Tetesan Tinta Ida 15925✒️/Id@ N Kusdianti *)
Semarak.co – Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Sebagai wadah berkumpulnya aktivis Diaspora dan aktivis nasional, Forum Tanah Air (FTA) selalu mengikuti langkah langkah pemerintah dalam menjalankan tugasnya sebagai pengemban amanah rakyat.
Memberikan masukkan serta mengkritisi kebijakan pemerintah sebagai bentuk kecintaan kami terhadap Republik tercinta ini. Hampir setahun menjabat, Presiden Prabowo Subianto melakukan langkah besar yang mencuri perhatian publik.
Belakangan, Prabowo dinilai sudah mulai memperlihatkan jatidirinya yang selama ini di persepsikan sebagai figur presiden yang tidak berani melepaskan diri dari mantan presiden sebelumnya.
Reshufle kabinet yang yang mengeliminir beberapa loyalis Jokowi sebagai bukti bahwa Presiden Prabowo punya langkah tersendiri dalam mengimplementasikan kebijakanya sebagai pemimpin negara.
Langkah langkah yang perlu di apresiasi antara lain;
Pertama, keberanian menindak lebih dari 80 koruptor dari berbagai level, mulai dari pejabat kecil hingga pengusaha besar yang selama ini dianggap kebal hukum.
Kedua, gebrakan menkeu yang baru berupa alokasi dana Rp.200 Triliun untuk menekan inflasi sekaligus menormalkan kembali denyut ekonomi nasional.
Kedua langkah ini, meskipun berbeda ranah, sejatinya saling terkait. Pemberantasan korupsi menyasar akar kebocoran kekayaan negara, sementara paket fiskal jumbo bertujuan menjaga daya beli rakyat dan menenangkan pasar.
Keduanya adalah sinyal bahwa pemerintahan Prabowo berusaha mengembalikan kendali negara; politik hukum ditegakkan, ekonomi diselamatkan. Namun muncul pertanyaan baru. Benarkah penangkapan puluhan koruptor mengindikasikan keberhasilan substantif?
Ataukah sekadar angka statistik yang berhenti di ruang publik tanpa berlanjut pada vonis hukum dan pengembalian aset? Kita punya pengalaman panjang bagaimana penangkapan yang heboh kerap berakhir dengan vonis ringan atau bahkan vonis bebas.
Inilah tantangan yang harus dijawab oleh Presiden Prabowo, dengan memastikan hukum berjalan tuntas, bukan berhenti pada drama penangkapan semata. Begitu pula dengan gebrakan Rp.200 Triliun. Angka ini terdengar spektakuler, tetapi sejarah juga mencatat bahwa dana besar sering kali bocor di tengah jalan.
Mekanisme distribusi, pengawasan, dan transparansi menjadi kunci agar kebijakan ini tidak kembali dinodai praktik lama yang justru ingin diberantas. Tanpa kontrol yang ketat, paket fiskal yang seharusnya menyejukkan bisa berubah menjadi ladang rente baru bagi segelintir elit.
Letak simpul penting: keberhasilan agenda ekonomi Prabowo akan sangat ditentukan oleh keberhasilan agenda antikorupsinya. Dana Rp200 triliun hanya akan efektif bila jalurnya bersih dari tangan-tangan nakal danmenjaga stabilitas harga serta daya beli masyarakat.
Sebaliknya, pemberantasan korupsi hanya akan dipercaya publik bila hasilnya nyata dirasakan. Dana pembangunan tidak lagi menguap apalagi bocor. Publik sejauh ini menunjukkan optimisme.
Survei Litbang Kompas dan LSI mencatat mayoritas rakyat puas dengan langkah antikorupsi Prabowo dan menaruh harapan bahwa pemerintahan ini serius. Kepercayaan ini adalah modal politik yang berharga.
Namun, modal politik bisa cepat habis bila tidak diikuti pembuktian nyata di meja hijau maupun di dapur rumah tangga rakyat. Prabowo kini berada di persimpangan sejarah. Ia bisa tercatat sebagai presiden yang berani menabrak tembok oligarki sekaligus berhasil menata ulang fondasi ekonomi.
Tetapi ia juga bisa jatuh sebagai pemimpin yang keras dalam retorika namun lemah dalam implementasi.
Sahabat Ida Fillah Lillah✒️
Rakyat menunggu jawaban, bukan janji. Apakah 80 koruptor yang ditangkap benar-benar akan membayar kerugian negara? Apakah Rp.200 Triliun benar-benar masuk ke pasar, dan sampai ke meja makan rakyat, dan bukan ke kantong segelintir orang?
Inilah uji kepemimpinan sejati. Jika Prabowo konsisten mengawinkan dua agenda besar membabat korupsi hingga ke akar dan menyalurkan fiskal jumbo tanpa kebocoran Maka ia akan dikenang sebagai presiden yang berhasil mengembalikan martabat negara sesuai UD45.
Jika tidak, semua gebrakan besar ini hanya akan tinggal sebagai catatan retoris dalam buku sejarah bangsa. Support harus tetap diberikan, Sebagai rakyat yang memiliki intelektulitas sehat sudah sewajarnya berpikir objektif bukan subjektif, dukung yang baik dan kritisi hal yang buruk.
Benar, persoalan tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Tapi berangkat dari niat dan cinta kepada bangsa, negara & rakyat tentunya akan menghilangkan rasa skeptis. Tetap pada satu tekad dan niat Rampas aset para koruptor, miskinkan keluarganya & hukum mati pelakunya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
*) Sekjend FTA
Sumber: WAGroup AMAR MARUF NAHI MUNKAR (postSenin15/9/2025/evytachinta)