Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam menyelenggarakan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional ke-28 di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), 9–19 Oktober 2025.
Semarak.co – Ajang STQH Nasional XXVIII dua tahunan ini tidak hanya berisi perlombaan keilmuan Al Quran dan Hadits, tapi juga momentum menghidupkan nilai Al-Qur’an dalam kehidupan. Sebuah cita-cita mulia, meski di tanah air, kadang suara merdu tilawah lebih cepat viral daripada suara nurani.
Acara akbar dengan mengusung tema Syiar Al-Qur’an dan Hadits: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan menjadi strategis untuk menguatkan syiar Islam melalui Al Quran dan Hadist. Di mana tema ini juga merefleksikan komitmen Kemenag dalam memperkuat nilai-nilai keislaman.
Ditambahkan Abu, tema selaras dengan program prioritas Menteri Agama (Menag) Nazaruddin Umar yang berkaitan erat dengan pemerintahan, terutama berhubungan dengan moderasi beragama, cinta kemanusiaan, serta pelestarian lingkungan sekaligus kepedulian terhadap sesama dan alam.
Kegiatan STQH ini menjadi salah satu agenda besar Kemenag berskala nasional dan internasional. STQH 2025 menegaskan komitmen Kemenag dalam menyebarkan nilai-nilai keislaman yang mendukung kerukunan sosial dan kepedulian terhadap lingkungan.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad mengatakan, STQH 2025 akan diikuti 3.921 peserta terdiri atas 1.027 peserta inti, 663 peserta pendamping, 364 cadangan, serta pelatih dan official sebanyak 1.500 orang. Hadir pula 72 dewan hakim, 250 pejabat pusat dan daerah serta 10 tamu negara.
Ajang ini dinilai Abu tidak hanya menjadi kompetisi, tetapi juga menjadi ruang silaturahmi dan penguatan ukhuwah islamiyah antarprovinsi sekaligus mendorong pelestarian nilai-nilai keagamaan yang menyatu dengan tantangan zaman, termasuk isu lingkungan.
Abu berharap STQH dapat memberi dampak positif, tidak hanya bagi para peserta, tetapi juga masyarakat luas dalam merawat harmoni dan kepedulian sosial. Ada banyak kegiatan lainnya yang menyertai untuk meningkatkan pemahaman keagamaan masyarakat.
Seperti diskusi tentang pembinaan karakter, ketahanan keluarga, toleransi, merawat kerukunan, dan menjaga lingkungan atau eko theology. Pihaknya mengundang Presiden Prabowo Subianto untuk membuka acara STQH di Kota Kendari, Sabtu malam besok (11/10/2025).
“Kami ingin STQH ini jadi sarana syiar yang menyejukkan, membumikan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari,” harap Abu Rokhmad dalam Konferensi Pers STQH Nasional XVIII di Gedung Kemenag kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).
Diketahui saat 1.027 hafidz dan muhadits siap memperdengarkan lantunan ayat suci. Di luar arena, sebagian bangsa masih sibuk memperdebatkan ayat di media social atau medsos tanpa sempat membacanya. Sebuah ironi kecil di tengah hafalan para santri tentang ayat-ayat ciptaan Allah.
Hutan terus ditebangi, sungai kian keruh, dan langit Indonesia masih diselimuti polusi dan bendera politik. STQH harus menjadi ruang untuk menanamkan nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Harapan yang semoga saja, tidak tenggelam oleh suara pengeras di ruang sidang atau balai kota.
Untuk itulah, masih kata Abu, rencana Presiden Prabowo hadir membuka acara tentu akan menambah hikmah apalagi jika ayat-ayat yang dibaca nanti bisa menggugah nurani pejabat lain yang mungkin lupa bahwa amanah itu bukan sekadar kata Arab.
Dalam STQH ke-28 akan mempertandingkan cabang seni baca Al-Qur’an, hafalan, tafsir, hingga musabaqah hadis. Jadi rangkaian kegiatan STQH 2025 akan dimulai dengan Malam Ta’aruf pada Jumat besok 10 Oktober 2025.
Acara dilanjutkan Pawai Ta’aruf, pelantikan Dewan Hakim, serta pembukaan Pameran STQH dan Pasar Rakyat, pada Sabtu 11 Oktober 2025. Puncak pembukaan resmi STQH digelar malam harinya. Dimeriahkan defile kafilah, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Qari terbaik STQH 2023 Ustadz Rosmadi Rosyid, serta Saritilawah oleh Indri Amanda.
Perlombaan akan berlangsung 12–17 Oktober 2025, mencakup berbagai cabang utama terdiri dari:
- Tilawah Al-Qur’an
- Hafalan Al-Qur’an (1, 5, 10, 20, dan 30 juz)
- Tafsir Al-Qur’an Bahasa Arab
- Musabaqah Al-Hadits (100 hadis bersanad, 500 hadis tanpa sanad, dan karya tulis ilmiah hadis)
STQH Nasional 2025 juga akan menghadirkan seminar Al-Qur’an, talk show Keluarga Sakinah, serta diskusi zakat dan wakaf yang terbuka untuk masyarakat umum, menambah nilai edukatif sekaligus memperluas syiar Islam di Tanah Air.
Melalui tema besar yang diusung, STQH 2025 diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat moderasi beragama dan kesadaran ekoteologis umat Islam. STQH adalah wahana untuk meneguhkan kerukunan dan kepedulian terhadap lingkungan, dua hal yang sejalan dengan misi besar Kemenag.
Acara ini akan ditutup secara resmi pada Sabtu 18 Oktober 2025 di arena utama MTQ Kota Kendari yang sekaligus menandai berakhirnya satu dekade penuh syiar Al-Qur’an yang membawa pesan perdamaian dan cinta lingkungan bagi seluruh umat.
Di waktu bersamaan, panitia juga akan menggelar pameran dan pasar rakyat yang melibatkan ribuan pelaku UMKM lokal. Ajang ini diharapkan menjadi wadah ekonomi sekaligus memperkenalkan kearifan lokal Sulawesi Tenggara kepada para tamu dan peserta.
“Prosesi pembukaan resmi STQH akan berlangsung pada malam hari, 11 Oktober 2025 pukul 19.30 WITA, diawali dengan defile kafilah, pembacaan ayat suci Al Quran oleh Qari terbaik STQH 2023. Kami akhirnya bangga ajang STQH Nasional XXVIII jadi pusat talenta Kemenag,” ujar Abu.
Para peserta yang jadi juara di perlombaan itu, sambung Abu, akan masuk dalam daftar talenta Kemenag. Ketika nanti ada kompetisi serupa di tingkat internasional, akan dikirim mewakili Indonesia.
Pada kompetisi STQH Nasional dua tahun lalu di Jambi, kontingen atau kafilah dari Provinsi Jawa Timur menjadi juara umum. Disusul kontingen dari DKI Jakarta di urutan kedua. Kemenag menjamin proses penilaian berjalan dengan objektif.
Di bagian lain pada press konferensi yang sama, Staf Khusus Menteri Agama Ismail Cawidu mengatakan, Kemenag terus melakukan kaderisasi ulama atau dai. Supaya para dai yang menyampaikan pesan-pesan keagamaan, benar-benar memahami ilmu agama.
Bukan orang yang tiba-tiba mengaku dai, padahal tidak jelas sanat atau rujukan ilmunya. Sekarang banyak yang mengaku dai tetapi pemahaman agamanya kurang. Untuk itulah, Kemenag terus berupaya menghadirkan dai atau ulama yang kompeten di tengah-tengah masyarakat.
Menurut dia, keberadaan dai atau ulama yang benar-benar kompeten sangat penting. Karena bisa mengajak masyarakat untuk semakin dekat dengan ajaran agamanya. Ismail mengatakan, Menag Nasaruddin Umar berpesan bahwa ketika umat semakin dekat dengan agama, maka negara akan damai.
Sebaliknya ketika umat jauh dengan ajaran agamanya, bakal terjadi kekacauan. Menurut Ismail, ajang STQH Nasional XXVIII itu jadi salah satu kaderisasi dai atau ulama. Para kafilah dari berbagai daerah, akan saling berkompetisi terkait keilmuan Alquran dan Hadits. (net/smr)