Wamenkraf Irene Apresiasi Film Cyberbullying, Dukung Ruang Digital yang Sehat

Wamenekraf Irene Umar bersama Wamen PPPA Veronica Tan, Wamendukbangga/WakaBKKBN Isyana Bagus Oka Sarasvati, dan Wamen PU Diana Kusumastuti apresiasi film Cyberbullying dukung ruang digital yang sehat.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menghadiri pemutaran khusus film Cyberbullying di CGV Grand Indonesia. Dia menyebut film itu sebagai momen reflektif dalam merespons isu kekerasan digital terhadap anak-anak dan remaja.

Semarak.co – Irene juga mengapresiasi film ini sebagai karya yang tidak hanya menyentuh tetapi juga relevan. Wamen Ekraf Irene menilai karya ini penting untuk membangun kesadaran publik.

Bacaan Lainnya

Cyberbullying is real dan harus kita hadapi bersama. Kalau sudah terjadi, kita harus tahu what to do next. Film ini mengajarkan proses healing yang benar, bukan sekadar liburan, tapi ada teknik dan pendekatan yang dalam,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup kemenekraf siaran Pers, Senin (7/7/2025).

Irene menyatakan, film ini menyampaikan pesan tentang empati, keberanian, dan literasi digital secara kuat dan menyentuh. Karya seperti ini penting karena bisa mengedukasi sekaligus menggerakkan publik. Selain itu,  sejalan dengan visi Kemenkraf.

Irene menambahkan, Kemenkraf terus mendorong penguatan ekosistem perfilman nasional yang merupakan sektor strategis dalam ekonomi kreatif. Upaya ini dilakukan melalui peran aktif sebagai jembatan antara sineas dan mitra strategis.

“Harapannya, semakin banyak sineas dan rumah produksi yang mampu menghadirkan karya berkualitas, memperkuat industri, dan membawa cerita Indonesia ke panggung dunia. Untuk itu, kolaborasi adalah kunci,” tambah Irene.

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA) Veronica Tan menegaskan, isu cyberbullying adalah tanggung jawab kolektif. Dia mengatakan semua pihak mulai dari rumah hingga negara harus bisa memastikan lingkungan sehat bagi generasi muda.

Cyberbullying bukan hanya urusan guru atau orang tua, tapi tanggung jawab bersama. Yang paling penting adalah membangun ketahanan diri anak sejak dini dan memastikan proses pemulihan berjalan dengan dukungan semua pihak,” ujar Veronica Tan.

Film Cyberbullying bercerita tentang Neira Kanjera (13), siswi SMP berprestasi yang hidupnya berubah drastis akibat video viral yang menuduhnya melakukan hal tak pantas. Hujatan publik membuat Neira terpuruk, hingga dipindahkan ke rumah kakeknya di pinggiran kota.

Di sana, Neira perlahan bangkit dengan membentuk komunitas kecil dan belajar kembali percaya pada dirinya sendiri hingga akhirnya berani menghadapi masa lalunya. Film ini menjadi pengingat pentingnya membangun ketahanan psikologis generasi muda, serta menciptakan ruang digital yang lebih empatik. (hms/smr)

Pos terkait