Kementerian PU Tekankan Pentingnya Infrastruktur SDA untuk Ketahanan Pangan Nasional

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menegaskan, air merupakan fondasi utama mewujudkan swasembada pangan.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menegaskan, air merupakan fondasi utama mewujudkan swasembada pangan. Oleh karena itu, pembangunan dan pengelolaan sumber daya air menjadi pilar penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Semarak.co – Menteri PU Dody Hanggodo menekankan pentingnya infrastruktur sumber daya air mendukung ketahanan pangan nasional. Dia mengingatkan pentingnya pembangunan infrastruktur sumber daya air yang kokoh untuk menghadapi urbanisasi dan perubahan iklim.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dalam Webinar “Air untuk Negeri” yang digelar Kementerian PU secara daring, Senin (16/6), menggambarkan pentingnya air, dan butuh tanggung jawab besar soal air dan sanitasi, serta menjaga kelestarian alam.

“Saya mengajak seluruh masyarakat indonesia menjaga air sebagai warisan bersama yang harus dijaga dan dikelola secara bersama,” ujar Hanif, dirilis humas usai acara melalui WAGroup MITRA KEMENTERIAN PU, Senin malam (16/6/2025).

Hal senada disampaikan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Lilik Retno Cahyadiningsih yang hadir mewakili Menteri PU. “Dalam konteks pembangunan, air adalah tulang punggung swasembada pangan. Maka, pengelolaannya harus menjadi prioritas nasional,” ujar Lilik.

Lilik mengingatkan, Indonesia menghadapi sejumlah tantangan serius di antaranya ketimpangan distribusi air, dampak perubahan iklim, degradasi sumber daya air dan konflik pemanfaatan antar sektor.

Hal ini mengingat ketahanan air dan pangan tidak mungkin tercapai tanpa intervensi negara. maka, penyediaan air bagi irigasi pertanian rakyat dan konsumsi dasar harus kita prioritaskan bersama.

Dalam rangka mewujudkan swasembada pangan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita, saat ini Kementerian PU tengah melakukan optimasi lahan pertanian seluas 665.485 ha di 14 provinsi serta penguatan jaringan irigasi yang akan mendukung musim tanam kedua.

“Kami menargetkan hingga 2029, persentase sawah fungsional beririgasi naik menjadi 62,37%, layanan irigasi berbasis waduk 16,57% dan efisiensi pemanfaatan air mencapai 0,43 USD/m³,”jelas Lilik.

Lilik juga menegaskan untuk mewujudkan diperlukan kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan Integrated Water Resources Management (IWRM). Kolaborasi pentahelix antara pemerintah, akademisi, petani, sektor swasta, dan masyarakat sipil adalah kunci untuk menjaga keseimbangan.

Sementara, Sekretaris Kemenko Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan Ayodhia Kalake berharap webinar ini dapat menjadi ajang diskusi yang melahirkan langkah konkret menuju tata kelola air yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (hms/smr)

Pos terkait