Pep Guardiola Kecam Israel, Ajak Fans Hadiri Laga Amal Catalonia VS Palestina

Manajer Manchester City, Pep Guardiola, menyatakan dukungan penuh terhadap laga persahabatan antara Palestina dan Catalonia, pada Rabu (19/11) dini hari WIB, dengan lebih dari 27.000 tiket telah terjual.

Semarak.co – Pertandingan amal  tersebut digelar untuk meningkatkan kesadaran publik dunia tentang betapa  berbahayanya dampak serangan genosida yang dilancarkan oleh negara zionis  Israel terhadap Gaza, Palestina.

Dukungan besar untuk Palestina di Spanyol memang menggema dimana-mana, termasuk dari lapangan bola. Pada Minggu (16/11) lalu, Palestina sudah terlebih dahulu kontra Negara Basque di San Mames dalam sebuah laga amal, dengan lebih dari 50.000 penonton hadir untuk menunjukkan solidaritas.

Selanjutnya, tim Palestina akan menantang tim Katalonia di Estadi Olimpic Lluis Companys, yang merupakan markas darurat FC Barcelona sementara Camp Nou direnovasi. Seluruh keuntungan dari laga yang dihelat ACT x Palestine itu akan digunakan untuk bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza.

Bos Manchester City, Pep Guardiola, sekaligus pria asal Catalonia, menyebut, “Dunia sudah meninggalkan Palestina,” ujar Pep yang berbicara di stasiun radio RAC1 untuk membahas makna laga amal yang akan diselenggarakan di Montjuic tersebut.

“Ini adalah pertandingan yang lebih dari sekadar simbolis. Di masa sekarang, semua orang tahu apa yang terjadi, dan lewat pertemuan ini, rakyat Palestina akan melihat bahwa masih ada bagian dari dunia yang memikirkan mereka,” ujar Pep.

Ia juga melontarkan kritik pedas mengenai respons komunitas internasional terhadap genosida yang dilakukan Israel. Meski sejumlah negara telah mengakui Palestina sebagai negara dan menyerukan penghentian genosida, mayoritas tidak mengambil tindakan nyata terhadap Israel.

“Kita sama sekali tidak melakukan apa-apa. Mereka tidak bersalah hanya karena lahir di sana. Kita semua membiarkan sebuah bangsa dihancurkan. Kerusakan sudah terjadi dan tidak dapat diperbaiki,” ujar Guardiola.

“Saya tidak bisa membayangkan ada orang di dunia ini yang dapat membela pembantaian di Gaza. Anak-anak kita bisa saja berada di sana dan dibunuh hanya karena mereka terlahir. Saya punya sedikit sekali kepercayaan pada para pemimpin dunia, mereka akan melakukan apa saja demi mempertahankan kekuasaan,” cetus Pep.

Meski ditolak oleh sejumlah negara, Israel tetap diperbolehkan tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka memang tak lolos. Usai menutup Grup I di posisi tiga di bawah Norwegia dan Italia yang terbuka memprotes keikutsertaan mereka, tapi tetap saja mereka diperbolehkan berkompetisi.

Dalam kualifikasi grup 1 itu, Israel berhasil mengumpulkan sebanyak 12 poin dari delapan pertandingan, mengakhiri kualifikasi dengan mengalahkan Moldova 4-1, pada Senin (17/11).

70 Atlet Dunia Dukung Pemboikotan Israel

Lebih dari 70 atlet, termasuk Paul Pogba dan Hakim Ziyech, menandatangani surat terbuka yang meminta UEFA menerapkan preseden yang sama seperti ketika mereka menskors Rusia usai invasi ke Ukraina, dengan menangguhkan Israel dari seluruh kompetisi.

“Tak ada panggung, arena, atau ruang bersama mana pun dalam masyarakat sipil internasional yang seharusnya membuka pintu bagi sebuah rezim yang melakukan genosida, apartheid, dan berbagai kejahatan terhadap kemanusiaan,” tulis Game Over Israel dalam surat tersebut.

“Impunitas yang terus dinikmati Israel atas kejahatan-kejahatan seperti itu hanya bisa dihentikan melalui tekanan moral kolektif, termasuk langkah-langkah untuk menolak kehadiran mereka di ajang olahraga maupun kegiatan budaya.”

Surat tersebut telah diserahkan kepada Presiden UEFA Aleksander Ceferin, yang mengatakan dirinya tidak mendukung pelarangan atlet karena menurutnya tidak memberikan manfaat nyata.

Sementara itu, PSSI-nya Republik Irlandia (FAI), seperti dilansir cnnindonesia.com dari AFP pada 18/11-2025, dilaporkan memberikan suara mayoritas untuk mengajukan mosi agar Israel ditangguhkan dari semua kompetisi UEFA.

Pelatih Irlandia, Heimir Hallgrimsson, yang membawa timnya lolos ke putaran play-off Piala Dunia secara dramatis, turut menyerukan agar FIFA dan UEFA bertindak, dengan menegaskan bahwa ia “tidak melihat perbedaan antara keputusan melarang Rusia tapi tidak melarang Israel.” (net/cni/afp/kim/smr)

Pos terkait