Teror Bom, BPJS Ketenagakerjaan Berikan Perawatan dan Santunan Korban Bom Surabaya

Krishna Syarif, Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan (ketiga dari kiri) mengunjungi korban ledakan yang menjalani perawatan di rumah sakit.

BPJS Ketenagakerjaan melakukan aksi cepat atas tragedi teror bom dengan mengunjungi sekaligus mengumumkan pemberian perawatan dan santunan pada korban bom Surabaya Jawa Timur.

Seperti diketahui, rangkaian tragedi teror Bom Surabaya, Minggu (13/5)  terjadi di 3 lokasi, yaitu gereja di Surabaya, rusun di Sidoarjo, dan Mapolresta Surabaya yang memakan korban jiwa dan luka-luka serta pula menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban.

Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif mengunjungi langsung korban ledakan yang menjalani perawatan di rumah sakit. Menurut Krishna, Yesaya Bayang (40), seorang security yang sedang bertugas mengamankan jalannya misa pagi di GKI Diponegoro, Surabaya menjadi salah satu korban selamat dalam peristiwa ini.

“Dengan penuh tanggung jawab Yesaya mencegah seorang perempuan, yang belakangan diketahui sebagai bomber, dengan membawa 2 orang anak masuk ke pekarangan gereja. Naas bagi Yesaya, sebuah tas yang dijinjing perempuan tersebut meledak hingga dua kali persis ketika dirinya berada sangat dekat dengan pelaku,” kutip Krishna dalam rilisnya, Minggu (20/5).

Yesaya segera dilarikan oleh rekannya ke RS. William Both, dan segera dipindahkan ke RSAL Dr. Ramelan karena kondisi yang cukup parah sehingga membutuhkan perawatan yang lebih intensif lagi. Tindakan pun segera diambil oleh tim medis dengan mengangkat material bom di paha kanan dan tangan kanan serta pembersihan luka dan jahit di area muka dan telinga.

Di hari yang sama, di Gereja Pantekosta terjadi pula ledakan yang berasal dari mobil Toyota Avanza yang merangsek masuk kedalam pekarangan gereja. Siti Mukarimah(25), seorang perawat RS William Both yang baru menyelesaikan shift malamnya hendak kembali kerumah, diperjalanan kembali kerumah ia harus terjebak berada persis dibelakang mobil yang digunakan untuk meledakkan bom.

Seketika Siti harus tersungkur dari sepeda motor yang digunakannya. Pada saat kejadian, Siti sedang hamil 5 bulan, perbuatan keji bomber ini hampir menghilangkan harapan hidup janin dan sang ibu yang sedang berjuang merawatnya.

“BPJS Ketenagakerjaan melakukan aksi layanan cepat terhadap penanganan peserta yang menjadi korban teror bom Surabaya ini. Kami ikut prihatin dan akan langsung memberikan dukungan moril terhadap korban yang sedang dalam perawatan,” ujar Krishna yang langsung menyambangi rumah sakit tempat Yesaya dan Siti dirawat.

Kesedihan yang mendalam juga dirasakan Krishna melihat kondisi keduanya yang harus menjadi korban pada saat menjalani tugas. “Kejadian ini tergolong dalam kecelakaan kerja dimana keduanya masih dalam rangka menjalankan tugas/selesai bertugas pada saat terjadinya peristiwa naas itu, tentunya kita akan bertanggung jawab dalam memberikan jaminan kecelakaan kerja pada korban ini, tak tanggung-tanggung kita akan memberikan jaminan perawatan sampai sembuh dan bekerja kembali,” terang Krishna.

Seperti diketahui, program JKK Return to Work juga akan memberikan santunan sementara tidak mampu bekerja selama para korban belum mampu melaksanakan pekerjaan sehari-harinya. Hal ini merupakan bukti nyata di tengah masyarakat akan pentingnya memiliki jaminan sosial guna persiapan terjadinya risiko sosial dimanapun dan kapanpun.

Disamping itu terdapat korban meninggal dunia yang merupakan karyawan dari Toko Kue Brownis Amanda Surabaya. Nuchin (56) menjadi korban ledakan di gereja Pantekosta. Nuchin menjadi korban saat sedang melintas di depan Gereja Pantekosta Surabaya.

Ahli waris Nuchin mendapatkan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan berupa santunan JKM: 24 Juta, JHT: 13,12 Juta, Beasiswa: 12 Juta dengan total: Rp. 49,12 Juta, serta manfaat Jaminan Pensiun berkala yang dibayarkan setiap bulan.

“hal ini semestinya menjadi contoh nyata bagi seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya perlindungan diri dari risiko sosial yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja,” tutup Krishna. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *