Peringatan Hari Desa Nasional 2026 akan digelar di Boyolali pada Kamis, 15 Januari 2026. Tidak hanya sekadar perayaan, momen yang diperingati setiap tahun tersebut juga menjadi salah satu kesempatan yang dimanfaatkan untuk menggerakkan ekonomi warga.
Semarak.co – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyatakan, peringatan Hari Desa Nasional 2026 digelar sebagai pesta rakyat yang melibatkan seluruh masyarakat. Setiap warga diharap aktif dan dapat membawa banyak manfaat.
“Ini pasti meriah dan akan menggerakkan UMKM dan produk-produk kecil. Insyaallah dari liga desa akan lahir pesepakbola tanpa naturalisasi. Kita harap liga desa ini bisa menghasilkan sesuatu,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media Kemendesa 2025, Selasa malam (19/11/2025).
Di antaranya dalam menggerakkan ekonomi desa serta munculnya bibit-bibit baru dalam dunia sepakbola melalui kegiatan Liga Desa yang akan dibuka di Lapangan Bola Desa Banyu Biru Kabupaten Semarang pada 20 November 2025.
Tentu saja hal ini tidak lepas dari kolaborasi antara Kemendes PDT dengan berbagai sektor termasuk masyarakat yang merupakan aktor penting dalam setiap fase pertumbuhan desa.
“Kita lakukan yang terbaik. Kalau Liga Desa ini berhasil insyaallah akan kita buat se-Indonesia. Perlu kerja sama, kolaborasi dengan K/L lain, dengan pihak swasta, asosiasi, perangkat desa, BPD, mantan para kepala desa juga akan ikut,” tutur Mendes Yandri.
Sementara itu, rangkaian acara Puncak Hari Desa Nasional Tahun 2026 di antaranya Donor Darah, Bakti Desa, Coaching Clinic BUMDesa dan KDMP, Jalan Sehat, Karnaval Budaya Nusantara, Pameran Potensi Unggulan Desa, dan lain sebagainya. Rangkaian tersebut dilaksanakan pada 11-16 Januari 2026 dengan melibatkan warga desa sebagai subjek utama.
Hal ini sebagai tindak lanjut atas tujuan Peringatan Hari Desa Nasional Tahun 2026. Pertama adalah untuk penyebarluasan kebijakan pembangunan kemandirian desa. Kedua pertukaran ide, gagasan, dan praktik pembangunan desa.
Ketiga membangun kebersamaan di tengah keanekaragaman. Keempat membangun sinergi peran membangun desa. Kelima menguatkan nilai budaya lokal dalam kerangka transformasi menuju kemandirian.(hms/smr)





