan doktrin utama Widya Castrena Dharma Siddha (WCDS), yang berarti Penyempurnaan Pengabdian Ilmu Pengetahuan melalui Olah Keprajuritan.
Doktrin ini memastikan bahwa Komenwa tidak hanya menghasilkan akademisi yang cerdas, tetapi juga patriot yang disiplin, memadukan kecerdasan kampus dengan semangat juang dalam pengabdian pada bangsa dan negara.
Prinsip ini berakar kuat pada nilai-nilai kejuangan para Pahlawan Kemerdekaan seperti TRIP/TP/TGP dan CM menjadikan Komenwa pewaris sah dari tradisi pengorbanan dan kepemimpinan di kalangan pemuda terpelajar.
Komenwa Indonesia berkomitmen tegak lurus pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ideologi Pancasila, dan konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945).
Dengan berpegang pada WCDS, Komenwa memiliki visi yang tinggi dan jelas. Organisasi ini terus maju ke depan, fokus pada pengamalan ilmu (Widya) dan penguatan fisik-mental atau keprajuritan yang di dalamnya terkandung makna kejujuran dan tanpa pamrih (Castrena) untuk mencapai pengabdian sempurna pada Bangsa dan Negara. (Dharma Siddha).
Komenwa Indonesia menganut filosofi: “Ibarat elang diganggu gagak, elang akan terbang terus ke atas sampai gagak itu jatuh dengan sendirinya karena kehabisan napas.” ”Elang” adalah representasi Komenwa, yang didorong oleh doktrin WCDS untuk selalu mencapai ketinggian (tingkat kompetensi dan pengabdian) yang maksimal.
“Gagak” adalah segala bentuk gangguan, kepentingan sempit, atau polemik yang tidak relevan dengan misi besar penyempurnaan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan.
Komenwa tidak akan membuang energi untuk melayani gangguan; ia akan terus naik ke level yang lebih tinggi, mengukuhkan diri sebagai komponen Pendukung pertahanan negara dalam memperkuat Komponen Utama (TNI) yang terpercaya, membiarkan segala intrik yang dangkal sirna karena tidak mampu mengejar komitmen dan fokus Komenwa WCDS yang sejati.
Komenwa Lebih Dari Sekadar organisasi kampus
Komenwa Indonesia memposisikan diri sebagai komponen pendukung dalam memenuhi hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara, sesuai amanat UUD NRI 1945 Pasal 27 ayat (3). Komenwa berperan strategis dalam melaksanakan pertahanan negara sesuai Pasal 30 ayat (1) sebagai bagian integral dari Sistem Pertahanan dan Keamanan negara dalam rangka Sistim Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).
Peran ini diperkuat melalui:
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) untuk Pertahanan Negara dan
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2021.
Komenwa Indonesia terus maju ke depan, fokus pada pengamalan ilmu dan keprajuritan untuk menghasilkan kader yang siap diaktivasi sebagai komponen cadangan atau pendukung, kapan pun negara membutuhkan.
Catatan Sejarah Pengabdian Komenwa Indonesia Pada Bangsa dan Negara. Jejak Sejarah Pengabdian Bela Negara. Peran pertahanan negara oleh Komenwa Indonesia bukanlah sekadar rencana masa depan, melainkan sebuah tradisi sejarah yang telah dilaksanakan secara nyata sejak masa kemerdekaan mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdikaan.
Komenwa adalah pewaris langsung pengabdian patriotik yang dilakukan oleh para pendahulu:
TRIP/TP/TGP dan CM: Pelajar dan mahasiswa ini membentuk tulang punggung perjuangan fisik kemerdekaan, membuktikan bahwa kaum terpelajar adalah komponen tempur yang vital.
Operasi Militer: Anggota Komenwa (yang saat itu dikenal dengan nama Wajib Latih/Wala) turut serta aktif dalam pengabdian bela negara, termasuk keterlibatan dalam Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk pembebasan Irian Barat dan Dwi Komando Rakyat (Dwikora).
Penumpasan Ancaman: Komenwa juga terlibat dalam operasi penumpasan pemberontakan, seperti melawan DI/TII dan berperan penting dalam menghancurkan gerakan pengkhianatan G30S/PKI.
Misi Perdamaian Internasional dan Domestik: Pengabdian dilanjutkan dengan keterlibatan dalam operasi di Timor Timur dan bahkan misi pengabdian hingga ke Timur Tengah, menunjukkan kesediaan Komenwa untuk berkorban demi kepentingan negara, di dalam maupun luar negeri. Komenwa Indonesia adalah perwujudan nyata dari sinergi antara intelektualitas dan keprajuritan untuk NKRI dan untuk Perdamaian Dunia.
*) Penulis adalah mantan Direksi BUMN (Gol IV E) sekarang sebagai Dosen (Lektor Kepala) dan mantan Kasmenwa Jayakarta tahun 1984-1987, Danmenwa Jayakarta tahun 2005-2007. Waketum IARMI 2010-2015, Ketua IARMI DKI th 2017-2021 dan 2021 hingga sekarang sebagai Dankomenwa Indonesia.





