Ketimpangan antarwilayah merupakan salah satu tantangan pembangunan terpenting di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi selama dua dekade terakhir terkonsentrasi di kawasan barat Indonesia, menyumbang sekitar 80% dari produk domestik bruto. Sebagai upaya konkret dalam mengimpun gagasan dan inovasi untuk mengatasi disparitas regional tersebut, Kementerian PPN/Bappenas menggelar media briefing di Jakarta, Senin (7/5).
Media briefing untuk mengajak dan mengimbau para mahasiswa, peneliti, akademisi, pakar pembangunan, pengambil kebijakan, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk ikut serta dalam ajang Call for Papers Indonesia Development Forum (IDF) 2018.
IDF 2018 merupakan upaya bersama yang digagas oleh Kementerian PPN/Bappenas dan didukung oleh Pemerintah Australia melalui Knowledge Sector Initiative (KSI) dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga kesinambungan kebijakan pembangunan yang berbasiskan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan fakta untuk mengurangi disparitas regional. IDF 2018 yang akan dilaksanakan pada 10-11 Juli 2018 akan dihadiri para pemimpin dari pemerintahan, masyarakat sipil, akademisi, dan sektor swasta.
“IDF 2018 bertujuan untuk mendorong dialog terbuka mengenai penelitian dan bukti terkait berbagai permasalahan pembangunan prioritas dan pilihan kebijakan untuk mengatasinya, menggali pendapat dan wawasan para ahli dan praktisi, menyoroti praktik-praktik pembangunan yang berhasil dari Indonesia dan dunia internasional, serta menampilkan pendekatan baru dan inovatif untuk mengatasi tantangan pembangunan,” ujar Rudy Soeprihadi Prawiradinata, Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas ketika jadi pembicara.
Untuk itu, kata Rudy, mengatasi ketimpangan regional antarwilayah barat dan timur merupakan prioritas pemerintah Indonesia. Salah satu amanat utama agenda Nawa Cita Presiden Joko Widodo adalah membangun Indonesia dari timur.
Strategi ini mencakup investasi besar di bidang infrastruktur untuk memperbaiki transportasi dan konektivitas, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan di luar Pulau Jawa, serta upaya untuk mempercepat pengembangan kawasan perbatasan, kepulauan terluar, dan daerah tertinggal agar pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan mampu menghasilkan pengentasan kemiskinan yang signifikan dan terdistribusi secara lebih merata, terutama untuk kawasan timur Indonesia yang juga kaya sumber daya alam.
Sesuai tema IDF 2018 yaitu yaitu ‘Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago’, partisipan Call for Papers IDF 2018 diharapkan mampu membuat makalah berisi gagasan terbaik untuk memecahkan masalah disparitas di berbagai daerah di nusantara.
Pilihan Subtema
Dengan tema utama tersebut, IDF 2018 mempunyai 7 subtema yang akan menjadi topik kunci forum serta ide makalah yang diajukan. Subtema tersebut adalah: (1) Pengembangan Pusat Pertumbuhan: Tantangan & Praktik Baik; (2) Upaya Mengurangi Kesenjangan Daerah Tertinggal dan Perbatasan; (3) Perbaikan Pelayanan Dasar untuk Mengurangi Kesenjangan Wilayah; (4) Memanfaatkan Potensi Ekonomi Digital untuk Mendorong Pembangunan Daerah; (5) Penguatan Konektivitas Indonesia sebagai Negara Kepulauan; (6) Inovasi dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah; (7) Pengoptimalan Sumber Pendanaan Pembangunan.
“Kami percaya bahwa banyak sekali gagasan yang inovatif dan membangun untuk mengatasi masalah disparitas di Indonesia. Maka dari itu, kami ingin mengundang para ahli, akademisi dan masyarakat sipil untuk memberikan gagasan dan terobosan terbaru yang nantinya dapat menjadi masukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024,” ujar Rudy.
Pengajuan abstrak Call for Papers IDF 2018 diterima tim IDF 2018 hingga 19 Mei 2018. Makalah yang terpilih akan dipresentasikan pada IDF 2018 serta akan dipublikasikan dalam jurnal yang terdaftar di ISBN/ISSN. Semua makalah yang dipresentasikan di IDF 2018 juga akan dipublikasikan dalam Jurnal Perencanaan Pembangunan Indonesia.
Sebelumnya, pada IDF 2017, terdapat 500 makalah yang diajukan untuk membahas tema forum pada saat itu, yaitu ‘Fighting Inequality for Better Growth’ dan terpilih 44 makalah untuk dipresentasikan dalam forum bertaraf internasional ini. Calon partisipan dapat mengakses pranala _https://indonesiadevelopmentforum.com/2018_ untuk memperoleh informasi lengkap mengenai Call for Papers IDF 2018. (lin)