Rezim telah Berganti, Misteri Ijazah Jokowi dan Gibran segera Terungkap

Grafis sindiran Jokowi menggendong Gibran untuk dipaksakan menjadi penguasa. Foto: internet

By MN Lapong *)

Semarak.co – Ahli telematika Roy Suryo mengaku telah memegang salinan dokumen ijazah tersebut dan semakin yakin bahwa ijazah Jokowi palsu. “Yang diberikan oleh KPU sama dengan yang kami teliti. Ijazah itu 99,99% palsu,” ungkapnya saat ditemui di Gedung Umat Islam Solo sebelum bedah buku Jokowi’s White Paper, Jumat (3/10/2025).

Bacaan Lainnya

Di mata masyarakat Jokowi, umumnya di cap Presiden pembohong, sederet janji yang hangus tak di penuhi hingga munculnya kasus ijazah palsu, kian menegaskan fakta atas cap itu. Apalagi jejak soal kebohongan ijazah palsu itu kian hari makin mengungkap fakta, dan pada tahap berikutnya mungkin kebohongan itu sudah bisa disebut sah dan halal.

Bahkan Tuduhan publik pun terhadap kasus yang sama mulai menular kencang kepada anaknya Gibran yang sekarang menjadi Wapres. Kata pepatah Melayu, “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Kini mulai diendus publik terhadap kejanggalan kejanggalan riwayat pendidikan Gibran.

Apalagi jika hal ini dikaitkan dengan Surat Pemakzulan Gibran oleh para purnawirawan TNI kepada DPR RI beberapa waktu lalu. Perkembangan Kasus Ijasah palsu Jokowi, semakin terbuka lebar untuk terungkap yang mana selama ini institusi seperti, KPU, UGM, Polisi, dan Hakim sangat tertutup dan membela Jokowi.

Tapi seiring waktu kebenaran akan selalu menemukan jalannya sendiri. Kebohongan yang selama ini di tutup rapi mulai goyah, seiring lengsernya Jokowi dan pupusnya pengaruh oleh kencangnya desakan publik kepada penguasa baru, Presiden Prabowo.

Itu terlihat dari goyahnya KPU yang membatalkan keputusannya merahasiakan berkas administrasinya atas informasi publik, gamangnya Polisi mentersangkakan Roy Suryo dkk., serta diamnya rektor Ova dan kuatnya kelompok dukungan kepada perjuangan Roy Suryo dkk., dikalangan civitas Academica UGM.

Babak baru dari drama politik endingnya mulai nampak tak menguntungkan dinasty Jokowi. Satu persatu orang-orang Jokowi di kabinet ditangkap, dijadikan tersangka, bahkan dipreteli, dibuang alias diresuffle.

Peristiwa desakan publik  kepada pemerintahan Prabowo melalui demo-prahara 25 Agustus lalu, turut menambah posisi Jokowi makin terpuruk, karena tuntutan masyarakat atas Reformasi Parcok dan desakan untuk mengganti Kapolri makin keras, apalagi setelah disetujuinya Reformasi Polri oleh Presiden Prabowo.

Karena KPU tiba-tiba membatalkan rencananya untuk melindungi arsip dan kerahasiaan berkas KPU dari informasi publik. Kemaren Bonatua Silalahi dengan mudahnya mendapatkan salinan Ijazah Jokowi, dan sekarang sudah ditangan Roy Suryo.

Wind of Chage dan Radikal break dari analisa Rocky Gerung akan semakin menghantui Jokowidodo dan Dinastinya. Sepertinya hanya soal waktu seiring bertambahnya desakan publik yang makin kencang dan kontinyu, tentu dapat diduga akan memberi jawaban atas situasi politik saat ini terhadap nasib Jokowi-Gibran dan dinastinya.

Kita berharap saja agar masyarakat Indonesia tidak masuk dalam fase marah berjamaah terhadap Dinasty Jokowi. Seruan Nepal-kan Jokowi sudah mulai marak di media sosial. Namun semua itu tergantung dari langkah dan tindakan Presiden Pemerintahan Baru Indonesia di bawah Pimpinan Bapak Prabowo Subianto.

Wallahu alam bishawab!

PN, 5 Oktober 2025

 

Sumber: pribuminews.co.id/Minggu, 5 Okt 2025, 20:07 di WAGroup UMMAT ISLAM BERSATULLAH (postMinggu (5/10/2025/lestylaswa)

Pos terkait