Terdapat 3 Pilar dalam Framework, Bank Mandiri Perkuat Komitmen ESG melalui Kinerja Keberlanjutan yang Solid

Gedung seolah kembar Bank Mandiri Pusat di Jakarta tampak dari sudut bawah. Foto: humas Bank Mandiri

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terus memperkuat komitmennya terhadap ekonomi berkelanjutan melalui penerapan prinsip Enviromental, Social, and Governance (ESG). Di mana, terdapat 3 pilar dalam framework ESG Bank Mandiri, yaitu Sustainable Banking, Sustainable Operation, dan Sustainability Beyond Banking.

Semarak.co – Bank Mandiri mencatatkan kinerja pembiayaan berkelanjutan yang solid. Pada pilar Sustainable Banking, portofolio pembiayaan mencapai Rp310 triliun atau tumbuh 8,7% pada kuartal III-2025 dibandingkan posisi Rp285 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Jika rinci, pembiayaan hijau atau green portofolio menyentuh angka Rp159 triliun atau naik 12% secara year on year (YoY) yang menjadikan Bank Mandiri menguasai lebih dari 35% pangsa pasar dari bank besar nasional lainnya.

Sedangkan, portofolio sosial mencapai Rp151 triliun atau tumbuh 5,3% dengan pembiayaan UMKM yang menjadi penyangga utama. Pada pilar Sustainable Operation, bank berkode saham BMRI ini terus memperkuat proses operasional yang ramah lingkungan dengan menargetkan Net Zero Emission Operasional pada tahun 2030.

Upaya ini diwujukan melalui berbagai inisiatif seperti optimalisai green building, penggunaan kendaraan listrik dan hybrid, pemasangan charging station, hingga pemanfaatan panel surya. komitmen tersebut juga tercermin dalam penguatan tata kelola perusahaan,

Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan, termasuk peningkatan perlindungan data pribadi dan keamanan siber untuk menjaga kepercayaan nasabah. Selain itu, dari sisi sumber daya manusia (SDM), Bank Mandiri turut membangun budaya kerja yang inklusif.

Di mana 52% pegawai Bank Mandiri adalah perempuan dan 46% perempuan telah berada pada level manajer ke atas. Selanjutnya, melalui pilar Sustainability Beyond Banking, bank berlogo pita emas ini memperluas inklusi keuangan berbasi digital melalui platform Livin’ Merchant

Dilanjutkan Novita, yang ditujukan bagi pelaku usaha, khususunya UMKM. Hingga September 2025, sebanyak 62% pengguna Livin’ Merchant berasal dari wilayah non-urban atau setara dengan 1,8 juta pengguna.

Selain itu, sambung Novita, program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Bank Mandiri juga diarahkan untuk menjangkau masyarakat kurang terlayani, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

“Empat program unggulan TJSL ini Pasar Murah Mandiri, Mandiri Bakti Kesehatan, Aksi Bersih Mandiri dan Mandiri Peduli Sekolah yang telah menjangkau lebih dari 60.000 penerima manfaat di berbagai daerah,” rinci Novita dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Senin (3/11/2025).

Program ini melibatkan ribuan karyawan Mandiri serta berkolaborasi dengan banyak pihak, mulai dari rumah sakit daerah, pelaku UMKM, lembaga pendidikan, hingga komunitas lingkungan. Sebagai mitra strategis Pemerintah, Bank Mandiri berperan aktif dalam mendukung agenda Asta Cita Presiden Prabowo.

Terutama dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, pendidikan, kesehatan, penguatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, serta terkait ekonomi hijau dan ekonomi biru. Melalui langkah nyata ini, Bank Mandiri mengutamakan nilai tambah bagi masyarakat

Sekaligus memperkuat kondisi ekonomi dan sosial bangsa menuju Indonesia Emas. “Kami meyakini pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan hanya bisa dicapai melalui sinergi dan kolaborasi yang konsisten” kata Novita.

Bank Mandiri berkomitmen menjadi bagian dari gerakan Sinergi Majukan Negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkualitas dan memberi nilai tambah bagi masyarakat. Tak luput dari pandangan eksternal, komitmen Bank Mandiri terhadap keberlanjutan makin mendapatkan pengakuan yang luar biasa.

Lembaga pemeringkat ESG: Sustainalytics mencatat perbaikan risiko ESG Bank Mandiri menjadi “negligible risk” dengan skor 9,5 pada September 2025, dari sebelumnya yang berada pada kategori “medium risk” dengan skor 27,6 pada tahun 2024.

Artinya, penurunan skor ini mencerminkan penguatan nyata pada penerapan prinsip ESG di seluruh bisnis perseroan. “Bagi kami, keberlanjutan bukan sekedar tanggung jawab, tetapi bagian dari strategi bisnis,” imbuh Novita lagi.

Pihaknya berkomitmen memastikan setiap inisiatif tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Bagi Bank Mandiri, berkelanjutan bukan hanya bicara tentang jargon, namun juga tentang bagaimana implementasinya.

Yaitu sebagai bentuk nyata penggerak utama ekonomi bangsa. Tidak hanya menumbuhkan ekonomi, langkah dari Bank Mandiri juga membangun fondasi bangsa yang lebih tangguh dan berdaulat. (hms/smr-12)

Pos terkait