Pakar Konsultan Keuangan Reni K. Ashuri mengingatkan bahwa penting penguasaan literasi keuangan dan kewaspadaan terhadap penawaran digital yang tampak mudah namun berisiko tinggi. Hal itu agar masyarakat bisa menghindari jeratan pinjaman online (pinjol) ilegal
Semarak.co – Hal itu dikatakan Reni pada acara Penguatan Kompetensi Pelaksana (Konselor) Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyagatra) Series 3 dengan tema Paylater, Pinjol: Solusi atau Ancaman Finansial? melalui aplikasi video conference secara daring atau online dari link zoom meeting, Kamis (4/9/2025).
“Hati-hati teman-teman, saat ini sudah ada yang namanya SLIK, Sistem Layanan Informasi Keuangan. Perlu melakukan perencanaan keuangan dan dipertimbangkan dengan baik apabila ingin mengambil pinjaman,” ujar Reni dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Jumat (5/9/2025).
Kenapa? “Jika telat bayar satu hari saja sudah lampu kuning. Jadi sewaktu-waktu kita butuh, misalnya untuk usaha atau kebutuhan lain, informasi tersebut akan keluar,” jawab Reni atas pertanyaannya sendiri dalam acara yang dimoderatori Adjat Wiratma dari BE Radio.
Sementara Psikolog Klinis PPKS Satyagatra Universitas YARSI, Dilfa Juniar, M.Psi, menambahkan perspektif psikologis. Menurutnya, konselor perlu memahami kondisi klien yang rentan terjebak karena impulsivitas dan tekanan sosial.
Ia mendorong pendekatan empatik, edukatif, serta teknik sederhana seperti Psychological First Aid (PFA) dalam membantu masyarakat mengelola masalah keuangan dan emosinya. Melalui kedua pakar itu, kegiatan ini diarahkan mampu membedah fenomena pinjaman online (pinjol).
Yang terindikasi kian populer di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Sekaligus memberi edukasi tentang risiko bunga tinggi, jebakan konsumtif, hingga ancaman psikologis akibat tekanan utang.
* Wadah Terpadu, Mudah Diakses
Diselenggarakan Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lanjut Usia dan Rentan (Dithanlan), Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/ Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), acara ini diisi keynote speech Hartatik Sulistyoningsih mewakili Dirhanlan Kemendukbangga/BKKBN Puji Prihatingsih.
Dalam sambutannya, Hartatik menekankan pentingnya peningkatan kapasitas konselor Satyagatra dalam memberikan konsultasi terkait fenomena ekonomi digital. Mengingat salah satu pelayanan yang disediakan oleh Satyagatra adalah pelayanan terkait pemberdayaan ekonomi keluarga bagi masyarakat.
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera merupakan wadah terpadu yang mudah diakses masyarakat. Konselor perlu dibekali pengetahuan terkini agar mampu membantu keluarga mengelola tantangan. Termasuk masalah keuangan akibat maraknya layanan digital seperti e-wallet, bank digital, paylater, hingga pinjol.
* Menjaring Ribuan Peserta
Kegiatan Penguatan Kompetensi Satyagatra merupakan seri ketiga di tahun 2025. Sebelumnya, Series 1 bertema “Psychological First Aid (PFA)” berhasil menjaring lebih dari 6.400 peserta daring maupun luring, sementara Series 2 mengangkat topik “Sandwich Generation” dengan partisipasi lebih dari 7.400 peserta.
Dari evaluasi, mayoritas peserta merasa sangat puas dan menganggap kegiatan ini bermanfaat bagi peningkatan kapasitas konseling. Series ketiga diharapkan semakin memperkuat peran konselor Satyagatra dalam memberikan pendampingan keluarga menghadapi kompleksitas ekonomi digital.
Dengan adanya kegiatan ini, Dithanlan optimistis konselor Satyagatra dapat menjadi garda depan edukasi keuangan keluarga. Sekaligus mencegah dampak negatif pinjol dan paylater yang dapat mengganggu ketahanan keluarga. (hms/smr)
