Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi menyatakan, respons pemerintah daerah terhadap program transmigrasi sangat positif. Sejumlah kabupadan di Indonesia, seperti di Sulawesi dan Sumatra membutuhkan transmigran.
Semarak.co – Viva Yoga menegaskan, antusias berbagai kabupaten di Indonesia tersebut menunjukan transmigrasi bukan ancaman terhadap keberadaan masyarakat (suku) lokal dalam berbagai sendi kehidupan.
“Hadirnya transmigrasi justru untuk menjaga warisan leluhur, keragaman sosial, budaya, adat, dan melindungi serta melestarikan lingkungan hidup. Semua dalam satu kesatuan sistem kehidupan yang kita jaga dalam transmigrasi,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup ForWaTrans, Kamis malam (14/8/2025).
Dia menyatakan, transmigrasi saat ini memiliki paradigma baru. Dulu bersifat top down dan sentralistik namun sekarang bottom up dan desentralisasi. “Sekarang pemerintah daerah yang menentukan ada tidaknya transmigrasi”, ujarnya.
Pemerintah daerah yang membutuhkan transmigran bisa mengajukan kepada Kementerian Transmigrasi, untuk kemudian diverifikasi. “Membutuhkan transmigran yang akan mengelola sawah, pesisir, perkebunan, pertambangan, atau pariwisata. Berapa persen transmigran lokal yang dibutuhkan dan berapa persen transmigran dari luar yang diperlukan,” jelasnya.
Kemudian lahan yang disediakan harus clean and clear, tidak boleh tumpang tindih status tanahnya dengan pihak lain. Dengan verifikasi inilah, Viva Yoga menegaskan transmigrasi bukan ancaman bagi masyarakat lokal.
Viva Yoga berpesan kepada para transmigran dan warga lokal untuk terus menjaga komunikasi dengan toko adat, agama, dan pemeirntah daerah. “Bila ada masalah bisa langsung berkomunikasi dengan pemerintah daerah atau Kementerian Transmigrasi,” ucapnya.
Didorong para transmigran terus bekerja agar dapat mengubah hidup menjadi sejahtera serta dapat menciptakan kawasan transmigrasi sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru yang mandiri dan terpadu. (hms/smr)
