Setelah sukses dengan pementasan Siddhartha The Musical pada Mei 2024, Yayasan Prajnaparamita (LPUB) kembali mempersembahkan drama musikal berskala internasional berjudul Guan Yin The Musical.
Semarak.co – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menyaksikan langsung pementasan itu. Dia menilai kehadiran pertunjukan ini membawa pesan yang melampaui batas negara maupun bahasa.
“Pertunjukan ini bukan hanya tontonan, tetapi mampu menjadi soft diplomacy antarnegara, antarbudaya, bahkan antaragama. Inilah ekonomi kreatif, di mana kreativitas manusia bisa mengetuk hati tanpa sekat,” ujarnya, dirilis humas Kemenekraf usai acara melalui WAGroup Kemenekraf siaran Pers, Sabtu (4/10/2025).
Senada, Direktur Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Kemenekraf Dadam Mahdar menegaskan pentingnya karya semacam ini bagi perkembangan industri kreatif. Menurutnya, Ekonomi kreatif harus menjadi engine of growth.
“Pementasan musikal yang menggabungkan teater, tari, dan vokal ini dapat menjadi contoh bagi pejuang seni pertunjukan Indonesia dalam melahirkan karya yang bernilai dan berdampak luas,” katanya.
Pertunjukan ini karya Asia Musical Productions (AMP) asal Malaysia dan digelar di Jakarta oleh kepanitiaan Musikal di bawah pimpinan Sutina Irsan. Guan Yin The Musical mengangkat nilai kasih sayang, ketulusan, dan kebijaksanaan yang relevan dengan kehidupan masa kini.
Pertunjukan ini menghadirkan lima kali pementasan pada 3–5 Oktober 2025 di JIEXPO Theatre, Kemayoran, dengan kapasitas lebih dari 12.000 penonton. Puluhan aktor dan musisi dari Malaysia tampil di bawah arahan Ho Lin Huay, yang juga sebagai produser, sutradara, dan penulis naskah.
Kisah musikal ini disajikan dalam empat babak utama: Legenda Miao Shan, Guan Yin dengan Keranjang Ikan, Guan Yin yang Memercikkan Air, dan Guan Yin yang Tidak Ingin Pergi. Setiap babak dikemas dalam perpaduan budaya, spiritualitas, dan seni modern yang menyentuh nilai kemanusiaan universal.
Sosok Guan Yin atau Kwan Im digambarkan sebagai Bodhisattva yang memilih tetap berada di dunia untuk mendengar penderitaan manusia. Nilai welas asih ini menjadi inti pesan musikal yang mengajarkan arti ketulusan, keberanian, dan cinta kasih tanpa batas.
“Semoga dengan menyaksikan pertunjukan ini, banyak pihak dapat merasakan manfaatnya serta menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan untuk semua,” tutur Sutina Irsan, Ketua Panitia Guan Yin The Musical 2025.
Guan Yin The Musical menjadi momentum penting bagi pengembangan subsektor seni pertunjukan di Indonesia. Kehadiran karya internasional ini menegaskan peran ekonomi kreatif sebagai kekuatan baru yang mampu menggerakkan budaya sekaligus memberi dampak nyata bagi masyarakat. (hms/smr)