Kemenekraf dan BRIN Perkuat Kolaborasi Riset untuk Pengembangan Ekonomi Kreatif

Menekraf Teuku Riefky saat audiensi dengan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.

Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersinergi memperkuat fondasi riset dan inovasi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif sebagai mesin ekonomi baru Indonesia.

Semarak.co – Menteri Ekonomi Kreatif  (Menekraf) Teuku Riefky Harsya Kolaborasi strategis ini difokuskan untuk memetakan potensi dan menyelesaikan tantangan di 17 subsektor ekraf.

Bacaan Lainnya

“Kita harus memetakan potensi ekonomi kreatif. Inilah tambang baru Indonesia, the new mining: creative economy,” kata Riefky saat audiensi dengan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Kemenekraf siaran Pers, Rabu (10/9/2025).

Kemenekraf melakukan audiensi dengan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kantor Kementerian Ekraf, Jakarta. Pertemuan ini membahas penguatan sinergi riset dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif

Riefky menegaskan pentingnya kolaborasi dengan BRIN dalam memperkuat ekosistem riset berbasis ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah.

Menurutnya, riset menjadi fondasi memetakan potensi subsektor ekraf yang kini dipandang sebagai “tambang baru” bagi perekonomian nasional. “Melalui pemetaan dan kajian berbasis riset, kita bisa memastikan subsektor ekraf tumbuh sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional, dimulai dari daerah,” ujarnya.

Kolaborasi Kemenekraf dan BRIN diharapkan akan difokuskan pada pelaksanaan riset kebijakan, sinkronisasi data, serta pemanfaatan hasil riset untuk mendukung 17 subsektor ekraf, khususnya tujuh subsektor prioritas.

Data dan inovasi yang telah dihasilkan akan disinergikan dengan asosiasi, komunitas, dan pemerintah daerah, sehingga dapat terus diperbarui serta memberikan manfaat langsung bagi ekosistem ekraf.

Selain itu, kerja sama mencakup pemanfaatan fasilitas riset untuk meningkatkan daya saing subsektor, penguatan perlindungan dan komersialisasi kekayaan intelektual, serta pengembangan kompetensi sumber daya manusia.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan, pihaknya mendukung roadmap riset ekonomi kreatif 2025. Di banyak negara, ekonomi kreatif berbasis teknologi memang punya rentang pengembangan yang panjang.

Handoko menekankan bahwa BRIN fokus pada peningkatan nilai jual produk pertanian melalui riset turunan, yang dinilainya sangat relevan untuk dikelola bersama Kemenekraf. “Kami percaya hasil riset pertanian bisa dikembangkan lebih jauh oleh ekosistem ekraf agar punya nilai tambah ekonomi,” ujarnya.

Kemenekraf menilai kerja sama dengan BRIN akan memperkuat implementasi Asta Ekraf yang meliputi penguatan data, talenta, infrastruktur, pendanaan, dan pasar. Program ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing subsektor prioritas, mulai dari gim, aplikasi, fesyen, kriya, musik, hingga seni pertunjukan.

Melalui sinergi riset dan kebijakan, Kementerian Ekraf bergerak optimistis agar ekonomi kreatif berdampak terhadap PDB, ekspor, investasi, dan penyerapan tenaga kerja dapat terus meningkat pada setahun bekerja.

 

Pos terkait