Kemenkraf Dukung Film Rangga & Cinta Tembus Pasar Global

Wamenkraf Irene Umar menerima audiensi Miles Film membahas pengembangan aktivasi kolaborasi dan pendistribusian film Indonesia.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenkraf) Irene Umar menerima audiensi Miles Film membahas pengembangan aktivasi kolaborasi dan pendistribusian film Indonesia seperti Rangga & Cinta supaya bisa menembus tayang ke layar global.

Semarak.co – Irene menyatakan, Kemenkraf akan mengkaji indikator pendistribusian film ke negara lain dengan memahami preferensi dan potensi dari konten produksi film serta aktivasi promosi film tersebut.

Bacaan Lainnya

“Kami akan mendukung Film Rangga & Cinta dengan bentuk kolaborasi bersama berbagai pihak untuk merancang promosi film yang kreatif. Kami ingin memperluas jaringan distribusi film, baik di dalam maupun luar negeri,” ucapnya, dirilis humas Kemenekraf usai acara melalui WAGroup Kemenekraf Siaran Pers, Rabu (16/7/2025).

Irene menilai perlu ada upaya strategi menjangkau layar lokal terlebih dahulu dalam jalur menghidupkan koridor ekonomi kreatif Jakarta dari Blok M sampai Kota Tua. Irene menambahkan salah satu pendekatan atau aktivasi kolaborasi bisa dilakukan dengan InJourney.

Salah satu subsektor ekonomi kreatif seperti film harus terus berjalan dan terjaga ekosistemnya. Maka, suatu karya film harus bisa menjadi Intellectual Property (IP) yang harus diperhatikan aspek keuangan, strategi distribusi, dan aktivasi kolaborasi dengan berbagai lembaga maupun jenama.

Miles Film dikenal sebagai pelopor kebangkitan perfilman Indonesia dengan merilis Petualangan Sherina (2000) dan Ada Apa Dengan Cinta (2002) yang menandai kembalinya drama remaja di industri film Indonesia.

Selama lebih dari dua dekade, Miles Film telah menghasilkan berbagai macam format film seperti art house, dokumenter, film pendek, film panjang, yang biasanya menjadi box office untuk layar film nasional.

Salah satu IP film unggulan Miles Film yaitu Ada Apa Dengan Cinta (2002) yang meraih 2,7 juta penonton dan Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016) yang meraih 3,7 juta penonton. Jumlah penonton tertinggi diraih untuk film Laskar Pelangi (2008) yang mencapai lebih dari 4,7 juta penonton.

Produser Miles Films Mira Lesmana, menilai keberadaan Kemenkraf menjadi harapan bagi industri kreatif khususnya subsektor film untuk mendorong para sineas perfilman nasional terus berkarya dan karya filmnya memiliki jalur distribusi yang lebih luas.

“Film yang dibuat di Indonesia, terutama yang bisa menggambarkan kehidupan manusia Indonesia biasanya memperlihatkan seperti apa Indonesia secara kultur dan harusnya bisa diperlihatkan ke dunia internasional,” ujar Mira Lesmana.

“Tentu untuk distribusi film bisa melalui beberapa channel, salah satunya dengan memutar film-film Indonesia di festival-festival luar negeri sehingga market kita bisa terbuka lebih jauh lagi,” sambungnya.

Sebagai pembina Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Mira Lesmana juga meyakini peran Kemenkraf penting untuk mendukung dari sisi kreator supaya terus bisa kreatif, produktif, dan menjadikan karya-karya film sebagai IP yang kuat sehingga membantu dari sisi ekonomi.

“IP Ada Apa Dengan Cinta sangat besar dan sudah melakukan beberapa eksplorasi melalui film terbaru yang bakal dirilis, Rangga & Cinta. Tak hanya ceritanya, ikonik dari para pemeran, kumpulan puisi, dan lagu-lagu dalam film akan lebih kental untuk merayakan kisah AADC,” jelasnya. (hms/smr)

 

Pos terkait