Bupati Polewali Mandar Samsul Mahmud mengapresiasi hadirnya Rumah Randa (Ruang Mandiri dan Bahagia Bersama Ibu Randa untuk Lansia Desa). Dia menyebut hal tersebut sebagai simbol perubahan cara pandang terhadap lansia.
Semarak.co – Rumah Randa adalah simbol cinta dan keberdayaan bagi warga lansia Desa Katumbangan Polewali Mandar. Di balik gagasan ini berdiri sosok perempuan tangguh, Kepala Desa Katumbangan, Nuranda Tato, yang oleh masyarakat akrab dipanggil Ibu Randa.
“Rumah Randa bukan sekadar tempat singgah. Ini adalah bukti bahwa para lansia masih bisa dan layak untuk berkarya, berdaya, dan berkontribusi bagi desa dan daerah,” ujar Samsul, dirilis humas usai acara melalui WAGroup jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Jumat (30/5/2025).
Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat Rezki Murwanto, turut hadir beserta sejumlah perwakilan OPD terkait, Rektor Institut Hasan Sulur beserta ratusan lansia dan tokoh masyarakat setempat.
Rezky Murwanto memberikan dukungan terhadap program ini dan menyebut RUMAH RANDA sebagai model program ramah lansia yang bisa direplikasi di daerah lain dan diintegrasikan dengan berbagai program lansia yang ada.
Senada dengan itu, Ibu Randa menekankan bahwa lansia jangan dianggap beban, serta mangajak semua pihak untuk berkolaborasi. Selama ini ia menggagas pendekatan integrasi antara desa, akademisi, masyarakat dan dukungan Program Lansia Berdaya (SIDAYA) dan Program Bina Keluarga Lansia (BKL).
“Lansia bukan beban. Rumah Randa adalah ruang kami menjaga martabat, kesehatan, dan produktivitas mereka, berbasis data yang valid melalui SIDAYA dan BKL, agar layanan benar-benar tepat sasaran,” tutur Randa.
Setidaknya 140 lansia produktif telah aktif terlibat dalam program ini, yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian para lansia. Juga untuk mendukung tujuan RPJMD Polewali Mandar dalam memperpanjang angka harapan hidup masyarakat lanjut usia.
Melalui Rumah Randa akan ada berbagai kegiatan yang menyentuh sisi fisik, mental, spiritual, dan ekonomi para lansia. Setiap minggu, mereka mengikuti Pojok Bahagia Lansia, kegiatan seni dan membaca ringan. Ada pula Senam dan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK).
Tak ketinggalan, Bazar Lansia Produktif menjadi ajang bagi mereka untuk memasarkan hasil karya, dari kue tradisional hingga kerajinan tangan. Sementara Majelis Jiwa Raga dan terapi zikir memberi kesejukan jiwa dan rasa tenang yang langka mereka temui di masa tua. (hms/smr)