Kemenkop Dorong Kopdes Merah Putih Tingkatkan Produksi Berbasis Komoditi Unggulan di Aceh

Asisten Deputi Pengembangan Produksi Kemenkop Elviandi.

Sebagai upaya memperkuat eksistensi Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih, Kementerian Koperasi (Kemenkop) melakukan langkah strategis di banyak daerah. Di antaranya, meningkatkan kapasitas produksi berbasis komoditi unggulan di Aceh.

Semarak.co – Asisten Deputi Pengembangan Produksi Kemenkop Elviandi menyatakan, kegiatan ini diadakan untuk memperkuat pemahaman Kopdes Merah Putih dalam peningkatan kapasitas produksi melalui optimalisasi potensi komoditas unggulan daerah.

Bacaan Lainnya

“Kita akan terus mendorong perkuatan peran Kopdes Merah Putih sebagai motor penggerak ekonomi desa dan ketahanan pangan nasional,” kata Elviandi, dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik Redaksi semarak.co, Selasa (11/11/2025).

Elviandi menekankan pentingnya pembentukan Kopdes Merah Putih sebagai solusi untuk memperkuat ekonomi desa, mengurangi rantai distribusi hasil pertanian yang panjang, meningkatkan efisiensi rantai pasok, hingga mendorong kemandirian ekonomi berbasis gotong royong.

Staf Khusus Menteri Kementerian Koperasi Bidang Mitigasi Resiko dan Kepatuhan Koperasi David Bastian mendorong Kopdes Merah Putih di Aceh untuk mengambil peluang besar dalam produksi komoditas unggulan di provinsi Aceh yang menjadi barometer produksi kopi, nilam, dan pengembangan biomassa.

David berharap dukungan aktif seluruh pengurus Kopdes Merah Putih, serta diperlukan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, kerjasama antar koperasi sektor produksi, lembaga penelitian seperti Atsiri Research Center (ARC) dari Universitas Syiah Kuala, hingga lembaga pembiayaan dan perbankan.

Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan Kuntoro Boga Andri menyebutkan, terdapat lokasi pengembangan hilirisasi tahun 2025-2026 dengan komoditi kopi seluas 20.400 hektar di enam kabupaten serta pembangunan lima piloting pabrik kopi dan komoditi kakao seluas 8.900 hektar tujuh kabupaten.

Dalam mendukung program tersebut, Kemenkop akan berkerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mendorong koperasi dalam berkontribusi memperkuat rantai pasok di lima pabrik piloting tersebut.

Di sisi lain, peluang pasar Energi Baru Terbarukan (EBT) di Aceh juga tumbuh. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), luas kawasan hutan Aceh tahun 2023 tercatat sekitar 1,78 juta hektar dari sisi pasokan bahan baku. Sedangkan produksi kayu bulat Aceh pada tahun 2023 mencapai kurang lebih 22.047 meter persegi.

Terlebih lagi, PT PLN (Persero) sedang merealisasikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), dimana dibutuhkan pemanfaatan bahan baku biomassa seperti cangkang sawit, sekam padi, dan serpihan kayu.

Di Aceh, nilam merupakan salah satu komoditas unggulan yang telah lama dibudidayakan di Aceh sejak masa kolonial Belanda. Dari berbagai jenis nilam yang telah ditanam di Indonesia, nilam Aceh merupakan jenis yang terbaik yang menghasilkan minyak nilam berkualitas tinggi yang dicari pasar internasional seperti Perancis, Amerika Serikat, dan Kanada.

Ini merupakan peluang bagus bagi Kopdes Merah Putih untuk mengembangkan usaha pengolahan nilam, sehingga mampu masuk dalam rantai pasok usaha nilam di pasar internasional.

Saat ini, terdapat 6.549 Kopdes Merah Putih di Provinsi Aceh, dengan 3.683 Kopdes Merah Putih diantaranya telah memiliki akun SIMKOPDES, 420 memiliki gerai aktif, dan 126 telah mengajukan kemitraan ke BUMN.

Kemenkop juga mendorong Bisnis Asisten (BA) agar 2.866 Kopdes Merah Putih yang belum terdaftar di SIMKOPDES segera melengkapi administrasi agar dapat berpartisipasi dalam tahap pengembangan berikutnya.

Sebagai bagian dari upaya memperkuat operasional Kopdes Merah Putih, Kemenkop telah merekrut 8.000 Bisnis Asisten (BA) yang ditempatkan di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh Indonesia.

Khusus di provinsi Aceh, sebaran penempatan Bisnis Asisten (BA) se-Provinsi Aceh adalah sebanyak 650 orang, untuk Kota Banda Aceh 9 BA, Aceh Besar 60 BA, sedangkan yang terbanyak di Kabupaten Aceh Utara 86 BA, Kabupaten Pidie 73 BA dan Kabupaten Bireuen 61 BA. (hms/smr)

Pos terkait