Ketua umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2023-2025 Hendry Ch Bangun mengucapkan terima kasih atas tawaran masuk struktur atau ke dalam jajaran pengurus PWI Pusat 2025-2030 hasil Kongres yang disebut Kongres Persatuan di Cikarang Jawa Barat, 29-30 Agustus 2025.
Semarak.co – Hendry berharap agar Ahmad Munir yang terpilih sebagai ketua umum dalam Kongres Persatuan PWI menjalankan tugasnya dengan amanah. Namun Hendry menghargai tawaran itu, termasuk usulan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafidz sebagaimana diberitakan media massa.
“Saya dihubungi dan diminta bergabung, tapi saya meyakini lebih baik memilih berada di luar struktur kepengurusan. Ada dua alasan mengapa saya tidak bersedia menjadi bagian dari kepengurusan baru,” cetus Hendry seperti dirilis yang diterima redaksi semarak.co, Kamis (4/9/2025).
Ketua Umum PWI Pusat hasil Kongres Bandung 2023 merinci, pertama karena sudah membuktikan saat menjadi Anggota dan Wakil Ketua Dewan Pers 2019-2022, khususnya walau tidak menjadi pengurus Hendry secara maksimal dapat membantu verifikasi media-media yang dikelola para anggota PWI.
Begitu pula dengan mengakomodir sebanyak mungkin penyelenggaraan uji kompetensi wartawan (UKW) yang dibiayai pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) oleh Lembaga Uji PWI.
“Bagi saya membantu media teman PWI menjadi terverifikasi adalah wujud tanggungjawab moral walau tidak menjadi pengurus. Begitu pula usulan UKW Dewan Pers oleh PWI yang selalui mendapat jatah paling banyak sesuai fakta bahwa anggota PWI paling banyak dibanding konstituen Dewan Pers lainnya,” bebernya.
Kedua, lanjut Hendry, tidak bisa bekerja dengan orang-orang yang telah memfitnah dirinya dengan tuduhan penggelapan dalam jabatan dan korupsi yang telah dinyatakan Polda Metro Jaya tidak terbukti dengan Surat Penghentian Penyelidikan pada tanggal 4 Juni 2025.
“Tapi mereka malah tidak pernah secara terbuka minta maaf bahwa mereka keliru. Saya difitnah, dizalimi, melakukan korupsi dan menyalahgunakan jabatan, selama setahun lebih dengan pemberitaan secara masif dan sistematis. Itu kejam dan jahat sekali. Sakit hati itu akan tersimpan terus,” kecam Hendry.
Dilanjutkan Hendry, “Terbukti tuduhan mereka tidak benar. Mereka tidak pernah minta maaf kepada saya. Tidak mengakui bahwa mereka salah, keliru, setelah menghakimi sekian lama. Bagaimana mungkin saya berada di satu kepengurusan dengan mereka.”
Dia sendiri berharap upaya pendongkelan dirinya dari jabatan Ketua Umum PWI Pusat yang secara sistematis dilakukan Dewan Penasehat, Dewan Kehormatan, dan Oknum Pengurus PWI Pusat, tidak terulang lagi.
Peristiwa tersebut membuat program kerja PWI berhenti dan reputasi organisasi rusak di mata masyarakat. “Biarlah saya yang terakhir mengalaminya. Kalau berambisi menjadi Ketua Umum PWI Pusat gunakan cara-cara yang sehat, sesuai PD PRT PWI,” sindirnya.
“Karena itu saya mendukung Ahmad Munir menjalankan tugasnya sampai selesai di 2030. Insya Allah dan semoga PWI maju dan dapat menjalankan fungsinya sebagai organisasi wartawan, tidak hanya tertua dan terbesar, tapi juga yang terbaik,” demikian Hendry yang wartawan Harian Kompas selama 34 tahun. (hms/smr)