PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) berhasil menyalurkan KUR (kredit usaha rakyat) senilai Rp22,3 triliun kepada lebih dari 1,1 juta debitur sepanjang triwulan I-2018. Pencapaian ini tercatat setara 28,1% dari target penyaluran KUR yang di breakdown Pemerintah kepada BRI di 2018, sebesar Rp79,7 triliun.
Direktur utama (Dirut) BRI Suprajarto mengatakan, sebesar 40% KUR produktif yang menjadi kontribusi kinerja keuangan tidak sekadar alamiah pertumbuhannya, tapi membuat juga beberapa program seperti korporisasi petani. Di mana petani menjadi skala ekonomi tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan dari nontunai.
“Misalnya, kami memberi fasilitas traktor, pelatihan packaging untuk bungkus beras. Karena bungkus beras dari plastik biasa dengan hasil packaging yang bagus, itu membuat harga beras jadi lebih punya nilai lebih. Jadi ini yang BRI kembangkan daripada sekadar pemberian kredit. Begitu juga program kartu tani yang ternyata antusiasme petani cukup besar. Walau pun, produk ini bertujuan database bagi BRI, tapi sekaligus BRI bisa mengikuti perkembangan kesejahteraan si petani,” ujar Suprajarto pada pemaparan kinerja keuangan Bank BRI periode Triwulan I-2018 di gedung BRI, kawasan Soedirman, Jakarta Selatan, (3/5).
Semua itu, lanjut Suprajarto, tidak hanya untuk beras, tapi di daerah lain berlaku untuk bawang di Brebes, Jawa Tengah, atau coklat dan kopi. “Kami memfasilitasi mesin produksi dalam rangka pengembangan bisnis petani selain kredit langsung atau berupa uang,” ujarnya.
BRI, lanjut dia, beserta entitas perusahan anak kembali sukses mempertahankan pertumbuhan kinerja positif yang berkelanjutan di awal 2018. Di mana perbankan pelat merah ini mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,42 triliun. Atau tumbuh 11,4 persen year on year (yoy).
“Ssalah satu penopang utama laba BRI tersebut adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit di atas rata rata industri perbankan Indonesia. Pada triwulan I-2018, secara konsolidasi BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp757,68 triliun. Atau naik sebesar 11,2 persen dibanding periode triwulan pertama 2017 sebesar Rp681,27 triliun. “Pencapaian tersebut diatas tingkat pertumbuhan kredit Perbankan Nasional pada Maret 2018 yang tercatat 8,5 persen,” urainya didampingi seluruh direksi bank yang core bisnis di kredit rakyat.
Kredit Tumbuh Dua Digit
BRI, lanjut Suprajarto, mampu meningkatkan portofolio pembiayaan ke segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dimana penyaluran kredit ke segmen UMKM tercatat senilai Rp 584,7 triliun. Atau 77,2 persen dari keseluruhan portofolio kredit BRI. Pada periode sama tahun lalu, portofolio penyaluran kredit BRI ke segmen UMKM tercatat 74,4 persen. “Ini merupakan bukti nyata komitmen Bank BRI untuk pemberdayaan UMKM di Indonesia sehingga meningkatkan sektor riil,” ujarnya didampingi seluruh direksi.
Penyaluran kredit yang tumbuh dua digit mampu diimbangi BRI dengan tetap menjaga kualitas kredit. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah, NPL Gross BRI, yang tercatat sebesar 2,46 persen. NPL BRI tercatat lebih kecil daripada NPL industri, dimana NPL industri perbankan di Indonesia tercatat 2,75 persen pada Maret 2018.
Di sisi lain, lanjut dia, BRI juga meningkatkan NPL Coverage. Dari semula sebesar 172,38 persen pada triwulan I-2017 menjadi 174,81 persen pada periode triwulan I-2018. “Ini mengindikasikan BRI konservatif memandang risiko yang akan datang, sekaligus untuk menjaga tingkat sustainabilitas dan profitabilitas ke depannya,” ujarnya.
Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI berhasil tumbuh sebesar 12,7 persen ke posisi Rp 827,1 triliun rupiah di triwulan I-2018 dari posisi Rp 734 triliun di triwulan I-2017. Tingkat pertumbuhan tersebut jauh di atas tingkat pertumbuhan DPK Nasional Maret 2018, sebesar 7,7 persen. Selaras dengan peningkatan DPK, BRI mampu meningkatkan dana murah (CASA), menjadi 55,87 persen di triwulan I-2018 dari sebelumnya 55,17% pada periode sama tahun lalu.
“Dengan kinerja yang cukup kuat tersebut kami optimistis mampu tumbuh secara berkelanjutan dengan tetap fokus terhadap pemberdayaan UMKM, mendorong literasi dan inklusi keuangan ke seluruh penjuru negeri serta menjalankan fungsi sebagai agent of development,” pungkasnya. (lin)